Obat Anti Virus Corona Berhasil Ditemukan, Tapi Dalam Proses Uji Coba, Butuh Waktu Segini Lamanya!
Makin bertambahnya jumlah para korban virus Corona, membuat para Ilmuan China bergerak cepat untuk mendapatkan penawarnya.
Namun, sampel yang positif itu membenarkan dugaan tersebut.
Keberadaan pasar basah itu membuat virus dengan gampang melompat baik dari hewan hidup atau pun mati, serta manusia seperti penjual dan pembeli.
Sejak kemunculan virus corona pada akhir Desember 2019, pemerintah China sudah melakukan langkah pencegahan tak hanya dengan menutup pasar Huanan.
Namun juga menutup Wuhan dan kota di dalam Provinsi Hubei, menghentikan layanan transportasi publik, hingga memperpanjang masa liburan.
Libur Tahun Baru Imlek yang dilaporkan berakhir pada 30 Januari, diperpanjang hingga 2 Februari untuk mengurangi massa yang berkumpul.
Selain itu, sekolah dan universitas juga ditangguhkan pembukaan tahun ajaran barunya hingga mendapat pemberitahuan lebih lanjut.
Menteri Kesehatan Ma Xiaowei menerangkan, saat ini Negeri "Panda" berada dalam masa genting, di mana kemampuan virus untuk menyebar semakin kuat.
Pernyataan itu dia buktikan dengan jumlah korban meninggal yang mencapai 106 orang pada Selasa (28/1/2020), dan jumlah korban terinfeksi lebih dari 4.500.
Ribuan dokter dan perawat dikerahkan dari berbagai penjuru negeri, dengan 10.000 tambahan tempat tidur rumah sakit dipersiapkan untuk merawat korban.
Temukan obat Corona?
Media Cina seperti Xinhua dan China Global Television Network menulis laporan ada 51 orang pasien virus coronadipulangkan dari rumah sakit karena dinyatakan pulih.
Namun, klaim tersebut tak disertai informasi lanjutan terkait perawatan maupun pengobatan yang diberikan kepada pasien.
Xinhua menulis, ada seorang pasien yang sempat didiagnosis terjangkit virus corona (2019-nCoV), dirawat, lalu diizinkan pulang dari rumah sakit di Provinsi Jiangxi, Cina Timur, Senin (27/1/2020).
Masih dalam tulisan Xinhua, seorang pasien laki-laki (38) asal Xingan terjangkit virus corona setelah pulang dari Honghu, Provinsi Hubei, pada 3 Januari lalu.
Ia positif Corona dan dipindahkan ke RS Universitas Nanchang dalam kondisi kritis.