Kesaksian Siswa SMPN 1 Turi Selamat Susur Sungai, Terseret Arus, Mau Bantu Teman Tapi tak Bisa
Kesaksian Siswa SMPN 1 Turi Selamat Susur Sungai, Terseret Arus, Mau Bantu Teman Tapi tak Bisa
Tri juga menyempatkan diri sebentar ke musala klinik saat azan maghrib menggema.
Kemudian kembali ke pelataran halaman klinik menunggu kabar, jika sewaktu-waktu sang buah hati ditemukan.
Tri menceritakan kepada wartawan, bahwa kegiatan Pramuka dari sekolah tersebut merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap Jumat.
Namun, kegiatan serupa, kata dia, kerap dilakukan tidak jauh dari sekolah.
Baru kali ini dia mendapati kegiatan dilaksanakan di luar sepengetahuannya.
"Biasanya kan kegiatannya ada di embung atau lumpur-lumpur begitu. Yang kegiatan ini saja tadi pagi anak saya liat di grup kalau ada susur sungai, saya tahu ada kegiatan itu tapi lokasinya nggak tahu," imbuhnya.
"Medannya juga nggak tahu bagaimana," sambung dia.

Tak hanya di klinik tersebut. Sejumlah anggota keluarga lainnya juga membantu Tri mencari keberadaan Faneza.
Semua tempat yang diduga menjadi lokasi rujukan setelah petugas menemukan di sungai didatangi.
"Adik saya sudah keliling kemana-mana Puskesmas, masjid, sekolah, kantor polisi juga," katanya.
Tri masih banyak menyimpan harapan, buah hati kedua nya itu yang akan berulang tahun pada April mendatang bisa ditemukan petugas.
"Minta doanya supaya Faneza cepat ketemu," kata Tri.
Korban Meninggal Menjadi 6 Orang
Jumlah korban meninggal susur sungai siswa SMP N 1 Turi, Sleman, DIY hingga Jumat (22/2/2020) pukul 19.15 mencapai 6 orang.
Korban merupakan 250 siswa SMPN 1 Turi yang mengikuti kegiatan susur sungai Pramuka di wilayah Outbound Valley Sempor Dukuh, RT.03/RW.10, Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi dan hanyut saat melaksanakan kegiatan pramuka susur sungai tersebut.
Hingga Jumat (21/2/2020) petang pukul 19.15 dilaporkan enam siswa ditemukan meninggal dunia. Sementara 22 lainnya dilaporkan masih dalam pencarian tim gabungan.