Orangtua Wajib Tahu Penularan Virus Corona pada Anak-Anak

Penularan virus corona tidak memandang usia, mulai dari orang lanjut usia (lansia) hingga anak-anak bisa terkena penyakit dengan nama resmi COVID-19

Editor: Bejoroy
zoom-inlihat foto Orangtua Wajib Tahu Penularan Virus Corona pada Anak-Anak
kaosanakbrand.com
Ilustrasi - Sayang Anak.

1. Jumlah anak-anak yang positif COVID-19 sedikit

Dibanding orang dewasa, hanya sedikit anak-anak yang terjangkit virus asal Wuhan, Tiongkok, ini. Dalam jurnal kesehatan yang dipublikasikan oleh JAMA, terungkap bahwa virus ini paling banyak menyerang orang berusia 49-56 tahun.

2. Gejala COVID-19 pada anak-anak lebih ringan

Anak-anak yang divonis positif COVID-19 biasanya mengalami gejala yang lebih ringan dibanding orang dewasa.

Hingga saat ini, pasien COVID-19 yang menunjukkan kondisi fisik yang berat sebagian besar merupakan lansia maupun orang yang memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular.

Kondisi ini mirip dengan saat wabah virus SARS dan MERS melanda beberapa negara, beberapa tahun silam.

Saat itu, anak-anak juga ada yang terkena kedua virus tersebut, namun tingkat keparahan dan kematiannya tidak setinggi orang-orang dewasa.

Para ahli kesehatan sendiri belum bisa menemukan faktor penyebab tidak terlalu parahnya dampak penularan virus corona pada anak-anak ini. Namun, ada dua teori yang mungkin melandasi hal ini:

Anak-anak yang masih negatif COVID-19 memang belum terekspos oleh virus ini, atau
ada perbedaan sistem kerja antibodi dalam diri anak yang berbeda dengan orang dewasa.

Yang jelas, hingga kini, para dokter belum bisa mengambil kesimpulan tentang dampak virus corona terhadap anak-anak. Untuk itu, para orangtua tetap disarankan untuk mengambil tindakan preventif agar anak-anak mereka terhindar dari paparan virus ini.

Cara mencegah penularan virus corona pada anak-anak

Karena cara penularan virus corona pada anak-anak sama dengan orang dewasa, maka tindakan preventif yang harus dilakukan juga sama, yakni:

  • Memastikan anak sering mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol.
  • Hindari orang yang terlihat sakit, termasuk batuk dan bersin.
  • Bersihkan benda-benda yang sering disentuh anak dengan disinfektan, misalnya gagang pintu, kursi, meja, hingga mainannya.
  • Cuci mainan anak juga dengan air dan sabun atau sesuai dengan petunjuk penggunaannya.
  • Bila memungkinkan, cuci mainan tersebut menggunakan air hangat.
  • Bagi orangtua, kurangi kebiasaan mencium atau menyentuh wajah anak.
  • Jangan membawa anak-anak di kerumunan atau keramaian.
  • Bagi orangtua yang bekerja, sepulang kerja segera ganti pakaian dan mandi sebelum berinteraksi dengan anak.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Anak-anak tidak perlu menggunakan masker jika tidak sedang demam, batuk, atau pilek.

Sebaliknya, jika si Kecil memperlihatkan gejala demikian, bawa ia ke pusat layanan kesehatan dengan mengenakan masker dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan orang lain.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved