Dua Pengusaha Sarang Walet di Palembang Banjir Pesanan karena Dianggap Obat Corona

Pengusaha sarang walet tengah girang lantaran pesanan sedang banyak-banyaknya di tengah wabah Virus Corona di beberapa negara.

Penulis: anisa rahmadani | Editor: Refly Permana
Dok. SRIPOKU.COM
Ilustrasi bangunan yang menjadi sarang walet 

Laporan wartawan Sripoku.com, Anisa Rahmadani

SRIPOKU.COM,PALEMBANG - Adanya Virus Corona yang merajalela sempat membuat pengusaha sarang walet menurun drastis.

Namun, kini beberapa pengusaha sarang burung walet di kota Palembang mengatakan pembelian kembali melonjak terhitung sejak beberapa minggu lalu.

Hal itu disampaikan langsung oleh Baso (40), seorang pengusaha sarang walet yang tinggal di kawasan Kecamatan Alang-alang Lebar.

Dikatakannya beberapa hari yang lalu, sewaktu Virus Corona baru ramai diberitakan mewabah, pengusaha sarang walet langsung merasakan dampak negatifnya.

Mikel Arteta Buat Barcelona Gigit Jari,Pasalnya Aubameyang masih Dipertahankan di Arsenal

"Namun, lewat tayangan di salah satu televisi swasta yang memberitakan bahwa sarang walet bisa mengobati Virus Corona, mulai ramai kembali pesanan. Yang pesan banyak saat itu dari China, negara yang dianggap pertama kali terdapat kasus Virus Corona," kata Baso.

Saat itu, jelas Baso, siaran televisi menyiarkan cerita seorang pengusaha sarang walet asal Medan yang mendapat pesanan dari China.

Pemberitaan itu lalu berdampak positif untuk pengusaha sarang walet di Palembang yang ikut mendapat banyak pesanan.

Baso sendiri banyak mendapat pesanan dari Jakarta, kebetulan juga ia di sana memiliki seorang teman pengusaha.

"Padahal, sebelum ada pemberitaan itu, teman saya di Jakarta itu tidak pernah pesan sarang walet sama saya," kata Baso.

Hubungannya Terkuak hanya Settingan, Kekeyi Kesal saat Rio Tuduh Sosok Ini Dalang Semuanya!

Hal itu juga dibenarkan oleh Andi (45), yang juga pengusaha sarang walet di daerah perairan Sungsang yang sedang bermain di rumah Baso.

"Pokoknya pengusaha walet 2 pekan ni laris manis lah sejak berita itu. Meskipun kita tidak sampai ke luar negeri, tapi sudah beberapa minggu ini kalau sarang burung walet aku sudah terkirim ke Jakarta," jelasnya.

Dikatakan Baso, orang yang berdarah Bugis ini juga menyatakan pengiriman banyak dilakukan ke Pulau Jawa, terutama Jakarta dan provinsi Jawa Barat.

"Seminggu ini, kenalan kami yang juga pengusaha sarang walet juga dia minta kirim hingga 20 kilogram sarang walet untuk dijualnya di Jakarta," ucapnya.

Sementara, dalam masalah harga, itu tergantung karena menurutnya di Kota Palembang ini sarang burung walet masih belum diolah sehingga harga bisa di mulai dari Rp 20 ribu per gram hingga jutaan rupiah.

"Ibarat kami ini petani beras, yang hanya menjual mentahnya belum diolah untuk dikonsumsi, jadi harga per sarang paling murah itu Rp 20 ribu pergram tapi paling mahal Rp 20 juta bisa lebih tergantung sarangnya," jelasnya.

Penderita Asma Rentan Idap Corona, Dokter Sarankan Pola Hidup Sehat Harus Benar-benar Dijalankan

Dijelaskannya juga bahwa dalam pengiriman pun kerap kali terhambat lantaran Virus Corona tersebut.

"Kalau pengiriman itu suka lama, nggak seperti biasana dua atau tiga hari nyampe, ini kadang seminggu baru nyampe.

Katanya karena lagi ada pencegahan Virus Corona jadi pengiriman diberhentikan dulu tapi gak tau lah tugas kita kan hanya menjual burung sarang walet," ucapnya.

Di akhir wawancara ia mengucap syukur sarang burung waletnya kembali diburu masyarakat, tetapi ia juga beharap agar virus ini cepat ditemukan penyebab beserta obatnya agar tidak memakan korban jiwa yang banyak.

"Sebenarnya gak boleh senang saat kaya gini tapi kita harus tetap bersyukur karena sarang burung walet kita kembali banyak yang beli. 

Ttapi kami beharaplah semoga virus ini cepat terselesaikan dan semoga memang benar sarang burung walet ini bisa membantu mencegah virus ini masuk ke tubuh manusia," tutupnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved