Virus Corona di Sumsel

Di Tengah Pandemi Corona, Penjual Lemang Bambu di Linggau Ini Tetap Produksi Demi Sambung Hidup

Wajah memerah akibat panasnya api tungku pemanggangan lemang bambu membuat Bustomi (51) sesekali menutup mukanya.

Editor: Refly Permana
tribunsumsel.com/eko
Bustomi saat sedang memegang lemang bambu dirumahnya RT 01, Kelurahan Karya Bakti, Kecamatan Lubuklinggau Timur II ini pada Tribunsumsel.com, Rabu (6/5/2020). 

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU - Wajah memerah akibat panasnya api tungku pemanggangan lemang bambu membuat Bustomi (51) sesekali menutup mukanya.

Panasnya api pemanggangan sampai-sampai Bustomi melepaskan bajunya karena tak tahan menahan panas.

Tangannya begitu terampil membolak-balikan satu per satu lemang bambu.

Lewat Sepucuk Surat, Ortu Bayi 4 Bulan yang Sembuh dari Covid-19 Kirim Pesan untuk Tenaga Medis RSMH

Walaupun permintaan lemang bambu pada bulan Ramadan 1441 H tahun ini menurun drastis akibat dampak pandemi Covid-19 atau Virus Corona tampak tidak  menyurutkan semangatnya.

Bustomi mengaku tidak ada pilihan lain. Mau tak mau harus tetap berjualan lemang bambu demi untuk menyambung hidup keluarganya.

"Walau pun agak jauh turun tapi karena hanya inilah pencarian kita, alhamdulillah masih bisa makan" ungkap warga RT 01, Kelurahan Karya Bakti, Kecamatan Lubuklinggau Timur II ini pada Tribunsumsel.com, Rabu (6/5/2020).

Setelah selesai dipanggang, lemang bambu tersebut akan langsung diantarnya ke para pelanggan yang telah memesan dan dijualnya di Pasar Inpres Kota Lubuklinggau.

"Sekarang dalam sehari kita hanya mampu jual 100-150 lemang bambu, beda dengan tahun lalu dalam sehari bisa mencapai 200 -250 lemang bambu," paparnya.

Sedikitny yang beli lantaran situasi kondisi pandemi Covid-19 pasar beduk ditiadakan tahun ini, ditambah masyarakat yang membeli sangat sedikit.

Puluhan Pemuda Tanggung di Lubuklinggau Kocar-Kacir Dikejar Polisi, Diduga Akan Lakukan Balap Liar

Yang ia syukuri, lemang bambu miliknya sudah banyak dikenal oleh para pelanggan, termasuk masyarakat etnis Tionghoa juga banyak memesan dengannya.

"Satu lemang harganya Rp 15 ribu, sama saja baik untuk rasa lemang original atau rasa gurih, lemang gula merah (lemang manis), dan lemang pisang," terangnya.

Ia pun menjamin, lemang buatannya berbeda bila dibanding dengan lemang-lemang lainnya, karena teksturnya garing, serta dapat bertahan hingga dua hari.

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved