Berita Sriwijaya FC
Wawancara Manajer Sriwijaya FC: Kondisi Keuangan Karena Corona Hingga Lamar Ratu Tisha Jadi Manajer
Kita sudah komunikasi dengan pemain dan rapat di tingkat manajemen, kemungkinan kita ambil 25 persen, kita tidak tega jika di bawah itu
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Hendra Kusuma
SP: Mandeknya sponsor, berarti manajemen mencarikan dana talangan untuk gaji dan operasional tim selama 3 bulan ke depan, tetapi kita tidak tahu apakah 3 bulan atau lebih, bagaimana manajemen menyikapinya?
HZ: Kami tetap komitmen Gaji pemain tetap 25 persen, saya, pak Asfan dan pak Pahri dll masih bisa, masih kuat mengatasinya, tetapi ada persoalanya ada pada DP yang belum kita bayar, janji Maret ini sekitar Rp 1,5 miliar jumlahnya dan kita sikapi, nanti kita usahakan, Rp1,5 miliar itu dipenuhi kepada pemain. Tetapi kalaupun nantinya sponsor belum masuk, tetapi kita penuhi, tetapi kita diskusikan sama pemain. Minimal kita butuh Rp750 juta untuk bayar dan kita lihat pemain mana yang paling butuh, meski kita tahu semua pasti butuh, tetapi kita cari solusinya. Tinggal bagaimana kita menyikapi itu, Insya Allah kita niat baik mudah-mudahan diberikan jalan, DP itu yang menjadi beban, termasuk Rp1,5 miliar, kalau gaji bisa atasi.
SP: Terkait dana sharing apakah dibayar atau belum, itukan lebih dari cukup, kalau dipenuhi mencukupi sekitar 2 bulan dan tambah sedikit?
HZ: Lumayan kalau PSSI carikan misal di termin pertama,kalau bayar utang, DP selesai, gaji pemain sampai habis corona juga bisa selesai, tetapi tak mungkin PSSI sama dengan kita, karena sponsor juga pasti tertahan dan dipending dan kita sebagai klub juga memaklumi itu.
SP:Ada pertanyaan dari fans, mengapa Sriwijaya FC ngebet ingin menjadi Ratu Tisha sebagai manajer Sriwijaya FC?
HZ:Ratu Tisha itu itu emas, dia luar biasa dari sisi SDM-nya, jadi kalau dia dapat di kita (jadi manajer SFC), keuntungan pertama, mendapatkan jaringan luar biasa, terutama sponsor, karena dia mantan Sekjen PSSI, pergaulannya nasional dan internasional, mengerti sepakbola, bagaimana menjadikan sebuah tim yang kuat, paling penting, bagaimana dia menbantu kita, dari sisi pemain usia dini. Karena beliau memiliki konsep yang bagus untuk pembinaan usia dini, Kemudian dari sisi entertainmen atau daya pikatnya kuat, kalau dulu kita kejar pemain bintang agar penonton ramai, nah kalau ibu Tisha penonton bisa ramai dan bisa dapat sponsorship.
SP:Sejauh ini bagaimana komunikasi dengan Ratu Tisha?
HZ:Sudah kita lakukan via WA dan kita minta pak Fisal Mursyid Sekretaris PT SOM yang komunikasi, kita sudah WA dan ibu Ratu Tisha juga baca, tetapi memang belum ada balasan, Kita tahu ini sudah jadi isu nasional dan dia pasti menyiapkan jawaban. Jika benar beliau ingin gabung maka kita berharap dia menjadi manajer SFC, atau bahkan mau jadi Wadirut juga oke dan saya tetap manajemennya. Intinya kita butu Ratu Tisha.
SP: Jika Juli nanti lockdown dibuka dan kompetisi bisa dimulai bagaimana SFC menanggapinya? karena kita tahu tim ini melakukan persiapan lebih awal dari klub-klub lain?
HZ: Kalau kompetisi digelar lagi, kita tidak bisa berharap banyak, sebab tim kita sudah melakukan persiapan sejak awal, tetapi dihentikannya kompetisi, balik lagi ke angka nol, ini juga masalah, kita sudah siap tempur,tahu-tahu meleset. Namun dengan kondisi seperti ini kita berharap tetap yang terbaik, tetapi jika kompetisi dilanjutkan maka performa tim kita belum mengetahu juga, tetapi tetap optimis bisa mengikuti kompetisi, tetapi target untuk lolos Liga 1 perlu kita evaluasi, karena kita harus betul-betul kerja ekstra, menguatkan pemain seperti tambahan bonus, mendatangkan pelatih fisik hebat. Karena kita akan kerja dobel, persiapan dua bulan jadi satu bulan. Kalau kondisi saat ini kita hanya pasrah saja melihat kondisi ke depan.
SP:Apakah ada siasat khusus jika kompetisi dihentikan sementara kontrak pemain selama satu tahun harus tetap dibayar?
HZ:Solusinya nanti kita komunikasikan dengan sponsor besar seperti Bank SumselBabel dan PTBA. Jika kompetisi tidak jadi dilanjutkan agar bisa memberikan bantuanya untuk dapat menalangi gaji pemain, pelatih. Seperti BSB dari bantuan Rp 5 miliar, bisa kasih Rp 3 miliar. Nantinya dipotong bantuan tahun 2021 nanti. Artinya pada tahun 2021 nanti tidak lagi sebesar Rp 5 miliar, tinggal Rp 2 miliar saja.
SP: Terakhir apa harapan manajemen dengan kondisi saat ini?
HZ:Harapan ini juga masyarakat dunia dan nasional, Pandemi ini luar biasa, dampaknya luar biasa, juga dengan masyarakat, khususnya sepakbola. Kita berharap mudah-mudahan Allah SWT memberikan berkahnya, sebelum lebaran (Idul Adha) ini sudah mereda, Kita harap pemerintah bisa mendapatkan obat yang jitu untuk penyakit virus corona ini sehingga semua masyarakat, bukan hanya sepakbola, tetapi semua sektor bisa tersenyum kembali.