Virus Corona

Ahli Temukan Gejala Baru Virus Corona, Pasien Positif Covid-19 Alami Kulit Merah dan Gatal-gatal

Setelah sebelumnya muncul gejala hilang kemampuan mencium bau dan mengecap rasa, pasien positif corona juga menunjukkan gejala kulit merah dan gatal

Unsplash, Daily Star
Penampakan paru-paru penderita virus corona yang dirilis ilmuwan. 

Para profesional medis belum mengetahui pasti apa yang menyebabkan gangguan pada indera penciuman dan perasa pada pasien Covid-19.

Beberapa virus mungkin menghancurkan sel atau reseptor sel di hidung, sementara yang lain menginfeksi otak melalui saraf sensor penciuman.

Kemampuan menginfeksi otak dapat menjelaskan beberapa kasus gangguan pernapasan pada pasien Covid-19. Bukti menunjukkan bahwa virus corona dapat menyerang sistem saraf pusat.

Ke Supermarket saat Pandemi Corona, Penampilan Hesti Purwadinata Disorot, Bajunya Tuai Komentar!

Survei, 56,22% Warga Perantau Pilih tak Mudik Lebaran di Tengah Pandemik Covid-19 atau Virus Corona

Times melaporkan, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami masalah neurologis, termasuk kebingungan, stroke, dan kejang.

Beberapa pasien juga melaporkan acroparesthesia, kesemutan, atau mati rasa di area tangan dan kaki.

Sementara pasien yang lain mengalami serangan jantung serius, tetapi tanpa penyumbatan pembuluh darah.

Menurut Forbes, banyak gejala baru yang mungkin merupakan tanda virus corona. Namun sayangnya, hal ini belum dapat ditangani lebih jauh karena semua dokter di seluruh dunia sibuk menangani pasien Covid-19 yang terus berdatangan. (Kompas.com/ Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gejala Baru Virus Corona, Kulit Merah dan Gatal-gatal".

Ilustrasi bersin sering dikaitkan gejala covid-19 atau virus corona
Ilustrasi bersin sering dikaitkan gejala covid-19 atau virus corona (brightside.me)

Virus Corona Juga Bisa Tanpa Gejala

Sebelum muncul fakta gejala baru corona bisa mengalami gatal dan kulit merah, terungkap jika beberapa pasien positif tidak mengalami gejala apapun.

Hal itu kemudian memunculkan istilah orang tanpa gejala / OTG.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merevisi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease ( Covid-19).

Dalam dokumen revisi itu, Kemenkes menambahkan kategori kelompok OTG.

OTG adalah seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko telah tertular dari orang
konfirmasi Covid-19.

Di mana, OTG ini memiliki kontak erat dengan kasus konfirmasi atau pasien positif Covid-19.

Kontak erat di sini bisa dipahami sebagai aktivitas berupa kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung dalam radius 1 meter dengan pasien berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) atau positif Covid-19, dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

Melemah, Berikut Nilai Tukar Rupiah Hari Selasa 14 April 2020 di 5 Bank

Prihatin Penyebaran Virus Corona atau Covid-19, PBSI Sumsel Bagi-bagi Masker

Siapa yang termasuk kontak erat?

Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona.
Tenaga medis melakukan Simulasi Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona (Covid-19), di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/3/2020). Simulasi tersebut sebagai langkah kesiapsiagaan Kota Bandung untuk mengatasi penyebaran wabah virus corona. (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)
Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved