Curhatan Pegawai Jasa Pengiriman Barang di Tengah Pandemi Corona, Sering Dimarah Pelanggan
Jasa pengiriman barang pun demikian, dimana mereka tidak hanya berkurang dari segi materi, tetapi juga kerap mendapat perlakukan tidak mengenakkan.
Penulis: Muhammadaryanto | Editor: Refly Permana
Laporan Wartawan SRIPOKU.COM, Muhammad Aryanto
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dampak dari wabah Covid-19 atau Virus Corona sudah menyebar ke seluruh aspek kehidupan di Indonesia.
Jasa pengiriman barang pun demikian, dimana mereka tidak hanya berkurang dari segi materi, tetapi juga kerap mendapat perlakukan tidak mengenakkan dari konsumen.
Belum lagi, mereka terkadang terkendala dengan daerah yang sudah menyatakan karantina wilayah alias lockdown.
• Pemkot Lubuklinggau Perpanjang Kerja dari Rumah Hingga 29 April 2020
Ditemui beberapa penyedia jasa pengiriman barang di kota Palembang Senin (6/4/2020) hampir tak terlihat paketan barang menumpuk.
Yunus (31), staf di salah satu perusahaan pengantaran barang di Palembang mengatakan bahwasannya masih bisa mengirim barang, namun biasanya tidak sesuai jadwal atau mengalami keterlambatan.
"Masih bisa kirim barang, namun paling terlambat. Kalau kirim ke daerah timur, malah sudah gak bisa lagi untuk sekarang," kata Yunus.
Untuk daerah timur seperti Papua, dikatakan Yunus, sudah tidak bisa lagi mengirim karena kebijakan dari pemerintah daerah tersebut yang melakukan lockdown guna mengurangi resiko penyebaran Covid-19 atau Virus Corona.
Yang mana menurut data penyebaran Covid-19 memang titik zona merah berada di wilayah bagian barat yakni pulau Jawa dan Sumatera.
"Kadang dapat komplain dari pelanggan lantarna brangnya datang terlambat, kita jelasin ada yang ngerti kadang juga ada yang masih ngomel" tambahnya.
• Jenuh Di Rumah Saat Pandemi, Inul Daratista Jadi Istri Serba Bisa, Banyak Habiskan Waktu di Dapur
Tuturnya untuk para penjual dan pembeli di online shop agar memahami keadaan saat ini mengingat kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah.
"Kita juga was-was, kadang melintas di zona merah kan besar juga resikonya" kata Yunus.