Virus Corona
50 Kota Disebut Berisiko Tinggi, Ahli Prediksi Puncak Virus Corona di Indonesia, Data BIN Juli 2020
Meluasnya penyebaran virus corona di Indonesia membuat para ahli memprediksi puncak virus covid-19 ini hingga Juli 2020 mendatang
SRIPOKU.COM - Meluasnya penyebaran virus corona di Indonesia membuat para ahli memprediksi puncak virus covid-19 ini.
Tak main-main, data dari Badan Intelijen Negara (BIN), virus corona atau covid-19 akan mencapai puncak pada Juli 2020.
Bahkan diprediksi sebanyak 50 kabupaten/kota juga menjadi wilayah yang berisiko tinggi.
Mengutip dari worldometers.info, hingga Minggu (5/4/2020) siang, total kasus di seluruh dunia mencapai 1.202.715 orang dengan jumlah kematian 64.734 kasus.
Sebanyak 246.648 orang dinyatakan telah pulih.
Kasus virus corona dilaporkan terus bertambah di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Hingga saat ini, terdapat 2.092 orang yang terinfeksi virus corona.
191 orang meninggal dunia dan 150 orang telah sembuh.
Kasus virus corona di Indonesia muncul pertama kali pada awal Maret lalu.
Jumlah pasien positif hingga kini dilaporkan terus mengalami pertambahan.
Lalu kapan penyebaran virus corona akan mencapai puncaknya?
Sejumlah ahli di Indonesia memberikan prediksinya berdasarkan data yang ada dengan menggunakan sejumlah metode.
Berikut ini prediksi para ahli yang dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber:
• Demi Cegah Virus Corona, Hotman Paris Bagikan 2 Resep Ramuan Tradisional Cina, Bisa Tangkal Covid-19
• Kaget Lihat Perubahan Jakarta Isolasi Corona, Agnez Mo Ngaku Syok, Maia Estianty Puji Alam Berubah
Badan Intelijen Negara (BIN): Juli 2020
Badan Intelijen Negara (BIN) memprediksi, puncak penyebaran virus corona terjadi pada Juli 2020 mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penangnan Covid-19 Doni Monardo.
Mengutip dari Kompas.com, data dari BIN, pada Juli 2020 penyebaran virus corona mencapai 106.287 kasus.
"Puncaknya pada akhir Juni dan akhir Juli," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi IX melalui video conferense, Kamis (2/4/2020).
BIN memprediksi, ada akhir Maret akan ada 1.577 kasus.
Pada akhir April nanti, ada peningkatan kasus sebanyak 27.307 orang.
Pada akhir Mei, kasus mencapai 95.451 sementara pada akhir Juni ada 105.765 kasus.
Lebih lanjut, Doni meyebut, 50 kabupaten/kota berisiko tinggi peningkatan penyebaran virus corona.
Sebanyak 49 persen daerah tersebut berada di Pulau Jawa.

Institut Teknologi Bandung (ITB): Pertengahan April 2020
Puncak wabah virus corona di Indonesia juga diprediksi oleh Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB.
Mengutip dari laman resmi itb.ac.id, menurut hasil kajian, puncak wabah virus corona akan terjadi pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020.
Kasus harian baru terbesar disebut akan mencapai angka sekitar 600.
Salah satu peneliti yang merupakan dosen Prodi Matematika ITB menyebut, simulasi dilakukan dengan cukup sederhana tanpa melibatkan faktor kompleksitas tinggi.
• Virus Corona Timbulkan Dampak Psikologis Bagi Tenaga Medis yang Bertugas, Ini Penjelasan Psikolog
• Cegah Pasien Kabur, Perawat Ini Alami Nasib Sial, Digigit dan Dicakar Pasien Corona, Wajahnya Lebam!
“Tentu perlu dicatat, ini adalah hasil pemodelan dengan satu model yang saya rasa ‘cukup sederhana’ dan sama sekali tidak mengikutkan faktor-faktor yang kompleksitasnya tinggi, “ katanya, Selasa (18/3).
Tim P2MS ITB menggunakan model Richards's Curve untuk menghitung kapan puncak wabah corona terjadi.
Model tersebut digunakan untuk menguji data kasus corona di berbagai negara.
Secara matematik, model Richard's Curve Korea Selatan paling cocok jika disandingkan dengan data kasus terlapor virus corona di Indonesia (kesesuaian terjadi saat Indonesia memiliki 96 kasus).
Universitas Gadjah Mada (UGM): Mei 2020
Pakar Statistika UGM dan alumni FMIPA UGM juga melakukan penelitian kapan puncak wabah corona terjadi.
Hasil penelitian UGM, wabah virus corona di Indonesia akan berakhir pada akhir Mei 2020.
Mengutip dari laman resmi ugm.ac.id, penderita positif corona diperkirakan sekitar 6.174 kasus.
Infeksi virus corona diprediksi berakhir 29 Mei 2020.
"Dari hasil analisis pandemi Covid-19 akan berakhir pada 29 Mei 2020 dengan minimum total penderita positif sekitar 6.174 kasus. Dengan intervensi pemerintah, total penderita corona positif minimum di sekitar 6.200 di akhir pandemi pada akhir Mei 2020,"papar Guru Besar Statistika UGM, Prof.Dr.rer.nat Dedi Rosadi,S.Si., M.Sc., saat konferensi pers secara daring, Rabu (1/4).
Pemodelan yang digunakan dinamai model probabilistik berdasar data nyata atau probabilistik data-vriben model (PPDM).
Menurut Dedi, prediksi tersebut perlu disampaikannya lantaran sejumlah prediksi model matematika dinamik cenderung terlalu berlebihan.
Dalam penelitian tersebut, diperkirakan penambahan maksimum per hari terjadi pada minggu kedua april yakni 7-11 April 2020.
Penambahan maksimum yakni 740-800 perhari.
Jumlah tersebut kemudian akan mengalami penurunan terus menerus setelahnya.
"Penambahan lebih kurang 740-800 pasien per 4 hari dan diperkirakan akan terus menurun setelahnya," katanya.
Hasil penelitian, wabah virus corona akan berakhir kurang lebih 100 hari setelah kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Dedi menyebut, sejak pertengahan Mei 2020, penambahan kasus relatif kecil.
Prediksi tersebut berdasarkan data hingga Kamis (26/3/2020)dan diasumsikan telah ada intervensi ketat dari pemerintah sejak minggu ketiga Maret 2020.
Selain itu, model tersebut juga masih membatasi efek-efek eksternal lain.
Model yang digunakan dalam penelitian tersebut merupakan model teori antrean.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prediksi Ahli soal Puncak Corona di Indonesia: Data BIN Juli 2020, 50 Kabupaten/Kota Berisiko Tinggi