Jejak Djoko Santoso, Puncak Karir di Era SBY, Mantan Panglima TNI Juga Sosok Dibalik Sukses Prabowo
Semasa hidupnya, nama Djoko Santoso sudah tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Bukan hanya menjadi petinggi TNI
SRIPOKU.COM -Dia meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta Pusat.
Semasa hidupnya, nama Djoko Santoso sudah tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Bukan hanya menjadi petinggi TNI, ia juga sempat berkiprah di panggung perpolitikan Tanah Air.
• KAPOLSEK Gunung Megang Pimpin Tim Trabazz Tangkap Tiga Pelaku Pencurian Pipa Pertamina
• HARI Ini Sebanyak 49 Warga Palembang Terjaring Razia Masker, Dibawa ke Gedung PGRI untuk Dikarantina
• PRIA Ini Kira Polisi Lupa dan tak Sangka Dijemput Paksa di Rumahnya, 11 Bulan Sembunyi Jadi Buronan
Panggung Politik
Djoko Santoso ini merupakan teman karib Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Pada pilpres 2019 lalu, Djoko Santoso didapuk menjadi Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Pada saat itulah ia baru memulai karir politik di Partai Gerindra sejak tahun 2015.
Sebelum meninggal, diketahui Prabowo sendiri sempat menjenguk Djoko yang dirawat di rumah sakit.
Anggota Partai Gerindra berbelasungkawa atas meninggalnya Djoko tak terkecuali bagi Prabowo Subianto.
Karier Militer
Djoko Santoso memiliki rekam jejak panjang di dunia militer.
Djoko Santoso sendiri lahir di Solo pada 8 September 1952 dan mengawali karier militer usai lulus dari pendidikan Akademi Militer (Akmil) di Magelang tahun 1975.
Selama hidup ia pernah menduduki beberapa jabatan di militer yakni sebagai Wakil Asisten Sosial Politik untuk Kaster sekaligus Kasospol ABRI pada 1998.
Ia juga pernah menjabat sebagai Pangdam XVI/Pattimura, serta Pangdam jaya. Pada 2003 ia menjadi wakil Kepala Staf TNI Angkatan darat.
Selanjutnya, Djoko menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada 2005.
Pada 2007, Djoko kemudian menjabat sebagai Panglima TNI menggantikan Djoko Suyanto.
Selama menjadi anggota TNI, Djoko pernah ikut dalam beberapa tugas negara. Di antaranya yakni Operasi Seroja pada 1976, 1981 dan 1988.
Adapun untuk penugasan luar negeri ia pernah ditugaskan ke Malaysia (1990), Australia (1990), Singapura (1991), China (1994), Amerika Serikat (2006), Vietnam (2006), India (2007), Pakistan (2007), Kamboja (2007).
Djoko Santoso diketahui juga pernah mendapatkan pula beberapa bintang jasa seperti Bintang Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Pingat Jasa Gemilang, Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama, Bintang Jalasena Utama, dan Medali Sahametrei Tingkat Theoupdin.
Dunia Olahraga
Tidak hanya militer dan politik, nama Djoko Santoso juga menggema di dunia olahraga.
Ia pernah terpilih menjadi Ketua Umum PB PBSI periode 2008-2012 secara aklamasi.
Djoko terpilih secara aklamasi setelah menjadi calon tunggal yang didukung sepenuhnya oleh 32 Pengda yang hadir dalam Munas.
Djoko terpilih setelah memberikan surat pernyataan secara resmi yang menyatakan kesediaannya dicalonkan menjadi ketua umum.