Ibarat Permata Dibalik Lumpur, Inilah Menteri 'Termiskin' di Indonesia Sampai Nunggak Bayar Listrik
Ibarat Permata Dibalik Lumpur, Inilah Menteri 'Termiskin' di Indonesia Sampai Nunggak Bayar Listrik
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Pada era sekarang menjadi seorang pejabat negara terkesan hidup mewah hingga bergelimang harta.
Misalnya saja mengemban tugas sebagai seorang menteri yang disinyalir pendapatannya sesuai jabatannya.
Namun, siapa sangka pada era presiden Soekarno hingga Soerharto, justru ada seorang menteri yang kehidupannya jauh dari kata mewah dan sangat sederhana.
Ia merupakan almarhum Ir Sutami yang memilih hidup sederhana.
Siapa sangka, mungkin Ir Sutami mempunyai sikap layaknya Bung Hatta, jujur, sederhana dan bijaksana.
Ternyata berpuluh tahun yang lalu kita pernah punya menteri yang rela hidup dengan amat sederhana.
Dia melakukannya demi merasakan langsung kayak apa hidup seperti rakyat biasa.
Berikut fakta-fakta tentang Ir Sutami, menteri miskin yang berdedikasi tinggi.
• Habis Gelap Terbitlah Terang, Semua Pasien Positif Covid-19 di Malang Sembuh, Tapi Harus Lakukan Ini

1. Jadi Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik di era Presiden Soekarno
Ir Sutami menjadi menteri dan bukan berasal dari partai. Ia awalnya adalah seorang insinyur.
Lalu, menjabat di bidang yang emang dikuasainya.
Beliau menjabat dari Kabinet Dwikora I, II, Kabinet Ampera, serta Kabinet Pembangunan.
2. Hidup sederhana dengan atap rumah bocor
Dalam sebuah tulisan di Intisari dengan judul "Ir Sutami, Menteri Termiskin Indonesia dengan Karya Fenomenal, Hidup Sederhana hingga Atap Bocor dan Takut ke Rumah Sakit" benar-benar menjelaskan sosoknya yang penuh dengan kesederhanaan.
Bahkan, kondisinya makin memburuk setelah ia tak lagimenjadi menteri.
Kondisi rumahnya juga memprihatinkan dengan atap rumah yang sampai bocor.
Hal itu, diketahui para tamu rumahnya saat berkunjung waktu lebaran.
Tamu pada kaget karena melihat atap bekas bocor di langit-langit rumah.
Kebocoran atap itu ternyata sudah lama terjadi.
• Ratu Dewa Intruksikan Camat & Lurah di Palembang, Perhatikan Warga Penghasilan Rendah Akibat Corona

3. Tak bisa bayar listrik
Tak hanya rumah yang sangat sederhana, Ir Sutami bahkan pernah kekurangan sampai terlambat membayar listrik.
Karenanya, PLN pernah mencabut listrik di rumahnya yang ada di Solo.
Padahal di era itu, Sutami sudah menjabat sebagai menteri PU.
Bisa dibayangkan betapa sederhananya Ir Sutami kala itu.
4. Tak tergoda korupsi, mengembalikan fasilitas negara
Ketika lengser di tahun 1978, Sutami mengembalikan fasilitas negara yang diberikan padanya, termasuk mobil dinas.
Pernah ada pengusaha yang berniat memberi mobil karena mengetahui mobil dinas Sutami dikembalikan.
Tetapi, Sutami menolaknya, ia hanya minta diskon sedikit dari pengusaha tersebut.
Sutami tidak pernah tergoda untuk korupsi, penampilan dan tindakannya tetap bersahaja.
Ir Sutami sama sekali tidak pernah bermewah-mewahan.
Bahkan, rumahnya di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat dibeli dengan cara menyicil.
Baru saat akan pensiun, rumah itu lunas. Sutami tak pernah mau memanfaatkan fasilitas negara secara berlebihan.
• Sehelai Rambut Bisa Tularkan Corona, Lihat Cara Dokter Ini Selamatkan Anak Istri, Ajakan Para Suami

5. Prestasi dan Penghargaan
Sutami sangat berprestasi juga. Ia telah mengawasi sejumlah proyek raksasa kayak pembangunan gedung DPR, Jembatan Semanggi, dan Waduk Jatiluhur.
Ia juga yang memimpin pembangunan Bandara Ngurah Rai.
Presiden Soeharto juga sempat membacakan pidato penghargaan untuk Ir Sutami pada peresmian Bendungan Karangkates pada 16 Desember 1981.
Saat itu, Soeharto membacakan pidato penghormatannya untuk Sutami.
Dia pun memberi nama Bendungan Karangkates sebagai nama Bendungan Sutami.
6. Kesulitan membayar rumah sakit
Beliau takut dirawat dan opname di rumah sakit karena biayanya.
Tapi akhirnya, pemerintah turun tangan hingga beliau mau diopname.
Presiden Soeharto sendiri dikabarkan sering menjenguknya dan sempat menyarankan Sutami untuk berobat ke luar negeri.
Beliau meninggal dunia pada 13 November 1980 di usia 52 tahun karena sakit liver.
• PT KAI Bakal Refund atau Kembalikan Uang Tiket Penumpang, Pembatalan Bisa Dilakukan Via Online
Riwayat Perjalanan Ir Sutami
Mengutip Kompas, Kamis (1/8/2019) Sutami lahir di Surakarta 19 Oktober 1928.
Jenjang pendidikannya tergolong oke, ia sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta dan melanjutkan kuliah di ITB sampai meraih gelar Insinyur.
Memang sudah suratan takdir bagi Sutami, sejak era Kabinet Dwikora tahun 1964, dirinya sudah diangkat menjadi Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi oleh Presiden Soekarno.
Karirnya berlanjut dengan mengisi posisi yang sama pada Kabinet Dwikora II tahun 1966.
Saat Orde Lama ambruk, semua yang berhubungan dengan Soekarno dihapus oleh Orde Baru.
Namun tidak bagi Sutami, ia dipercaya oleh Soeharto di Kabinet Pembangunan II mengisi jabatan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Indonesia.
Ir Sutami total menjabat Menteri PU selama 12 tahun pada 6 kabinet Orde Baru ditambah jabatan pada Orde Lama yang membuatnya menjadi menteri terlama di Indonesia.
Saat menjabat tersebut berbagai mega proyek ia tangani dengan terampil.
Sebut saja jembatan Semanggi Jakarta yang menjadi ikon ibukota, jembatan Ampera, bendungan Waduk Jatiluhur, hingga kubah Gedung Kura-kura warna hijau MPR/DPR yang banyak 'lahirkan' koruptor itu juga hasil tangan dingin Sutami.
Jadi menteri terlama lantas tak membuat Sutami bergelimang harta.
Mengutip Staf Ahli Menteri PU, Hendropranoto Suselo dalam Edisi Khusus 20 tahun Majalah Prisma yang diterbitkan LP3ES tahun 1991 di Jakarta, saat Sutami masih menjabat Menteri PU dan Tenaga Listrik atap rumahnya bocor.
Nah, ketika lebaran tiba dan orang-orang berkunjung ke rumahnya mereka kaget mendapati banyak bekas bocor pada langit-langit rumah.
Ia belum punya biaya untuk memperbaiki atap rumahnya.
Ketika tidak lagi menjabat menteri pada 1978, Sutami mengembalikan semua fasilitas yang diberikan kepadanya kepada negara karena memang itu bukan miliknya.
Pernah suatu ketika rumah Sutami di Solo diputus listriknya oleh PLN.
Pasalnya ia belum bisa membayar tagihan listrik saat itu karena tak punya uang.
Trenyuh memang, mantan menteri Tenaga Listrik malah rumahnya sendiri diputus oleh PLN.
Seakan belum cukup, Sutami pernah jatuh sakit namun takut diopname.
Alasannya sama, ia takut tak bisa bayar tagihan rumah sakit.
Hingga susah payahnya Sutami terdengar oleh pemerintah dan Soeharto langsung menyuruh untuk membantu mantan menterinya itu.
Presiden Soeharto kerap menjenguk Sutami saat sakit.
Soeharto pula yang meminta Sutami mau berobat ke luar negeri.
Ir Sutami meninggal dunia pada 13 November 1980 pada umur 52 tahun karena menderita sakit lever.
Itulah fakta menarik Ir Sutami, menteri PU dan Tenaga Listrik di era Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto yang jauh dari kata mewah.