Berita Palembang
EMPAT Perempuan Ini Jadi Korban Pembunuhan Sadis Tahun 2019 di Sumsel, Motifnya Ada Cinta Ditolak!
EMPAT Perempuan Ini Jadi Korban Pembunuhan Sadis Tahun 2019 di Sumsel, Motifnya Ada Cinta Ditolak!
EMPAT Perempuan Ini Jadi Korban Pembunuhan Sadis Tahun 2019 di Sumsel, Motifnya Ada Cinta Ditolak!
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -Tahun 2019 kini telah berlalu dan berganti dengan tahun 2020.
Namun sejumlah peristiwa yang terjadi selama tahun 2019, nampaknya masih belum lepas dari ingatan.
Termasuk berbagai peristiwa khususnya kasus pembunuhan yang terjadi pada perempuan sebagai korbannya.
Tentu hal ini begitu menghebohkan masyarakat. Berbagai motif dijadikan alasan yang mendasari tindakan keji tersebut.
Berikut Tribunsumsel.com merangkum kasus-kasus pembunuhan di Sumatra Selatan yang berhasil menyita perhatian publik.
1. Ina Antimurti (Dibunuh kemudian jenazahnya dibakar di atas ranjang tidur).
Diawal tahun 2019, tepatnya bulan Januari, masyarakat dikagetkan dengan kabar pembunuhan sadis yang menimpa seorang ibu muda janda beranak satu asal Desa Pedataran Kecamatan Gelumbang Muara Enim.
Jenazah Ina Antimurti (21) ditemukan dalam kondisi hangus terbakar di hutan semak Desa Sungai Rambutan Kabupaten Ogan Ilir (OI), Minggu (22/1/2019).
Tak butuh waktu lama, Polisi kemudian berhasil meringkus para pelaku yang berjumlah lima orang.
Empat pelaku yakni Ferianto (30), Abdul Malik (22), DP (16) dan FB (16) ditangkap di Muara Enim.

• Pembunuhan Sadis Sepanjang Tahun 2019 di Sumsel, Pelaku Kepergok Warga Buang Mayat Korban di Gandus!
• Pegawai BPBD OI Lagi Doa Bersama Sambut Tahun Baru, Tiba-tiba Dikepung Petugas BNN, Tes Urine!
• Herman Deru Dampingi Dua Jenderal Ini Naik Sepeda Motor Pantau Kota Palembang, Ini Hasilnya!
Sedangkan satu pelaku lagi yang sempat buron yakni Asri Marlin (30), kekasih korban sekaligus otak pembunuhan, kemudian memilih untuk menyerahkan diri ke Mapolda Sumsel.
Kemudian dalam putusan sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Muara Enim, majelis hakim memvonis hukuman mati kepada Asri Marlin selaku otak pembunuhan.
Sedangkan Ferianto dan Abdul Malik masing-masing divonis hukuman 20 tahun penjara.
Sebelumnya, Asri Marli menuturkan, dirinya tega membunuh Ina Antimurti lantaran sakit hati. Sebab korban tak kunjung membayar hutang sabu kepadanya.
Menurutnya, Inah telah menjadi pelanggan sabu yang ia jual sejak enam bulan lalu.
“Sejak sekitar 6 bulan lalu dia (Inah) beli sabu sama saya. Biasanya dia (Inah) beli sabu seminggu sekali, beli yang 80 gram harganya Rp 1,1 juta,” beber Asri usai rekonstruksi pembunuhan Inah di halaman kantor Ditreskrimum Polda Sumsel.
Pengakuan ini juga senada dengan apa yang dikatakan Kapolda Sumsel saat itu, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara didampingi Direktur Reskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Yustan Alfian yang menjelaskan bila motif utama pembunuhan terhadap korban, murni karena masalah hutang.
Karena tidak dapat membayar hutang saat ditagih, membuat AS marah sehingga memutuskan untuk menghabisi nyawa korban.
"Motifnya masalah hutang. Pokoknya masalah hutang saja," ujar jenderal bintang dua ini.
2. Melinda Zidemi (Calon Pendeta Cantik yang dibunuh sadis karena pelaku merasa dendam disebut jelek saat menyatakan cinta)
Memasuki bulan Maret 2019, pembunuhan sadis yang menimpa seorang calon pendeta cantik, begitu menghebohkan masyarakat.
Melinda Zidemi ditemukan tewas di Sungai Baung Sumsel, Selasa (26/3/2019)
Kasus ini terbilang pembunuhan sadis.
Apalagi saat itu korban sedang bersama seorang gadis kecil N (9) ketika hendak pulang ke tempat tinggalnya di divisi 4 Dusun Sungai Baung Desa Bukit Batu Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI.
Namun baru sampai di divisi 3, korban dihentikan dan dihadang oleh Nang (18) dan Hendri (20), dua pelaku yang kemudian melakukan aksi jahatnya.
Polisi memastikan motif pembunuhan calon pendeta muda cantik Melinda Zidemi dikarenakan faktor dendam.
Berdasarkan keterangan tersangka, pembunuhan itu terjadi lantaran sakit hati.

• ANTI GAGAL dan Selamat Mencoba, Berikut Cara Pembuatan Pempek Asli Palembang, Dilengkapi Resep Cuko!
• CATAT, Berikut Ini Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di Tahun 2020, 3 Bulan Tanpa Libur Nasional!
• Kabar Duka Datang dari Norman Kamaru di Awal Tahun 2020, Orang Dicintai Meninggal Dunia, Banjir Doa
Sebab salah seorang tersangka yakni Nang menaruh hati pada korban. Namun ketika menyatakan cinta, ia justru mendapat penolakan dan disebut berwajah jelek oleh korban.
"Karena seperti kita tahu bahwa korban berwajah cantik. Sehingga tersangka Nang menaruh hati padanya. Namun ditolak korban dan mungkin ada kata-katanya yang secara tidak sengaja menyinggung perasaan tersangka,"ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara di Mapolda Sumsel, Jumat (29/3/2019).
Kemudian dalam proses persidangan, majelis hakim Pengadilan Kayu Agung memvonis kedua pelaku dengan hukuman seumur hidup penjara.
3. Vera Oktaria (Jenazahnya dimutilasi dan sempat akan dibakar oleh Prada DP, kekasihnya yang posesif)
Kisah cinta berujung tragedi pasangan Vera Oktaria dan Prada Deri Pramana (DP) patut disebut sebagai kisah yang paling menarik perhatian masyarakat.
Betapa tidak, Jenazah Vera Oktaria (21) ditemukan dalam keadaan sudah dimutilasi di kamar Penginapan Sahabat Mulia di Jalan PT Hindoli RT 05 RW 03 Kelurahan Sungai Lilin Kecamatan Sungai Lilin Muba, Sabtu (11/5/2019).
Dari hasil penyelidikan, diketahui pelaku pembunuhan sadis itu merupakan Prada DP yang saat itu masih terdaftar sebagai anggota aktif TNI.
Sempat beberapa waktu buron, Prada DP kemudian berhasil ditangkap di salah satu Padepokan di Serang Banten, Kamis (13/6/2019).

• Hitung Mundur Malam Pergantian Tahun 2020 di Ampera Palembang
• Nisya Ahmad Tahan Malu, Rahasia Adik Ipar Raffi Ahmad Lakukan KDRT Terkuak, Nyaris Cerai Gegara Ini!
• Video: Didominasi 3C Kriminalitas Sepanjang 2019 di Wilkum Polrestabes Palembang Capai 4576 Kasus
Tak hanya ketika kasus ini berhasil diungkap, proses sidang Prada DP yang digelar di Pengadilan Militer I-04 Jakabaring Palembang juga begitu menarik perhatian masyarakat.
Mulai dari pernyataan Prada DP yang mengaku terkejut ketika usai melakukan hubungan intim, Vera Oktaria itu mengaku hamil sehingga nekat membunuh kekasihnya itu.
Terungkapnya tindakan nekat Prada DP yang kabur ketika mengikuti pendidikan infanteri di Baturaja.
Kisah cinta segitiga antara Prada DP, Vera Oktaria dan Sherli Melita yang terungkap dalam persidangan.
Dan masih banyak hal-hal lain yang terungkap dalam persidangan. Termasuk peran beberapa anggota keluarga Prada DP yang diduga ikut berperan dalam menghilangkan jejak usai membunuh korban.
"Saya sangat menyesal yang mulia. Saya berharap bisa minta maaf sama ibu dan keluarga Vera. Saya juga mohon dipertimbangkan keringanan hukuman buat saya yang Mulia,"ujar Prada DP sembari terisak menangis menyampaikannya pembelaannya dihadapan majelis hakim.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, Prada DP akhirnya divonis hukuman seumur hidup penjara.
Atas putusan tersebut, Prada DP kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Militer Tinggi (Dilmilti) Medan.
4. Apriyanita (PNS yang dibunuh kemudian jenazahnya di cor di TPU Kandang Kawat)
Dipenghujung bulan Oktober 2019, masyarakat dihebohkan dengan pembunuhan sadis yang menimpa seorang PNS di Palembang.
Apriyanita (50) PNS di Kementerian PU Balai Besar ditemukan tewas mengenaskan dalam keadaan dicor di Tempat Pemakaman Umum Kandang Kawat Kota Palembang, Jumat (25/10/2019).
Diketahui, korban dilaporkan hilang oleh pihak keluarganya sejak Rabu (9/10/2019) sekitar pukul 19.00.
Polis Polda Sumsel, berhasil mengamankan dua dari empat pelaku.
Yakni Mgs. Yudi Tama Redianto alias Yudi (41) dan IN alias Nopi alias Acik (DPO).
Sedangkan Nopi alias Acik dan Amir, hingga saat ini masih dalam pencarian aparat kepolisian (buron).

• Raffi Ahmad Dapat Musibah di London, Punggung Kaki Suami Nagita Slavina Membiru & Bengkak, Sakit!
• Daftar Harga Rokok Naik 2020, Satu Bungkus Rokok Bisa Capai Rp 30 Ribu, Berikut Perkiraan Harganya
• 6 Zodiak yang Ini Bakal Dapat Tantangan Berat & Paling Beruntung di Tahun 2020, Taurus Dapat Cinta
Dalam pengakuannya, tersangka Yudi mengaku mendapat ide dari Acik (DPO) yang merupakan pamannya sendiri untuk membunuh korban.
Saran itu didapat ketika ia berkeluh kesah terus saja ditagih hutan oleh korban.
"Ah cik, saya tidak pernah berbuat seperti itu (membunuh), tidak paham. Terus dia (Acik) bilang sudahlah itu jadi urusan saya," ujarnya dalam rekonstruksi yang digelar, Senin (2/12/2019).
Kemudian dari rekonsiliasi diketahui bahwa sebelum dibunuh, korban diberi air mineral berisi obat bius oleh tersangka Yudi ketika berada di dalam mobil.
Kemudian tersangka Ilyas yang berperan untuk menjerat leher korban dari belakang yang saat itu telah dalam kondisi tak sadarkan diri.
Setelah yakin sudah tidak bernyawa, tubuh korban kemudian dibawa ke TPU Kandang Kawat.
Sedangkan tersangka Ilyas diturunkan di kawasan jalan Aryodila.
Kemudian setibanya di kandang kawat, Nopi bersama Amir yang juga masih DPO, mengeluarkan jenazah korban dari dalam mobil.
Mereka menggotong jenazah korban ke dalam TPU kandang kawat dan meninggalkan tersangka Yudi di dalam mobil. "Saya tidak ikut kubur," ujar Yudi. (Shinta/TS)