Sungai Musi Mulai Meluap
Sungai Musi Terus Naik, Banjir Hantui Palembang dan Sekitarnya Basarnas dan Brimob-TNI Disiagakan
Sungai Musi Terus Naik,Banjir Hantui Kota Palembang dan Sekitarnya Basarnas dan Brimob-TNI Disiagakan
Debit Sungai Musi Terus Naik, Banjir Hantui Palembang dan Sekitarnya Basarnas dan Brimob-TNI Disiagakan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Sungai Musi Mulai Meluap. Hal ini ditandai dengan naik debit sungai yang membelah kota Palembang itu hingga 4 meter.
Sehingga dampak paling buruk adalah daerah sekitarnya akan terancam kebanjir, sehingga dikhawatirkan Banjir Hantui Palembang dan Sekitarnya.
Maka itulah selain Basarnas dan Brimob-TNI Disiagakan, untuk mengatasi Banjir di kota Palembang, disiarakan pula 1.200 anggota gabungan mulai dari anggota kepolisian, Satuan Brimob, Reskrim, Satres Narkoba, Intelkam, Pol Air dan Sat Sabhara Polrestabes Palembang, beserta jajaran TNI, Dishub, Pol PP, Basarnas Nasional, serta BMKG siap mengantisipasi penanggulangan bencana alam di Kota Palembang.
Seperti diketahui, Debit Sungai Musi Terus Naik, sehingga Banjir Hantui Palembang.
Penyebab naiknya Debit Sungai Musim, sehingga Banjir Hantui Palembang, dikarenakan Intensitas hujan mulai dari sedang hingga lebat terjadi sejak akhir Desember hingga awal Januari 2020 ini. Pontesi inilah yang akan menimbulkan banjir.
Bahkan pantauan Sripoku.com, sejauh ini sudah terjadi beberapa genangan air di Palembang terutama di lokasi-lokasi langganan seperti sekitar Kantor Gubernur, Sekip Bendung, Jalan Kol H Burlian dan lainnya, genangan ini bisa membuat Banjir kota Palembang.
Selain bertambahnya intensitas curah hujan turut berimbas pada kenaikan debit air Sungai Musi, yang akhirnya membuat aliran air di sungai kecil tertahan. Hal ini yang bisa membuat beberapa wilayah di Palembang sering tergenang air dan Banjir.
Menyikapi ini, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII Birendrajana menjelaskan, dari catatan mereka kenaikan debit air Sungai Musi mencapai empat meter dibandingkan saat normal, hal ini memang memiliki potensi Banjir.
"Awal tahun ini kenaikannya empat meteran bahkan dulu pernah naik sampai 10 meter. Ketinggian debit airnya bisa terus meningkat apalagi puncak musim hujan di Sumsel hingga Maret 2020," ujarnya.
Pihaknya sendiri telah menyiagakan pompanisasi di Sungai Bendung sejak 30 Desember 2019.
Dengan disiagakannya pompanisasi di Sungai Bendung, diharapkan dapat mengatasi persoalan banjir yang kerap melanda wilayah Kota Palembang
"Pompanisasi seluas 2.400 hektare dan memiliki enam pompa dengan kapasitas 6.000 meter per detik yang berfungsi mereduksi banjir Daerah Aliran Sungai (DAS) bendung untuk mampu mempercepat aliran ke sungai," tutupnya.
Ditempat lain, 1.200 anggota gabungan mulai dari anggota kepolisian, Satuan Brimob, Reskrim, Satres Narkoba, Intelkam, Pol Air dan Sat Sabhara Polrestabes Palembang, beserta jajaran TNI, Dishub, Pol PP, Basarnas Nasional, serta BMKG siap mengantisipasi penanggulangan bencana alam di Kota Palembang.
Hal ini diungkap langsung oleh Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji, saat memimpin acara gelar Apel Kesiapan Siaga Bencana Alam, di halaman Polrestabes Palembang, Jumat (3/1).
Anom mengatakan dalam gelaran apel ini, untuk melihat kesiapan pasukan personel maupun peralatan dalam guna menghadapi dan mengantisipasi bencana alam di Kota Palembang.
"Bulan ini sudah masuk musim penghujan yang akan diperkirakan terjadi hingga April mendatang, dan seperti beberapa waktu lalu terjadi bencana banjir di beberapa wilayah di Kota Palembang, bahkan menyebabkan kemacetan. Selain bencana banjir, kita juga siap mengantisipasi bencana tanah longsor, angin puting beliung," ungkapnya.
Untuk itu, dirinya berharap, untuk semua pihak saling bahu membahu mengatasi hal ini, dan untuk pemerintah sendiri tentunya melakukan perbaikan infrastrukt dan menormalisasikan sungai agar air yang tergenang lancar.
Ditempat yang sama, Kepala Stasiun BMKG Nandang Pangaribowo, mengatakan potensi hujan yang masuk ke wilaya indonesia sangat tinggi.
"Ya dikarnakan angin Muson yang datang dari Benua Australia sangat kencang, jadi kemungkinan besar curah hujan yang diasertai angin memasuki wilayah indonesia" singkat Nandang.