Berusia 29 Tahun, Diam-diam Ternyata Aset Kekayaan Belva Devara Nyaris Mendekati Prabowo Subianto

Belva Devara CEO Ruangguru yang kini resmi mengundurkan diri sebagai Staf Khusus Presiden, kini sosoknya masih menjadi sorotan

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Instagram/@belvadevara
Belva Devara CEO Ruangguru 

SRIPOKU.COM - Sejumlah nama Staf Khusus Presiden yang dilantik oleh Presiden Jokowi pada November 2019 lalu sempat menjadi sorotan.

Pasalnya 6 orang nama anak millenial dengan singkatan Stafsus tersebut memiliki beragam prestasi yang patut diacungi jempol.

Profil hingga sosok mereka sempat berseliweran di berbagai media sebagai sambutan untuk debut mereka di dunia politik.

Namun, CEO Ruang Guru, Adamas Belva Syah Devara menyatakan mundur dari Staf Khusus Presiden Jokowi melalui surat terbukanya, Selasa (21/4/2020).

Ia mengaku memilih mengundurkan diri dari posisi Stafsus Presiden karena tak mau mengganggu konsentrasi Presiden Joko Widodo.

Setelah resmi mengundurkan diri dari staf khusus presiden, nama Belva Devara tak lantas luput daro sorotan

Diam-diam Adamas Belva Syah Devara atau Belva Devara ternyata berasal dari keluarga yang tak sembarangan.

Pemilik Ruang Guru itu memiliki harta kekayaan yang nilainya mendekati nilai harta kekayaan Prabowo Subianto Menteri Pertahanan.

Mantan Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi itu bukanlah anak pengusaha, melainkan anak PNS.

Nilai harta kekayaan Belva Devara dibahas saat Ruang Guru, startup teknologi yang berfokus pada pendidikan berbasis online menjadi sorotan publik.

PT Ruang Raya Indonesia menjadi salah satu perusahaan yang ditunjuk pemerintah sebagai mitra penyelenggara pelatihan Kartu Pra Kerja lewat Skill Academy.

CEO sekaligus founder Ruang Guru, Adamas Belva Syah Devara atau Belva Devara (29 tahun), akhirnya memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Staf Khusus Presiden Jokowi, usai keterlibatan perusahaannya di pelatihan Kartu Pra Kerja 2020.

Tak cuma mempersoalkan posisinya saat itu sebagai stafsus milenial Jokowi, banyak kalangan mempertanyakan status Ruang Guru yang merupakan perusahaan PMA asal Singapura.

Karena perusahaan asing, Ruang Guru dinilai tak layak mengelola pelatihan Kartu Pra Kerja yang menyedot anggaran hingga Rp 20 triliun dari APBN tersebut.

Sementara itu dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi ( LHKPN KPK ), Jumat (24/4/2020), Belva Devara tercatat pernah melaporkan hartanya sebagai pejabat negara pada 20 Februari 2020 atau awal saat dirinya menjabat di lingkaran Istana.

Keputusan Belva dari Stafsus Presiden Diharapkan Jadi Momentum Evaluasi Program Kartu Prakerja

Belva Devara tercatat sebagai pejabat di Unit Kerja Staf Khusus Presiden di Sekretariat Negara.

Total harta kekayaan yang dilaporkannya yakni sebesar Rp 1,3 triliun atau tepatnya Rp 1.308.449.186.319.

Harta terbesarnya tercatat berupa surat berharga dengan valuasi sebesar Rp 1.305.115.544.921, lalu harta berupa kas dan setara kas sebesar Rp 2.968.641.398, dan harta lainnya Rp 115.000.000.

Untuk harta bergerak, Belva Devara melaporkan memiliki sebuah mobil Honda HRV tahun 2014 seharga Rp 250.000.000.

Dia tercatat tak memiliki harta kekayaan tanah maupun bangunan.

Nilai harta kekayaan Belva Devara di usia jelang 30 tahun mengalahkan nilai harta kekayaan Presiden RI, Jokowi sekaligus mantan atasannya di Istana.

Berdasarkan LHKPN Jokowi yang dilaporkan saat dia menjadi Capres RI pada Pilpres 2019, total nilai harta kekayaannya hanya Rp 50.248.349.788.

Nilai harta kekayaan Belva Devara mendekati nila harta kekayaan mantan Capres RI, Prabowo Subianto yang kini menjabat Menteri Pertahanan RI.

Berdasarkan LHKPN Prabowo yang dilaporkan saat dia menjadi Capres RI pada Pilpres 2019, total nilai harta kekayaannya Rp 1.952.013.493.659.

Nilai harta kekayaan Belva Devara dan Prabowo Subianto sama-sama Rp 1 triliun lebih, namun usia mereka terpaut jauh.

Belva Devara pada saat ini berusia 29 tahun, sedangkan Prabowo Subianto 68 tahun.

Belva Devara merupakan putra dari pasangan Tri Harsono dan Murni Hercahyani.

Kedua orangtuanya adalah PNS Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP.

Ibunya menjabat Auditor Madya di Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta.

Belva Devara memiliki saudara kandung bernama Dimico Ardan Syah Rediga yang berprofesi sebagai pilot maskapai nasional Indonesia.

 Kabar Terbaru Menhub Budi Karya Sumadi Setelah Dirawat Hampir Satu Bulan Gini Kata Stafsusnya

Mundurnya Belva Devara membuat perjalanannya menjadi Staf Khusus Presiden teramat singkat, kurang dari 6 bulan.

Tercatat, Belva Devara bersama 6 orang lainnya dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi pada Kamis, (12/11/2019).

Dikutip melalui laman money.kompas.com, sebelum menjabat jadi staf khusus, pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1990 ini merupakan CEO dan Co Founder Ruang Guru, yakni startup yang bergerak di bidang pendidikan alias belajar online.

Dia membentuk perusahaan bersama sabahatnya, Iman Usman yang diplot sebagai chief product and partnership officer.

Kini, Ruang Guru memperkerjakan lebih dari 4 ribu orang pekerja.

Saat ini, jumlah guru les privat yang bergabung dalam Ruang Guru mencapai lebih dari 47 ribu orang dengan mayoritas berada di Pulau Jawa dan Bali.

Komisi dari pembayaran sebesar 20 persen tarif per jam.

Sejak berdiri pada 2014, Ruang Guru telah berhasil mendapatkan suntikan modal dari investor asing, seperti East Ventures dan Venturra Capital.

 Staf Khusus Presiden Belva Devara Mundur dari Jabatannya

Mengutip laman Linkedin, Selasa (21/4/2020), sebelum bergabung dengan Ruang Guru, ia bekerja sebagai konsultan di McKinsey & Company.

Di McKinsey, ia fokus pada transformasi sistem pendidikan dan proyek-proyek strategi kesehatan masyarakat, bekerja dengan berbagai pemerintah Asia Tenggara, LSM internasional, dan komunitas donor global.

Sebelum McKinsey, ia bekerja sebentar untuk Kantor Presiden (Unit Pengiriman Presiden / UKP4) di Indonesia dan Goldman Sachs di Singapura.

Sebelumnya, berbagai prestasi sudah ditorehkan oleh Belva Devara sejak di bangku perkuliahan.

Raihan Prestasi

Belva Devara menerima gelar ganda dari 2 universitas bergengsi di Amerika Serikat.

Gelar MPA didapat dari Harvard University dan gelar MBA didapatnya dari Stanford University.

Keduanya merupakan beasiswa penuh berbasis prestasi.

Dengan beasiswa pula, dia mampu mendapat gelar sarjana Bisnis dan Ilmu Komputer di Nanyang Technological University Singapura.

Saat itu, dia memenangkan medali emas 3 kali lipat untuk melengkapi kedua kelompoknya secara akademis selama 4 tahun di universitas.

Sebanyak 17 gelar kehormatan telah diterima Belva Devara sejauh ini.

Yang terbaru, Belva Devara masuk dalam daftar 40 Under 40 versi Majalah Prestige pada Oktober 2018 dan Asean 40 Under 40 versi Asean Advisory pada Juli 2018.

Di tahun 2017, Belva Devara juga masuk dalam daftar 30 Under 30 versi Majalah Forbes.

Karyanya diliput secara luas oleh media lokal maupun internasional.

Ia pun sukses menjadi CEO Ruangguru yang merupakan situs belajar online terbesar serta merupakan perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang berfokus pada layanan berbasis pendidikan.

 Pelantikan Rektor Universitas Tamansiswa Via Teleconference, Terharu Dihadiri Undangan Terbatas

Gaji Belva Devara sebagai Stafsus Presiden

Menduduki jabatan Stafsus Presiden membuat Belva Devara menerima gaji puluhan juta rupiah dari negara.

Meski tak bekerja penuh di Istana, mereka akan tetap mendapatkan gaji sebesar Rp 51 juta per bulan.

Aturan soal gaji itu tercantum di dalam Peraturan Presiden Nomor 144 Tahun 2015 tentang Besaran Hak Keuangan bagi Staf Khusus Presiden, Staf Khusus Wakil Presiden, Wakil Sekretaris Pribadi Presiden, Asisten dan Pembantu Asisten.

Gaji tersebut sudah termasuk gaji pokok, tunjangan kerja, dan tunjangan pajak penghasilan.

"Ya, kan mereka bekerja 1x24 jam," kata Juru Bicara Presiden yang juga Staf Khusus bidang Komunikasi Fadjroel Rachman, saat ditanya soal besarnya gaji Stafsus Presiden, Sabtu (23/11/2019).

Menurut pakar hukum tata negara, Refly Harun, keberadaan stafsus tersebut hanya akan membebani anggaran negara yang lebih besar.

"Pekerjaan mereka hanya memberikan opini dan pendapat saja. Kalau hanya itu, lebih baik Presiden dibantu ahli-ahli yang tak diikat jam kerja, cukup diikatkode etik, tidak perlu diberikan kompensasi puluhan juta," kata Refly Harun di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (24/11/2019).

Ia menilai, gaji besar yang diterima para stafsus itu tidak sebanding dengan pekerjaannya.

Selain itu, muncul kekhawatiran produktivitas mereka di masyarakat menurun lantaran bekerja sebagai Stafsus.

Setidaknya negara harus mengeluarkan Rp 357 per bulan untuk menggaji para Stasus milenial itu.

Selain Belva Devara, 6 Stafsus lainnya yakni Angkie Yudistia (pendiri Thisable Enterprise), Gracia Billy Yosaphat Membrasar (CEO Kitong Bisa, peraih beasiswa kuliah di Oxford), dan Aminuddin Ma'ruf (manta Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Ayu Kartika Dewi (Perumus Gerakan Sabang Merauke), dan Andi Taufan Garuda Putra (pendiri Lembaga Keuangan Amartha).

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved