Negara Ini Menjalankan Puasa dalam Waktu Singkat, Tapi Ternyata Ini Tantangan yang Harus Dihadapi!
Meski terlihat singkat, ternyata ada juga faktor godaan ketika menjalankan puasa di negara yang minoritas muslim.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Umumnya negara-negara dengan durasi puasa singkat mayoritas penduduknya adalah non muslim.
Nah, sisi ini bisa dibilang tidak enaknya. Bisa dibayangkan jika puasa tapi sekeliling kita orang-orang makan dengan bebasnya.
Tentu tidak mudah berpuasa dengan situasi semacam ini. Belum lagi anggapan aneh dari orang sekitar.
Berbeda dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim.
Ketika bulan puasa datang maka semua akan menyesuaikan.
Adanya kebijakan pemerintah lokal mempengaruhi puasa
Karena rata-rata negara yang memiliki durasi berpuasa lebih singkat mayoritas merupakan non-muslim, terkadang kebijakan pemerintahnya bisa saja berbenturan dengan umat Islam yang tengah berpuasa.
Salah satu contohnya adalah Tiongkok, yang tetap memerintahkan restoran untuk tetap buka meski ada umat Islam setempat yang tengah berpuasa.
Tapi biasanya negara-negara yang sudah mengakui eksistensi muslim di dalamnya akan memberikan ruang, sehingga penduduk Islam di sana bisa melakukan ibadah dengan nyaman.
Semua sudah ada takarannya masing-masing, mau berpuasa di negara berdurasi singkat atau pun panjang.
Poin penting dari kegiatan puasa ini memang adalah bagaimana kita menahan semua hal yang bisa membatalkan. Termasuk hal-hal non teknis puasa, seperti lingkungan dan kondisi geografis.
Apa pun itu, semoga puasa kita lancar sampai hari penghujung nanti ya.