Berikut Obat Ampuh Penawar Virus Corona, 3 Diantaranya Mudah Didapatkan Tapi Miliki Efek Bahaya

Sejauh ini, berbekal pengalaman sejumlah negara, obat Klorokuin digunakan untuk mengurangi demam dan peradangan.

Editor: Hendra Kusuma
Istimewa
Berikut Obat Ampuh Penawar Virus Corona, 3 Diantaranya Mudah Didapatkan Tapi Miliki Efek Bahaya 

Berdasarkan penelitian di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada 2005, klorokuin efektif melawan sel primata yang terinfeksi SARS—coronavirus generasi pertama yang menyerang manusia. Namun, penelitian itu hanya berbasis uji in vitro melalui sel makhluk hidup, dan bukan dilakukan terhadap makhluk itu sendiri.

“Sering kali ada perbedaan besar antara bagaimana kinerja suatu obat terhadap sel-sel makluk hidup, dengan cara kerjanya di dalam tubuh makhluk hidup,” ujar Jeremy Rossman, pakar virologi Universitas Kent, Inggris, dalam laporan The Scientist.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) saat ini masih menguji apakah klorokuin—yang biasa digunakan untuk pengobatan malaria, lupus, dan artritis rematoid—bisa digunakan untuk mengobati pasien corona dengan gejala ringan ke medium.

“Observasi sedang dilakukan untuk menentukan kemanjuran klorokuin dalam pengobatan COVID-19,” ujar FDA dalam keterangan tertulisnya.

Walau klorokuin dipandang prospektif untuk pengobatan coronavirus, ia tak boleh sembarangan dikonsumsi. Asupan klorokuin 500 mg setiap harinya selama lebih dari seminggu, menurut Direktur Klinis GTAK Health Clinic di Lagos, Goke Akinrogunde, bisa berbahaya dan setidak-tidaknya mengakibatkan overdosis.

Bloomberg melaporkan, di Lagos, Nigeria, dua kasus keracunan klorokuin baru-baru ini terjadi seiring melonjaknya permintaan atas obat itu, usai Trump menyebutnya sebagai “one of the biggest game changers in the history of medicine” bersama azitromisin.

Hal tersebut membuat otoritas kesehatan Nigeria memperingatkan warganya untuk tidak mencoba-coba melakukan pengobatan COVID-19 sendiri.

“Klorokuin masih pada tahap uji coba kombinasi dengan obat lain, dan belum diverifikasi dalam pengobatan preventif atau penyembuhan (bagi pasien corona),” kata Oreoluwa Finnih, asisten kesehatan senior gubernur Lagos.

2.Avigan

Obat kedua setelah klorokuin,kini  pemerintah RI juga memesan 2 juta butir avigan dari Jepang. Avigan ialah obat antivirus yang biasa digunakan untuk melawan virus RNA (penyebab penyakit ebola, SARS, rabies, influenza, hepatitis C, polio, dan lain-lain).

“Obat ini (avigan) sudah dicoba oleh satu, dua, tiga negara, dan memberikan kesembuhan. Kita telah datangkan 5.000, akan kita coba, dan dalam proses pemesanan 2 juta,” kata Jokowi, Jumat (20/3).

Sebenarnya, Avigan yang juga dikenal dengan nama favipiravir, diteliti di China sejak Februari sebagai pengobatan COVID-19. Sebulan kemudian pada pertengahan Maret, otoritas kesehatan China menyebut obat itu efektif dalam mengobati pasien corona di Wuhan dan Shenzen.

3. Chloroquine phosphate

Selanjutnya Chloroquine phosphate adalah obat yang telah lama digunakan untuk mengobati maupun mencegah malaria. Selain itu klorokuin juga diyakini dapat menghambat pertumbuhan virus dengan cara menghambat endositosis atau proses masuknya virus ke dalam tubuh. 

Obat inipun kini mulai langka dan banyak diburu negara-negara untuk pengobatan pasien Virus Corona.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved