Kisah Sipir Bantu Napi Keluar di Kore Utara, Susuri Sungai di Perbatasan China, Tapi Begini Akhirnya
Kim (nama samaran), adalah wanita dewasa yang dipenjara gegara kasus pembelotan pada rezim diktator Korea Utara.
SRIPOKU.COM - Demi membantu temannya, sipir ini bercerita getir berjuangannya untuk keluar dari Korea Utara.
Korea Utara dikenal sebagai negara yang dikenal tertutup dan memiliki paham komunis yang bisa dikatakan terakhir di dunia ini memang dikenal kejam.
Bahkan bagi rakyatnya sendiri, terkadang diperlakukan layaknya budak bagi pemerintah.
Apabila dikenal kejam bagi rakyatnya, lantas bagaimana dengan tahanan di sana?
Hal itu yang mungkin terbersit dari seorang napi wanita di penjara Ongsong, Korea Utara ini.
Ini adalah kali kedua dirinya dijebloskan dari penjara lantaran kasus yang sama.
Kim (nama samaran), adalah wanita dewasa yang dipenjara gegara kasus pembelotan pada rezim diktator Korea Utara.
Dirinya memang bekerja sebagai seorang perantara bagi orang Korea Utara yang telah kabur agar bisa berhubungan dengan keluarga yang masih tertinggal disana.
Hal itu menjadi alasan bagi pemerintah Korea Utara mengecap dirinya sebagai seorang pembelot.
Namun kisah ini bukan mengenai cara Kim menjadi seorang penentang rezim diktator.
Ini kisah dimana dirinya bersahabat dengan seorang sipir pria yang membantunya kabur dari kediktatoran Kim Jong Un.
Pada bulan Mei 2019 pertemuan Kim dengan sipir bernama Jeon Gwang-jin bermula saat sipir tersebut menjadi penjaga bagi napi pengkhianat negara itu di Pusat Penahanan Onsong sembari menunggu putusan pengadilan.

Hal itu menjadi babak baru kedekatan keduanya hingga kemudian nekat untuk kabur dari penjara tersebut.
Sidang vonis hukuman pun telah selesai, dan hukuman pun telah dijatuhkan pada Kim.
Kim divonis penjara 4 tahun tiga bulan di kamp penjara Chongori, penjara paling berbahaya bagi para narapidana di Korea Utara seperti yang dilansir dari BBC Korean.