Virus Corona di Sumsel
Bantu Cegah Penyebaran Corona, Pengusaha di Palembang ini Berhasil Kumpulkan Donasi Rp 1 Miliar
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumsel Kurmin Halim bersama komunitasnya berhasil mengumpulkan donasi hingga Rp 1 miliar.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumsel Kurmin Halim bersama komunitasnya berhasil mengumpulkan donasi hingga Rp 1 miliar.
Hal tersebut ia lakukan, sebagai upaya membantu pemerintah untuk mencegah sekaligus memutus mata rantai penyebaran Virus Corona di Sumsel.
Uang tersebut ia gunakan untuk membeli masker dan alat pelindung diri, kemudian akan dibagikan ke masyarakat.
"Sesuai anjuran pemerintah mulai hari ini semua masyarakat wajib menggunakan masker saat berada di luar rumah sehingga akan kita bagikan 35 ribu masker ke 18 kecamatan di Palembang meski tidak semua masyarakat mendapatkannya," ujar Kurmin ketika menjadi pembicara di event Sumsel Virtual Fest yang digelar Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Senin (6/4/2020).
• Di Tengah Pandemi Covid-19, Pendapatan Negara Anjlok Dampaknya Gaji 13 & THR PNS Terancam ?
• Curhatan Pegawai Jasa Pengiriman Barang di Tengah Pandemi Corona, Sering Dimarah Pelanggan
Kurmin mengatakan upaya mengumpulkan donasi dilakukan murni untuk kemanusian bukan pencitraan karena dia tidak sedang ingin mencitrakan diri atau mencalonkan kepala daerah yang tengah mencari dukungan suara.
Penggalangan donasi diinisiasi langsung oleh dirinya. Sekaligus tercatat donasi terbesar, untuk memberikan contoh kepada anggotanya yang lain.
Supaya bisa donasi yang dihimpun bisa tergerak dengan cepat.
Disinggung kondisi ekonomi di tengah pandemi Corona, Kurmin mengatakan kondisi saat ini merupakan yang terburuk selama 30 tahun dia bergelut di dunia bisnis.
"Kondisi ekonomi ini merupakan yang terburuk 30 tahun terakhir karena bisnis semua bisnis bukan cuma sektor jasa saja yang terguncang tapi sektor lainnya juga," ujarnya.
Bisnis kapal yang digelutinya juga ikut drop.
Puluhan kapal dan rute yang dijalaninya dari Sabang sampai Mauroke hanya tersisa dua rute saja yang masih beroperasi yakni di Kupang dan Rote saja.
Sementara itu rute lainnya sudah tutup.
"Bisnis kapal drop bukan karena sepi penumpang tapi karena kebijakan lock down sehingga tidak boleh beroperasi dulu," ujarnya.