Detik-detik Najwa Shihab Minta Maaf ke Presiden, Jokowi Tantang Balik Pertanyaan Dicurigai Soal Data

Setelah blak-blakan membongkar masalah dihadapan Presiden Jokowi, Najwa Shihab langsung meminta maaf.

Editor: Fadhila Rahma
Kolase twitter Najwa Shihab
Presiden Jokowi dan Najwa Shihab. 

SRIPOKU.COM -Inilah detik-detik Najwa Shihab minta maaf di Mata Najwa setelah beber masalah ke Presiden, Jokowi: jangan memperkeruh suasana.

Presenter Mata Najwa, Najwa Shihab tampak berani membongkar masalah Indonesia yang tengah menghadapi Virus Corona.

Tak tanggung-tanggung, berbagai masalah dalam penanganan Virus Corona di republik ini, dibeberkan Najwa Shihab di depan Presiden Jokowi.

Setelah blak-blakan membongkar masalah dihadapan Presiden Jokowi, Najwa Shihab langsung meminta maaf.

Jokowi Tantang Balik Pertanyaan Najwa Shihab, Jawab Ketus: Negara Mana yang Berhasil? Tunjukkan!

Bak Kota Mayat! Negara Ini Gagal & Menyerah, Mayat Pasien Corona Bergelimpangan Dibiarkan di Jalan

Kim jong Un Meninggal Tadi Malam Dikabarkan Media Inggris, Kondisi Pemimpin Korut Ternyata Begini

Reaksi Presiden Jokowi saat Najwa Shihab meminta maaf juga menjadi sorotan.

Pasalnya Presiden Jokowi tampak tersenyum hingga meminta agar semua pihak tak memperkeruh suasana.

Berikut ini detik-detik Najwa Shihab meminta maag saat berkesempatan mewawancara Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dalam acara Mata Najwa di Istana Merdeka pada Selasa (21/4/2020).

Presenter Najwa Shihab banyak bertanya mengenai hal-hal yang menjadi masalah di Indonesia akibat Virus Corona, termasuk transparansi data.

Mulanya, Najwa Shihab bertanya mengapa Jokowi meminta agar data Virus Corona dibuka seluas-luasnya sekarang.

Sedangkan sebelumnya, pemerintah ingin masyarakat tak panik.

"Saya ingat Bapak pada Pertengahan Bulan lalu, sempat mengatakan tidak semua informasi memang disampaikan ke publik agar tidak menimbulkan kepanikan."

"Tapi minggu lalu Bapak memerintahkan untuk membuka semua data yang diperlukan ke publik, apa yang berubah?"

"Mengapa sebelumnya Bapak mengatakan tidak perlu semua dibuka ke publik agar tidak panik, dan sekarang menyadari bahwa penting membuka itu ke publik," tanya Najwa Shihab.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa awal-awal pihaknya memang tidak ingin membuat masyarakat tidak panik.

Sehingga, Jokowi meminta agar jajarannya menyampaikan masalah Virus Corona secara hati-hati.

Jika pemerintah salah menyampaikan, dikhawatirkan masyarakat menjadi panik hingga membuat sistem kesehatan kewalahan.

"Enggak itu saya sampaikan awal-awal saat ditemukan pasien 01 pasien 02, saya menyampaikan agar hati-hati menyampaikan informasi-informasi ke lapangan agar tidak membuat masyarakat itu panik."

"Karena kalau kita panik sistem kesehatan kita enggak akan mampu menangani, semua orang berbondong-bondong ke rumah sakit, minta diperiksa minta di tes enggak akan mampu, negara manapun enggak mampu," ujar Jokowi.

Bahkan, negara-negara maju juga tak akan bisa menangani masalah Virus Corona jika semua warganya panik.

"Negara maju yang kita lihat sama karena kepanikan masyarakat, semua pengin ke rumah sakit, semua pengin dites ya sistem nasional kesehatan mereka yang sudah sangat modern pun juga roboh karena enggak mampu menangani itu itu yang kita jaga dari awal," ucap Jokowi.

Lalu, Jokowi ini mengatakan bahwa transparansi data berguna untuk melindungi warga.

"Sehingga apa yang kita sampaikan di awal-awal itu, tetapi bahwa data itu transparan itu penting supaya semua orang ngerti dan bisa menjaga dan bisa memproteksi, siapa yang terkena sehingga tindakan apa yang dilakukan," katanya.

Tranparansi data berguna untuk melakukan pencegahan penyebaran Virus Corona, termasuk berguna dalam kegiatan pelacakan.

"Tiga hal saya sampaikan sejak awal, tes uji secara masif, pelacakan yang agresif, dan isolasi yang ketat."

"Data yang transparan sangat berhubungan dengan itu tadi," kata Jokowi.

Lalu, Najwa Shihab bertanya lagi mengenai pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Namun, Najwa Shihab sempat minta maaf pada Jokowi lantaran menyinggung banyak masalah data pada sang presiden.

"Masih menyisakan masalah pak, Bapak memerintahkan untuk dibuka semua, termasuk PDP (Pasien dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pantauan)."

"Tetapi masalah terakhir Pak, maaf Pak pertanyaan saya masalah semua, karena kita sedang menghadapi masalah ini," ujar Najwa tampak canggung.

"Akan saya jelaskan," ucap Jokowi.

Melanjutkan pertanyaannya, Najwa menyinggung pernyataan IDI yang menyebut ada lebih 1.000 orang meninggal terkait kasus Virus Corona.

"Ada banyak sekali list masalah yang saya ingin tanyakan ke Bapak, IDI pak angka kematian yang disampaikan oleh pemerintah saat ini belum mengambarkan kondisi riil kasus Corona di Indonesia."

"Sesungguhnyan menurut IDI lebih seribu orang, jadi pertanyaan ini keluar setelah pernyataan Bapak supaya lebih transparan, tetapi masih terjadi kesalahpahaman, kesimpangsiuran," tanya Najwa Shihab.

Lalu, Jokowi menjelaskan lagi bahwa data yang disampaikan Pemerintah Pusat itu yang didapat dari daerah.

Jika IDI memiliki data lain, ia meminta tolong agar disampaikan langsung ke Gugus Tugas Covid-19 atau Kementerian Kesehatan.

"Ya sekali lagi kan data yang kita peroleh itu dari daerah, dari kabupaten, kota dan provinsi."

"Kalau memang ada yang memiliki data itu sampaikan saja ke Gugus Tugas, sampaikan saja ke Kemenkes, data yang seribu itu ada di mana," ujar Jokowi.

Lalu, Jokowi mengatakan memang saat ini seseorang yang memiliki gejala damam hingga batuk ketika akhirnya meninggal selalu ditangani dengan protokol Covid-19.

Padahal, belum tentu orang yang meninggal itu terinfeksi Virus Corona.

"Terkena Covid atau tidak? Karena sakit apapun ini di Rumah Sakit kalau gejalanya, gejala demam, gejala panas, gejala batuk pasti protokol kesehatannya akan membungkus yang meninggal dengan SOP Covid," ungkapnya.

Sehingga, Mantan Wali Kota Solo ini meminta sekali lagi agar sampaikan data yang dimiliki pada pihak berwenang dan bukan hanya menyampaikannya ke publik.

Ia mengimbau agar semua pihak jangan memperkeruh suasana pada saat wabah seperti ini.

"Kalau ada data sampaikan saja apa sih sulitnya? Tapi tidak disampaikan ke publik, dan memperkeruh, saya kira tidak seperti itu," ucap Jokowi.

"Posisi sekarang itu bukan posisi yang mudah, jangan memperkeruh suasana dengan hal-hal yang sebetulnya mudah."

"Sampaikan saja datanya sudah, kalau datanya bener pasti di Kementerian di Gugus Tugas akan dimasukkan dalam konsolidasi data yang ada," imbau Jokowi.

Lihat videonya mulai menit ke-3:10:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Najwa Minta Maaf karena Ungkit Banyak Masalah, Jokowi: Kalau Ada Data Sampaikan, Apa Sulitnya?, https://wow.tribunnews.com/2020/04/23/najwa-minta-maaf-karena-ungkit-banyak-masalah-jokowi-kalau-ada-data-sampaikan-apa-sulitnya?page=all.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved