Nyari Udang di Sarang Buaya, Lengan Nelayan Ini Robek Sedalam Enam Sentimeter, Terima Empat Jahitan

Jika saja dirinya tidak nekat melepaskan tangannya dari gigitan hewan buas tersebut, Yanto Wahid (27) bisa saja kehilangan nyawanya.

Editor: Refly Permana
Via Kompas.com
Ilustrasi buaya. Nyari Udang di Sarang Buaya, Lengan Nelayan Ini Robek Sedalam Enam Sentimeter, Terima Enam Jahitan 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Seorang nelayan di Kecamatan Gaung Riau nyaris menjadi santapan buaya.

Jika saja dirinya tidak nekat melepaskan tangannya dari gigitan hewan buas tersebut, Yanto Wahid (27) bisa saja kehilangan nyawanya.

Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Hansen Siregar mengatakan, korban saat ini masih dirawat di UPT Puskesmas Kuala Lahang, Kecamatan Gaung.

"Luka gigitan buaya di lengan korban kedalamannya 6 sentimeter, 40 jahitan," ujar Hansen saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (11/3/2020).

Hansen menjelaskan, pada hari Selasa (10/3/2020) pukul 07.00 WIB, Yanto pergi menjala udang seorang diri menggunakan sampan ke Parit Balil, Desa Terusan Kempas, Kecamatan Gaung.

5 Hari Pasca Ungkap Penyakit Tumor, Begini Kabar Baru Thalita Latief, Tersenyum Pucat Ucap Pesan Ini

Setelah sampai ke lokasi, korban melemparkan jalanya di anak sungai tersebut.

Namun, pada saat korban hendak mengambil udang di jala dalam air, tiba-tiba buaya langsung menggigit lengan korban.

"Korban berusaha melepaskan diri dari gigitan buaya dengan menarik tangannya. Akhirnya gigitan buaya itu lepas," kata Hansen.

Setelah selamat dari terkaman buaya, korban mendayung sampannya ke tepian dan pergi ke rumah keluarganya untuk mencari pertolongan.

Korban dibawa ke UPT Puskesmas Kuala Lahang untuk mendapatkan perawatan medis.

Hansen mengatakan, lokasi konflik satwa dengan manusia itu memang berada di habitat atau sarang buaya.

"Parit Balil itu kayak kanal gitu, muara ke Sungai Gaung. Di Sungai Gaung itu memang banyak buaya liar karena di situ habitatnya," sebut Hansen.

Buruh di Musi Rawas Juga Tolak Omnibus Law Cipta Kerja, Sampai Aspirasi dari Atas Bak Kendaraan

Bahkan, menurut dia, warga setempat juga sudah mengetahui kawasan itu tempat hewan buas dilindungi.

Oleh karena itu, Hansen mengimbau masyarakat setempat untuk lebih waspada ketika beraktivitas di sungai tersebut.

Nelayan juga disarankan apabila mencari ikan atau udang harus membawa kawan minimal satu orang.

Sebab, kata Hansen, sebelumnya juga sudah ada kejadian warga yang diterkam buaya di lokasi yang sama.

"Ini kejadian yang kedua kali di tempat yang sama. Sebelumnya awal Februari 2019 lalu. Korban juga seorang nelayan yang diterkam dibagian kaki. Dan korban juga selamat waktu itu," sebut Hansen.

Diandalkan Jadi Pencetak Gol, Striker Sriwijaya FC Ini Gagal Sumbang Gol di Dua Kali Laga Ujicoba

Sementara itu, pihak BBKSDA Riau akan melakukan penanganan terhadap konflik satwa dengan manusia.

Hansen mengatakan, tim akan memantau lokasi konflik dan memberikan sosialiasi kepada masyarakat setempat untuk menyampaikan bahwa buaya adalah satwa dilindungi.

"Tim kita disana yang akan memantau. Memang ke lokasi sangat jauh. Dua kali naik speed. Lokasinya itu sudah berbatasan dengan Provinsi Jambi," pungkas Hansen.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Nelayan Riau Selamat dari Terkaman Buaya Saat Menjala Udang"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved