Virus Corona di Sumsel

Usaha Katering Turun 80 Persen, Pengusaha di Palembang Beralih Jual Produk Makanan Beku

Usaha kuliner terutama katering merupakan salah satu usaha yang paling terdampak akibat adanya wabah Covid-19.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Yandi Triansyah
handout
Maisya Azzahra saat membuka bazar di salah satu acara.(dokumentasi pribadi) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Usaha kuliner terutama katering merupakan salah satu usaha yang paling terdampak akibat adanya wabah Covid-19.

Seperti yang dialami oleh pemilik usaha katering Nyai, Maisya Azzahra, dia mesti menutup katering harian untuk sementara karena permintaan pesanan turun hampir 70-80 persen saat ini.

Maisya menerangkan, pesanan acara akad dan resepsi nikah kini paling banyak diterimanya untuk 100 porsi saja.

Bahkan, pesanan hanya sekitar 30-50 porsi.

"Untuk pesanan katering nasi kotak dan hajatan masih jalan walau memang kuotanya berkurang karena tidak boleh mengadakan keramaian," kata Maisya, Minggu (19/4/2020).

Meski demikian, saat ini pesanan nasi kotak berasal dari kalangan yang ingin berbagi sedekah nasi.

Kapolda Sumsel Pergoki Kelakukan Anak Buahnya saat Tilang Pengendara, Total Ada 6 Oknum Polisi

 

Hasil Pemeriksaan Pria Kejang-kejang di Pagaralam Negatif Covid-19, Namun Nyawanya tak Tertolong

Minimal pemesanan yang didapatnya lebih dari 100 paket.

Diakui Maisya, saat kondisi sekarang malah produk makanan beku (frozen food) seperti lumpia, otak-otak, pempek, tahu bakso, bandeng presto dan produk olahan lainnya tengah laris manis diserbu konsumen.

Saban harinya Maisya menerima pesanan makanan beku berkisar antara 10-20 kilogram.

Selain menyuplai permintaan dari dalam kota Palembang, Maisya banjir pesanan produk makanan beku dari beberapa kota di Sumsel seperti Banyuasin, Prabumulih, Lahat dan Lubuklinggau.

Pelanggannya pun berasal dari Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Riau, Batam, Jambi.

Baru-baru ini juga Maisya mendapatkan pesanan dari Makassar dan Bekasi.

"Permintaan frozen food naik, kebalikannya
dari pesanan paket katering. Alhamdulillah karena usaha tidak terpuruk semua," ujar Maisya.

Sementara itu, pemilik usaha Tumpeng Mbak Tutik, Emilia Yuni Astutiningsih, mengatakan jika omzetnya justru meningkat untuk pesanan nasi kotak untuk makan siang (bento).

Untuk pesanan harian dari kalangan korporasi maupun pribadi, Emilia menjelaskan jika pesanan makan siang bersifat fluktuatif antara 60 sampai 250 boks per hari.

Cerita Warga Banyuasin Alami Gejala Stres, Setelah Pulang dari Jakarta Akibat Lama Dikarantina

 

Bebas Penjara Program Asimilasi,Pria di Banyuasin Tewas Ditusuk Tetangga, Motif Pembunuhan Terungkap

"Pesanan nasi kotak memang lebih banyak dari kalangan perorangan. Untuk tumpeng masih ada juga pesanannya. Kami sudah full boking sampai tanggak 23 April," kata Emilia.

Dia mengatakan, untuk melakukan pengiriman paket makanan kotak dia pun merasa terbantu dengan adanya fasilitas layanan pesan antar makanan dari ojek daring.

Emilia juga memastikan, paket makan siang yang dikirimkan higienis dan aman saat sampai di tangan konsumen.

"Standar karyawan kami datang ke dapur wajib ganti baju dan bekerja (memasak menu makan siang) wajib pakai masker. Makanan aman." jelasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved