Kisah Sipir Bantu Napi Keluar di Kore Utara, Susuri Sungai di Perbatasan China, Tapi Begini Akhirnya

Kim (nama samaran), adalah wanita dewasa yang dipenjara gegara kasus pembelotan pada rezim diktator Korea Utara.

Kolase BBC/DIGITALGLOBE/SCAPEWARE3D
Kisah Sipir Bantu Napi Keluar di Kore Utara, Susuri Sungai di Perbatasan China, Tapi Begini Akhirnya 

"Saya putus asa, berkali-kali saya berpikir untuk bunuh diri. Saya hanya bisa menangis dan menangis," katanya.

"Ketika Anda pergi ke kyohwaso (kamp penjara) Anda kehilangan kewarganegaraan Anda," kata Jeon.

Tiba-tiba Jeon mendatanginya dan memberitahu akan membantunya keluar dari kekejaman yang akan ia alami saat berada di Chongori.

"Saya ingin membantumu. Kamu bisa mati di kamp penjara. Satu-satunya cara saya bisa menyelamatkanmu adalah dengan membantumu keluar dari sini," katanya.

"Jadi saya menantangnya dengan mengatakan: 'Apakah Anda seorang mata-mata?' Apa yang Anda dapatkan dari memata-matai saya dan menghancurkan saya? tapi ia tetap mengatakan bahwa ia bukan mata-mata. "

Kamp penahanan Chongori.

Akhirnya Jeon mengatakan kepadanya bahwa ia bukan hanya ingin membantunya kabur ke Korea Selatan, namun ia pun ingin ikut dengan Kim.

Ia menunjukkan foto-foto kerabatnya kepada Kim. Foto-foto tersebut ia bawa dari rumah orang tuanya ketika ia terakhir kali pulang. Ada alamat-alamat tertulis dalam huruf-huruf kecil di belakang foto itu.

Kim mulai memercayainya, namun sekaligus merasa takut.

"Jantung saya berdetak kencang," kata Kim. "Tidak pernah dalam sejarah Korea Utara seorang tahanan dan seorang penjaga melarikan diri bersama."

Akhirnya akan datang waktu yang membuat Kim menjadi tahanan yang diperlakukan sebagai seorang binatang.

Namun Jeon dengan sigap mengajaknya pergi dan kabur dari Korea Utara.

Banyak rintangan yang harus mereka lalui untuk dapat keluar dari penjara sementara tersebut.

Jeon Gwang-jin
 

Bahkan saat bisa keluar dari wilayah Korea Utara dan masuk ke wilayah China mereka masih terancam lantaran dua negara itu bekerjasama mengenai penanganan napi yang kabur.

Pelarian dimulai dari melompati pagar tahanan yang tinggi dan dilanjut menyusuri sungai dalam hingga sampai ke perbatasan China.

Di China mereka juga harus berpindah-pindah tempat dengan dibantu beberapa rekan yang telah mereka hubungi agar tak tertangkap otoritas negara Tirai Bambu.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved