Raih Titel Kampiun All England Open Dengan 2 Pasangan Berbeda, Praveen Jordan Disebut Inkonsisten

Berhasil menjuari All England Open 2020 bersama tandemnya Melati Daeva Oktavianti, Praveen Jordan kembali menjadi perhatian

Editor: adi kurniawan
Badminton Indonesia
Ganda campuran Indonesia, praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti saat menjuarai Denmark Open 2019, Minggu (20/10/2019) 

SRIPOKU.COM -- Berhasil menjuari All England Open 2020 bersama tandemnya Melati Daeva Oktavianti, Praveen Jordan kembali menjadi perhatian para penggemar olahraga bulu tangkis.

Selain menjadi gelar pertama pada tahun ini, kesuksesan Praveen Jordan tersebut mengulang prestasinya pada empat tahun lalu bersama Debby Susanto.

Praveen pun kini tercatat sebagai pemain ganda campuran Indonesia pertama yang mampu meraih titel kampiun All England Open dengan dua pasangan berbeda.

Meski terkesan elite, sebetulnya performa Praveen masih belum bisa dibilang konsisten.

Dikutip Sripoku.comdari BolaSport.com dari laman resmi BWF, ada dua kata yang mendeskripsikan Praveen secara sederhana.

Pertama, bakat. Kedua, inkonsisten.

Bicara soal yang pertama, talenta Praveen sebagai atlet bulu tangkis memang tak bisa diragukan.

Antara Keluarga atau Nekat ke Zona Merah Corona, Ini Jawaban Seorang Sopir Bus AKAP di Palembang

Tiga Pemain Liga 1 Indonesia yang Pernah Jadi Juara Kompetisi Kasta Teratas Liga Top Eropa

Wong Baturajo Terpilih Sebagai Ketua Mahkamah Agung, Berikut Perjalanan Karier M Syarifuddin

Hingga tampil pada All England Open 2020, Praveen sudah mengoleksi 9 gelar juara dari nomor ganda campuran dan 1 titel kampiun dari nomor ganda putra.

Selain itu, atlet yang akrab disapa Ucok ini juga meraih empat medali emas SEA Games, dua dari kategori perorangan, dua dari kategori beregu.

Namun, ketika membicarakan kata yang kedua, Praveen kerap tampil tidak stabil.

Baik saat masih bermain dengan Vita Marissa, Debby Susanto, maupun Melati Daeva Oktavianti.

Hal tersebut diakui Debby, sang eks tandem.

"Saya bermain bersama Praveen sekitar tiga atau empat tahun dan saya berhasil meraih kemenangan terbesar bersama dia," ucap Debby, dilansir BolaSport.com dari laman resmi BWF.

"Dia adalah pemain yang berbakat, dia masih muda. Saya pikir dia bisa menembus posisi lima besar, tetapi masalah dia adalah inkonsisten."

"Kadang, dia membuat banyak sekali kesalahan. Hanya itu masalah dia. Jika dia bisa mengatasinya, dia bisa menjadi pemain yang sangat bagus," tutur Debby lagi.

Halaman
12
Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved