Berita Palembang

Perokok di Palembang Menjerit, HET Rokok Naik, Berpikir Berhenti Merokok atau Minta Sama Kawan!

Perokok di Palembang Menjerit, HET Rokok Naik, Berpikir Berhenti Merokok atau Minta Sama Kawan!

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Welly Hadinata
TRIBUN SUMSEL/ HARTATI
Rozak memperlihatkan stok rokok di warungnya yang tetap dijual dengan harga lama karena dibeli dengan modal lama, Rabu (1/1/2020). Saat ini dia belum menaikkan harga rokok meski pemerintah telah menaikkan cukai rokok. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

Perokok di Palembang Menjerit, HET Rokok Naik, Berpikir Berhenti Merokok atau Minta Sama Kawan!

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Masyarakat perokok menjerit terhadap kebijakan pemerintah yang resmi menaikkan tarif cukai rokok rata-rata sebesar 23 persen dan harga eceran terendah rokok juga naik rata-rata sebesar 35 persen mulai hari ini Kamis (2/1/2020).

"Beratlah kalo dinaikkan sampai 35 persen. Kebutuhan saya merokok Sampoerna putih seharinya dua bungkus. Kalo memang harganya sudah pada naik hari ini, ya kalau untuk menghilangkan kebiasaan tidak bisa mendadak. Barangkali cari merek lain yang lebih murah dari merek rokok yang selama ini kita hisap dengan rasa yang tidak jauh berbeda," kata salah seorang perokok, Drs Bagindo Togar Butar Butar.

Perokok lainnya Drs H Zulfaini M Ropi MSi mengaku meski dirasakan bakal memberatkan dengan kenaikan HET 35 persen, namun baginya bakal tetap mengkonsumsi 2 bungkus Gudang Garam Filter (GP) setiap harinya.

Ini Doa Nabi Ibrahim di Pagi Hari Agar Dilimpahi Rezky dan Untuk Menjadi Anak yang Sholeh Sholehah

Prabowo dan Jokowi Bicara Soal Keluarga dan Negara di Meja Makan, Begini Ekspresi Kaesang dan Didit!

Ahok Sibuk Tunggui Puput Nastiti Devi Melahirkan, Veronica Tan Mendadak Muncul dengan Pria di Jepang

"Saya sehari bisa dua bungkus rokok GP. Sampai sekarang belum tahu kalau harganya naik. Memang dengar kabar-kabarnya begitu. Menurut pandangan saya, kalau perokok yang sudah kecanduan, narkoba saja yang mahal masih dibeli orang. Apalagi GP ini Rp 18 ribu sebungkus di warung. Mungkin bagi perokok duitnya biasa-biasa bakal mengurangi yang tadinya dua bungkus jadi sebungkus sehari. Tapi kalau saya masih tetap dua bungkus sehari," kata Zulfaini.

Afan Azmi Djambak yang sehari-harinya bisa menghabiskan satu setengah bungkus rokok Dji Sam Soe kretek mengaku berat nantinya dinaikkan 35 persen.

"Memang belum naik harganya di warung, masih Rp 17 ribu per bungkus. Nah kalo mengalami kenaikan otomatis berpikir, apakah mau berhenti merokok ataukah berhenti beli rokok alias minta dengan kawan," ungkap Afan.

Menurut pria berdarah Minangkabau ini pesimis, pemberlakukan kenaikan cukai rokok ini tidaklah mendongkrak pendapatan negara, malah justru bakal berkurang.

"Orang bisa saja sebagian akan beralih akternatif memakai rokok daun, rokok elektrik (vape). Artinya kan target menaikkan cukai itu tidak akan tercapai. Malah berkurang yang membeli rokok tembakau yang menggunakan cukai ini," kata Afan.

Ia sendiri baru saja mendengar komentar dari sesama kawan perokok yang mengaku biasanya mengkonsumsi 3 bungkus rokok Dji Sam Soe bakal mengurangi menjadi hanya 1 bungkus per harinya.

"Karena kita tahu nilai ekonomi sekarang rendah dari tahun sebelumnya. Mau usaha apa saja nampaknya banyak yang ngeluh. Kalo pemerintah ngotot menaikkan harga rokok, justru berdampak negatif," terang Affan.

Video: Pandi Pria Asal PALI Hibur Warga Tirukan Berbagai Suara Hewan Hingga Kartun Woody Woodpecker

Peristiwa Mengerikan Terjadi di 2020, Anak Indigo Sebut 2 Ledakan Bom, Robby Purba: Lemes Dengernya

Muson Cina Datangkan Banjir

Sementara salah seorang pemilik warung yang menyediakan rokok, Basit di Perumahan Azhar Tanah Mas mengakui sebelum dinaikkan HET rokok, memang daya beli masyarakat terhadap rokok terutama yang bermerek ternama cenderung berkurang.

"Kalau untuk sekarang daya beli sudah berkurang. Kita rasakan sekali penjualan rokok merek ternama sudah berkurang," kata Basit.

Ia menilai apalagi pelanggan biasanya dari membeli rokok bermerek yang mahal, sekarang sudah beralih ke rokok yang tak terkenal mereknya serta jauh lebih murah harganya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved