Harimau Teror Warga Pagaralam
12 Kasus Teror Harimau di Pagaralam dan Lahat Sejak 12 November-8 Desember, BKSDA Ungkap Ada Konflik
12 Kasus Teror Harimau di Pagaralam dan Lahat Sejak 12 November-8 Desember, BKSDA Ungkap Ada Konflik
12 Kasus Teror Harimau di Pagaralam dan Lahat Sejak 12 November-8 Desember, BKSDA Ungkap Ada Konflik
SRIPOKU.COM, PAGARALAM-Tak dapat dipungkiri, jika sebaran harimau Sumatara dan harimau jenis lain terdapat di kawasan Pagaralam dan Lahat yang memang bersentuhan langsung dengan Gunung Dempo.
Tidak heran pula, jika ada 12 kasus teror harimau, baik itu jenis harimau lain maupun harimau Sumatara, yang belakangan meresahkan terutama di kawasan Pagaralam.
Tercatat kawasan yang dilalui oleh harimau tersebut, terjadi kawasan Desa Meringang, Desa Tebat Benawa, Desa Kerinjing yang berada di kawasan Dempo Selatan maupun Dempa Utara.
Tidak bisa dipungkiri pula, jika korban dari serangan harimau yang berjatuhan adalah warga Pagaralam dan Lahat yang membuka lahan perkebunan di areal Hutan lindung di kawasan Gunung Dempo.
Total jika diurut berdasarkan tanggal 16 November hingga 8 Desember kemarin, maka ada 12 kasus teror harimau, baik berupa serangan harimau maupun penampakan yang membuat warga geger bahkan ketakutan.
Setidaknya dari 4 kasus serangan harimau, ada 2 warga yang tewas yang semua adalah warga Lahat yakni Yudiansyah yang merupakan warga Lahat namun berkebun di kawasan Tebat Benawa Pagaralam, yang membuatnya ditemukan tewas mengenaskan.
Kemudian kasus serangan harimau yang memakan korban jiwa lainnya adalah Kuswanto, warga Pulau Panas Kecamatan Tanjung Sakti Pumi Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, yang diduga adalah harimau dari Gunung Patah, sebaran Hutan lindung di kawasan Gunung Dempo Pagaralam.
Adapun 2 warga lainnya yang mengalami luka akibat serangan harimau, tercatat ada nama Marta warga Tebat Benawa, dan satu Wisatawan asal Sekayu yang tak diketahui namanya ketika tengah berada di Tugu Rimau Pagaralam.
Sisanya 8 kasus adalah penampakan dan berupa teror dari harimau yang berkeliaran di areal pemukiman warga.
Kuat dugaan, jika serangan harimau ini terjadi karena habitatnya terganggu, berikut ini Catatan 12 Kasus Teror Harimau di Pagaralam dan Lahat selama 3 Pekan Terakhir dan penjelasan dari BKSDA.
1. 16 November harimau Terkam Pendaki asal Sekayu

Teror harimau Sumatera di kawasan Pagaralam dan Lahat sekitarnya dimulai 16 November lalu.
Diawali dengan viral di media sosial yang menyebutkan jika ada harimau berkeliaran di kebun teh Gunung Dempo Pagaralam.
Malam harinya, seorang wisatawan asal Sekayu yang menjadi korban harimau.
Peristiwa yang terjadi Sabtu (16/11/2019) itu, ketika sang wisatawan berwisata di kawasan Gunung Dempo diterkam harimau atau macan tersebut.
Kabar ini, berdasarkan informasi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Besemah.
Bahkan, Kabag Umum RSUD Besemah, Anca yang dikonfirmasi mengatakan, memang benar, pada malam 16 November tersebut, ada pasien yang masuk ke RS Besemah karena diduga diterkam harimau.
"Ya benar saya sudah tanya ke dokter jaga IGD. Katanya memang ada pasien masuk dengan luka robek dipelipis yang katanya disebabkan diterkam harimau, saat berada di kawasan Tugu Rimau Gunung Dempo," ujar Anca saat dihubungi sripoku.com, Sabtu (16/11/2019).
Sementara itu, akun Otek Cemehe juga menginformasikan kepada sripoku.com, bahwa ada informasi wisatawan diterkam harimau saat berkunjung ke Gunung Dempo.
"Saya dapat info dari bapak teman saya. Kemarin malam ada warga Sekayu yang diterkam harimau saat berwisata di Gunung Dempo," katanya.
2. 17 November Kuswanto Warga Lahat Tewas Diterkam harimau

Sehari setelah heboh penampakan harimau di kebun tes dan menerkam seorang wisatawan,
Diduga hewan yang sama atau rombongan hewan harimau dari kawasan hutan lindung di kawasan antara Pagaralam dan Lahat kembali memakan korban.
Kuswanto (28) warga Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Tewas diterkam harimau.
Seperti diketahui, Kuswanto menjadi korban keganasan harimau saat sedang berada di kebun kopi miliknya.
Hal tersebut seperti dituturkan Kades Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti Lahat, Sumadi terkait serangan harimau tersebut.
Dikatakan Sumadi, jika korban sedang bekerja dikebun kopi miliknya.
Namun nahas, tanpa ia sadari datang seekor harimau yang sudah mengincarnya itu, langsung menerkamnya hingga korban tewas di lokasi kejadian.
Diceritakan jika Kuswanto datang bersama temannya, namun hanya Kuswanto yang diincar si harimau tersebut.
"Korban sedang meremput di kebun kopi. Tiba tiba harimau menerkam. Kejadianya sekira pukul 10.00 wib. Korban diterkam dibagian leher dan tewas ditempat, "tetangnya, Minggu (17/11).
Jenazah Kuswanto nyaris rusak jika tidak ada warga yang segera datang ke lokasi dan mengusir si harimau tersebut.
Peristiwa tersebut diketahui warga yang juga berkebun tak jauh dari kebun korban dan kemudian di bawa pulang ke rumah untuk kemudian dimakamkan.
3. 18 November, harimau Makan Ternak Warga

Pada tanggal 18 November, diduga kawanan dari harimau Sumatera yang menewaskan Kuswanto (48) warga Desa Pulau Panas, kecamatan Tanjung Sakti, di Kabupaten Lahat,
Senin (18/11/2019) sekira pukul 20.00 WIB, satwa buas yang dilindungi tersebut terus mendekat dan meneror warga.
Bahkan, seekor kambing ditemukan mati diduga akibat diterkam.
Hal tersebut seperti dikatakan Camat Tanjung Sakti Pumi, Lahat, Awang Firmansyah. Dikatakan Awang, ia mendapat informasi ada seekor kambing milik Marlian, mati. Diduga matinya kambing tersebut akibat diterkam harimau.
"Ya informasi tadi malam jam 20.00 wib,di dusun II,laporan warga harimau masuk kandang kambing milik Marlian,"terangnya.
Kejadian tersebut juga dibenarkan Kepala BKSDA II Lahat, Martialis. Menurutnya, ada bekas gigitan pada kambing milik warga dan diduga kuat itu bekas gigitan harimau.
Diterangkan Martialis, keberadaan harimau di pemukiman warga sangat dimungkinkan lantaran jarak pemukiman dengan wilayah hutan lindung hanya berjarak 600 meter.
4. 21 November, Polda Keluarkan Surat Larangan Berkemah karena bahaya harimau
Akibat kasus terkaman harimau yang menewaskan dua korban serta mencuri hewan ternak, Polda Sumsel mengeluarkan surat imbauan agar Pemkab Pagaralam mengeluar surat perintah larangan berkemah di areal Gunung Dempo.
Surat dengan Nomor : B/41/X1/TIK.1.5./2019 tersebut, ditujukan kepada Kepala Dinas Pariwisata Kota Pagaralam.
Dalam surat tersebut Kapolda memerintahkan Pemkot Pagaralam untuk melarang aktivitas menginap/berkemah di seputran tempat wisata Tugu Rimau sampai situasi dalam keadaan aman karena harimau berkeliaran.
Dikarenakan adanya harimau yang berkeliaran disekitar Tugu Rimau. Sehingga membahayakan keselamatan wisatawan yang berkunjung ke tempat Wisata Tugu Rimau tersebut.
Mendapat surat ini, pihak Pemkot Pagaralam langsung merespon dengan memantau langsung pihak BKSDA Lahat untuk memantau kondisi terkini, kawasan Tugu Rimau apakah masih ada harimau yang berkeliaran di kawasan tersebut.
"Kita sudah meminta bantuan pihak BKSDA Lahat untuk memantau langsung lokasi Tugu Rimau. Kita meminta mereka menyisir kawasan Tugu Rimau untuk mengetahui apakah masij ada jejak dan Harimau tersebut," ujar Walikota Pagaralam, Alpian Maskoni.
Untuk sementara Pemkot Pagaralam mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan untuk berhati-hati saat melintas atau berkunjung dikawasan Gunung Dempo.
"Kita akan menunggu reales dari pihak BKSDA untuk bisa menyatakan apakah kawasan wisata Gunung Dempo sudah aman dari ancaman harimau. Jadi untuk sementara masyarakat dan wisatawan harus waspada," imbaunya.
Sementara itu, Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara SIk MH melakukan peninjauan langsung kelokasi Tugu Rimau bersama sejumlah anggota Polres Pagaralam, Rabu (20/11/2019) kemarin.
"Kami sudah melakukan peninjauan langsung kelokasi Tugu Rimau. Namun kita tidak bisa memastikan jika saat ini kondisi disana aman atau tidak dari ancaman Harimau. Pasalnya yang bisa memberikan kepastian tersebut setelah pihal BKSDA selesai melakukan pekerjaannya," ujarnya.
5. 27 November kembali Temukan Jejak harimau

Sejak hebohnya penampakan harimau di kawasan awisata Kebun Teh Gunung Dempo. Ditambah lagi adanya korban meninggal akibat diterkam harimau di kawasan Desa Pulau Panas Kecamatan Tanjung Sakti PUMI beberapa waktu lalu.
Hal ini membuat pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lahat langsung menerjunkam tim untuk melakukan penyelusuran keberadaan harimau Sumatera yang mulai berkeliaran tersebut.
Bahkan, pihaknya telah memasang sejumlah perangkap untuk menangkap harimau yang mulai meresahkan warga Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat tersebut.
Informasi yang dihimpun sripoku.com, Rabu (27/11/2019) menyebutkan, sampai saat ini tim BKSDA Lahat masih terus melakukam patroli dikawasan penemuan jejak dan penampakan harimau tersebut.
Petugas BKSDA Lahat, Martialis mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih terus menyusuri keberadaan harimau Sumatera yang sempat menteror warga Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dan Kota Pagaralam.
"Kita sampai saat ini terus melakukan penyelusuran jejak kaki Harimau mulai dari kawasan Gunung Dempo dan Kawasan Kecamatan Tanjung Sakti PUMI," ujarnya.
6. 29 November harimau Muncul di Rimba Candi

Meski tidak menelan korban, lagi-lagi harimau sumatera ini melakukan teror dengan berkeliaran.
Kemunculan Harimau di kawasan Desa Rimba Candi Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagaralam mulai membuat warga khawatir. Pasalnya hewan buas tersebut sudah mulai masuk permukiman warga.
Hal ini tampak dari bekas jejaknya yang terdapat dikawasan permukiman warga. Bahkan tidak hanya itu dikabarkan warga sekitar memang sudah melihat keberadaan Harimau tersebut. Melihat kondisi ini warga langsung melaporkan hal tersebut kepihak Polres Pagaralam.
Informasi yang dihimpun sripoku.com, Jumat (29/11/2019) menyebutkan, menindaklanjuti laporan masyarakat tersebut Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara SIk MH langsung terjun kelokasi bersama sejumlah anggota.
Dikatakan Kapolres, pihaknya usai mendapat laporan langsung kelokasi untuk berdialog langsung dengan masyarakat terkait laporan adanya harimau di kawasan Desa Rimba Candi tersebut.
"Saya bersama anggota langsung menuju lokasi desa Rimba Candi dan berdialog dengan masyarakat. Saya meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemunculan Harimau tersebut," ujarnya.
Kapolres juga telah melakukan koordinasi dengan pihak BKSDA untuk melakukan langka-langka terkait kembali munculnya binatang langka tersebut.
"Kita sudah berkoordinasi dengan pihak BKSDA dalam menindaklanjuti teror harimau ini," katanya.
Kapolres juga telah mengambil langka pencegahan adanya korban dengan patroli Dialogis bersama masyarakat.
"Kita memberikan himbauan dan menyampaikan tips bagaimana menghindari dan menghadapi Harimau jika tiba-tiba binatang tersebut muncul," ungkapnya ketika itu.
7. 1 Desember 3 harimau Menampakkan Diri

Minggu (1/12/2019) menyebutkan warga tersebut tidak hanya melihat satu harimau saja namun ada tiga harimau sekaligus yang melintas tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Pungki (27) warga Pematang Bango membenarkan jika ada warga mereka yang melihat langsung penampakan harimau tersebut sedang berkeliaran dikebun kopi milik warga Desa.
"Benar sekali ada tiga harimau yang terlihat sedang berkeliaran dikebun warga tepatnya di kawasan Talang Subuk dan Talang Ayek Cawang kelurahan Curup Jare Kota Pagaralam," ujarnya saat dihubungi sripoku.com.
Bahkan, saat ini warga telah menuju lokasi bersama pihak berwajib untuk melihat langsung harimau tersebut. Warga mendatangi lokasi untuk mengusir harimau tersebut agar tidak mendakati kawasan permukiman warga.
"Sudah pulauhan warga menyisir kawasan penampakan harimau tersebut. Tampak jelas jejak kaki harimau yang masih baru dikawasan tersebut. Namun Harimaunya belum terlihat," katanya.
Warga sengaja mendatangi lokasi penampakan harimau tersebut, pasalnya warga takut harimau tersebut masuk permukiman. Kondisi ini mengingat lokasi penampakannnya sudah tidak jauh lagi dengan permukiman warga.
"Kami berusaha mengusirnya untuk kembali ke Habitatnya yaitu Hutan Lindung dikawasan Gunung Dempo. Kami takut jika tidak diusir dia akan masuk permukiman warga dan membahayakan warga," ungkapnya.
Adanya informasi penampakan harimau di kawasan tersebut telah beredar luas dimedia sosial. Kondisi ini membuat warga memperingati untuk sementara waktu tidak kekebun, sedangkan bagi yang sudah dikebun diinformasikan segera pulang dan waspada.
Benarkah ketiga harimau ini, adalah gabungan dari harmau yang sudah meneror warga di kawasan Pagaralam dan Lahat, bahkan sudah menerkam Kuswanto hingga tawas dan seorang wisatawan asal Sekayu.
Hingga kini belum diketahui secara jelas, namun diduga harimau ini berkeliaran karena habitatnya mulai terganggu di kawasan Hutan Lindung di kawasan Gunung Dempo.
8. Senin (2/12/2019) Kakak Adik Diserang harimau

Lagi warga Kota Pagaralam dihebohkan dengan adanya harimau yang terus meneror warga terutama warga yang ada dikawasan pinggiran Kota Pagaralam. Kali ini warga Desa Tebat Benawa Kecamatan Dempo Selatan yang menjadi korban kebuasan hewan tersebut, Senin (2/12/2019).
Marta (25) warga Tebat Benawa nyaris tewas diterkam harimau. Beruntung korban berhasil menlepaskan diri dari gigitan harimau yang katanya sebesar sapi tersebut.
Korban Marta saat kejadian sedang meracun rumput di kebun, namun saat sedang asyik meracun tiba-tiba di hadapannya sudah ada harimau besar. Keduanya sempat terdiam, namun tidak lama setelah itu harimau tersebut langsung menerkam korban.
"Saya sedang meracuin, namun tiba-tiba harimau itu sudah ada didepan saya. Kami sempat sama-sama terdiam, saat saya hendak berlari harimau itu langsung menyerang saya," ujar Marta saat diwawancarai sripoku.com, Senin (2/12/2019) saat berada di RSUD Besemah.
Dikatakan Marta dirinya sudah diterkam bahkan digigit oleh harimau tersebut dibagian paha sebelah kanan. Bahkan harimau tersebut juga telah menerkam bagian belakang korban.
"Saya sudah digigit. Untuk bisa lepas saya berusaha berontak dengan mendorong kepala harimau tersebut. Setelah berhasil lepas dari cengkramannya saya langsung naik pohon," jelasnya.
Namun, saat korban naik pohon harimau belum langsung pergi, harimau yang kata korban kepalanya hampir sebesar Keranjang Rotan tersebut tetap menunggu dibawah pohon.
"Saat saya di atas pohon harimau itu tidak pergi dan tetap menunggu di bawah. Beruntung ada kakak saya Ican yang berusaha mengusir harimau tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Ican kakak korban membenarkan jika harimau tersebut menerkam adiknya. Bahkan dirinya juga sempat dikejar saat berusaha mengusir harimau yang masih menunggu adiknya diatas pohon.
"Saya melihat langsung kejadian itu, harimau itu sebesar sapi. Harimau itu sempat menunggu diatas pohon yang dinaiki adik saya. Namun tidak lama Harimau itu pergi meninggalkan kami," jelasnya.
Sejak banyaknya informasi baik dari media elektronik, online bahkan media sosial tentang teror kemunculan harimau dibeberapa wilayah di Kota Pagaralam akhir-akhir ini.
Kondisi ini berdampak pada menurunnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Pagaralam. Pasalnya hal tersebut diduga disebabkan adanya kekhawatiran wisatawan terkait keberadaan harimau tersebut disejumlah objek wisata terutama Gunung Dempo.
Untuk itu Walikota Pagaralam secara langsung menyebar video himbauan kepada seluruh masyarakat Pagaralam dan sekitarnya serta wisatawan untuk tidak ragu berwisata dikawasan Gunung Dempo.
"Kami imbau kepada seluruh masuarakat Pagaralam dan wisatawan untuk tidak ragu berwisata kekawasan Gunung Dempo. Namun dengan tetap mejaga kewaspadaan dan kehati-hatian," ujar Walikota Pagaralam Alpian Maskoni dalam video yang disebar Humas Pemkot Pagaralam yang berdurasi 33 detik tersebut.
Selain itu divideo tersebut Walikota tetap melarang aktivitas berkemah dikawasan Tugu Rimau untuk sementara waktu.
"Akan tetapi untuk sementara waktu diminta tidak berkemah didaerah kawasan Gunung Dempo," imbaunya.
9. 5 Desember harimau Sumatera terkam Yudiansyah dan Tewas

Yudiansyah (40) warga Desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat tewas mengenaskan diterkam harimau saat berada di pondok kebunnya kawasan Talang Tani Desa Tebat Benawa Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, Kamis (5/12/2019).
Jenazah korban ditemukan berjarak sekitar 10 meter dari pondok kebunnya sekitar pukul 10.00 Wib.
Bahkan saat warga yang menemukan korban masih melihat hewan buas harimau Sumatera di sekitar lokasi penemuan mayat korban.
Berdasarkan keterangan dari camat Dempo Selatan, Dra Suteri Duadji dan pihak BKSDA Lahat, Ita bahwa lokasi kebun tempat ditemukan korban masuk Kawasan Hutan Lindung Tebat Benawa.
Namun didapati banyak warga yang berkebun di lokasi tersebut.
Menurut Suteri Duadji dan pihak BKSDA Lahat, keberadaan harimau Sumatera di Pagaralam Sumatera Selatan berasal dari kantong-kantong harimau yang membentang dari Pagaralam hingga Muaraenim.
"harimau Sumatera di Pagaralam diduga berasal dari dua kantong Harimau yaitu kantong Bukit Dingin seluas 63.000 hektar yang membentang dari kabupaten Lahat, Kota Pagaralam dan kabupaten Empat Lawang.
Dan kantong Bukit Jambul Patah Nanti seluas 282.000 hektar yang membentang dari Lahat, Pagaralam, dan Muara Enim," jelasnya.
Menurut mereka Lokasi tempat ditemukanya korban Yudiansyah ada di perkebunan kopi yang merupakan hutan lindung menjadi habitat tempat tinggalnya hewan buas harimau Sumatera dari kantong Bukit Dingin.
"Habitat mereka yang terganggu. Jadi kemungkinan mereka ini menyerang karena terganggu," ujarnya.
10. Jumat (6/12/2019) 6 Warga Terkurung di Pondok di Satroni harimau

Cerita Mencekam 6 Warga Pagaralam: Terkurung 18 Jam di Pondok, disatroni harimau besar & Dievakuasi Polisi.
Kejadian ini diketahui berdasarkan keterangan dari Nupis dan 5 warga yang terkurung dan disatroni harimau, dan juga Informasi dari kepolisian dalam hal ini Kapolsek Dempo Selatan, Kapolsek Dempo Selatan, Iptu Zaldi.
Menurut Iptu Zaldi mengatakan, bahwa sejak pagi pihaknya mendapatkan laporan ada 6 warga atau petani terkurung di pondok di Desa Meringang Pagaralam, karena ada harimau di kawasan kebun mereka.
Bahkan, mereka tidak berani keluar dari pondok sejak Jumat (6/12/2019) pukul 16.00 WIB setelah melihat harimau melintas di areal kebun mereka.
Maka itu, setelah melihat harimau, keenam warga yang tengah menggarap kebun di Desa Meringang Pagaralam ini, kemudian memilih satu pondok paling tinggi dan aman dan mereka bergabung tidak berani pulang setelah melihat harimau.
Mendapatkan informasi bahwa ada warga yang mengaku disatroni harimau inilah, kemudian Kapolsek Dempo Selatan bersama BKSDA dan TNI bergerak ke lokasi dan sekaligus melacak jejak harimau sebagaimana laporan warga.
"Pagi tadi ada laporan dari warga, bahwa ada 6 orang di daerah Desa Meringang yang tertahan di Pondok, karena di sekitaran Pondok ada harimau, mereka dari jam 4 sore kemarin tidak bisa pulang," kata Kapolsek Dempo Selatan Pagaralam.
"Maka itu kami bersama BKSDA berangkat ke lokasi dan melakukan evakuasi korban, memang benar ada 6 orang satu pondok dan dalam kedaan selamat, mereka memang bisa keluar karena khawatir setelah melihat ada harimau di sana," ujar Kapolsek Dempo Selatan, Iptu Zaldi.
Keenam petani yang disatroni Harimau tersebut yakni, Nupis (42), Diliadi (50), Pingki (21), Jumadi (45), Neus (42), serta Jimi (40).
Namun akhirnya mereka berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari Polisi, TNI serta BKSDA setelah mendapatkan informasi bahwa ada 6 warga terkurung dipondok setelah disatroni Harimau.
Mereka selama satu malam hanya dapat berdiam pondok, setelah satu diantara mereka melihat langsung raja harimau alias hutan melintas di areal kebun yang tengah digarap.
harimau sebesar anak sapi itu berjalan melintas kebun warga yang berjarak empat kilometer dari hutan lindung.
"Saya melihat sendiri harimau itu melintas. Saat itu saya sedang duduk di depan pondok. Saya langsung masuk bersama beberapa teman lain," ujar Nupis seperti dituturkan kepada Tribunsumsel.com
Menurut keterangan Nupis, disaat itu dua anjing yang turut dibawa ke kebun tak sama sekali menyalak keduanya hanya diam terpaku.
Padahal biasanya kedua anjing cukup aktif jika ada hewan atau orang asing melintas.
Setelah melihat harimau melintas itu, Nupis dan lima orang rekannya langsung masuk ke pondok dan menutup pintu rapat-rapat.
Pada malam harinya, dari sela sela pondok, Ia mengaku beberapa kali melihat samar-samar kehadiran harimau di sekitar pondok.
Namun gelapnya malam, membuatnya tidak mengetahui persis jumlahnya.
"Sore jelas sekali saya lihat, kepalanya itu sebesar tanki semprotan racun ini. Malam harinya, kami hanya melihat samar samar dari dalam pondok, harimau itu masih berkeliaran," katanya sembari menunjuk sebuah alat penyemprot racun.
Ia mengaku telah cukup lama menggarap kebun dan bermalam di pondok. Namun selama ini belum pernah melihat harimau melintas.
Kini Nupis mengaku akan pulang ke rumah pasca kejadian yang menimpanya itu. Ia akan balik ke kebunnya jika situasi telah kembali aman.
Kronologis kejadian berdasarkan keterangan Nupis dan 6 warga yang terkurung serta dari kepolisian:
Berdasarkan keterangan dari Iptu Zaldi, Kapolsek Dempo Selatan, warga yang terukurng di kebun memberikan keterangan bahwa mereka sekitar pukul 16.00 WIB melihat harimau sebesar anak sapi melintas.
Meski melintas cukup jauh, tetapi harimau tersebut masih berkeliaran di sekitar pondok, sehingga 6 petani ini Nupis (42), Diliadi (50), Pingki (21), Jumadi (45), Neus (42), serta Jimi (40).
Nupis mengaku setelah melihat harimau tersebut dia mengajak 6 temannya masuk ke pondok dan menutup pintu rapat-rapat.
Sekitar Pukul 18.00-20.00 WIB Nupis dan teman-temannya masih melihat harimau di sekitaran pondok.
"Walaupun malam dan kurang jelas, tetapi saya melihat harimau itu masih ada," ujarnya.
Karena tidak aman, maka keenam warga yang merupakan petani di Desa Meringang Dempo Selatan Pagaralam ini memutuskan bermalam,
apalagi mereka melihat harimau masih berkeliaran di seputaran pendok yang mereka tempati.
Sabtu Sekitar pukul 10.00 WIB pagi, pihak kepolisian dan BKSDA datang ke lokasi dan melakukan evakuasi, keenam warga selamat dan tak kurang satu apapun.
Mereka kemudian dievakuasi oleh pihak kepolisian dalam hal Polsek Dempo Selatan bersama pihak BKSDA dan anggota TNI.
11. Sabtu (7/12) Warga Lihat 7 Ekor harimau Berkeliaran
Sebelumnya sejumlah petani di kawasan pertanian eks transaat Desa Meringang Kecamatan Dempo Selatan dievakuasi dari kebun setelah ada laporan harimau berkeliaran di lahan pertanian warga.
Polres Pagaralam melalui Polsek Dempo Selatan, anggota TNI dan BKSDA mengerahkan personelnya untuk melakukan evakuasi.
Berdasarkan informasi yang diterima Sripo, Sabtu (7/12), polisi menerima laporan warga ada harimau yang berkeliaran di lokasi eks transat tersebut.
Bahkan ada laporan petani yang menyebutkan melihat tujuh harimau sekaligus yang berkeliaran.
Sarjono, seorang petani segera meninggalkan kebun miliknya saat mendengar adanya penampakan harimau tersebut.
"Saya memang sudah mendapat kabarnya sejak Senin lalu. Daripada terjadi apa-apa saya lebih memilih turun ke desa dan meninggalkan sementara kebun sampai dinyatakan aman," ujarnya saat ditemui dilokasi evakuasi Desa Meringang.
Saat ini anggota Polsek Dempo Selatan dan TNI sudah menjemput para petani yang ada dilokasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya serangan atau konflik antara harimau dan manusia seperti yang terjadi dikawasan hutan Desa Tebat Benawa lalu.
Kapolsek Dempo Selatan, Iptu Zaldi mengatakan, setelah menerima laporan warga pihaknya langsung melakukan evakuasi petani yang ada dikawasan perkebunan tersebut.
"Berdasarkan laporan petani mereka melihat langsung keberadaan harimau tersebut. Katanya ada tiga harimau yang mereka lihat. Untuk itu kita langsung melakukan evakuasi agar tidak terjadi apa-apa," katanya.
Pihak Polsek mengimbau kepada masyarakat untuk sementara waktu agar tidak beraktivitas di kebun dahulu terutama warga yang berkebun didekat kawasan hutan lindung.
"Kami meminta bagi masyarakat yang mempunyai kerabat yang saat ini masih berada dikebun untuk mengabarkan kabar ini. Agar para petani bisa meninggalkan kebun sementara waktu," imbaunya.
Sebelumnya, Walikota Pagaralam Alpian Maskoni sudah memberikan himbauan keras kepada petani yang berkebun dikawasan Hutan Lindung atau yang mendakati hutan lindung untuk segera meninggalkan kawasan kebun sementara waktu sampai kondisi dinyatakan aman oleh pihak terkait.
12. Minggu (8/12/2019), Warga Desa Kerinjing Kepergok harimau Berbulu Kuning
harimau Berkeliaran di Perkebunan Desa Kerinjing Pagaralam Warga Lari Ketakutan.
Pasca meneror 6 petani di Desa Meringang Dempo Selatan, lagi-lagi harimau Sumatera melakukan teror.
Kali ini, Ari Sandi warga di kawasan Kerinjing Kota Pagaralam lari tungang langang ketakutan karena melihat harimau Sumatera di jalanan kawasan perkebunan miliknya.
Ari pria berusia 20 tahun mengakui, melihat harimau sebesar kambing tengah mendekam di kawasan Jl Area Lawang Lime yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kawasan permukiman.
Menurut Ari, kejadian berawal saat dirinya bersama Kakak Iparnya Leo (25) berangkat kekebun, Minggu (8/12/2019) sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat itu, dia tengah bekerja di kebun, namun sangat kaget karena melihat ada ada rumput yang berserakan.
Karena penasaran dengan hal itu dirinya menyusuri rumput tersebut hingga batas jalan.
Ari menelusuri rumput yang berserakan itu bersama kakak Iparnya, Leo.
"Melihat rumput berserakan seperti baru dilewati hewan besar itu aku dan Kakak Iparku menyelusuri semak belukar tersebut," kata Ari.
"Namun baru berjalan sekitar 12 meter saya melihat hewan berwarna kuning sebesar kambing berada tidak jauh dari saya," ujarnya.
Karena terkejut melihat hewan yang diduga harimau tersebut Ari langsung berlari menuju pondok yang tidak jauh dari lokasi binatang tersebut.
"Saat berada dipondok saya langsung menelpon keluarga untuk minta dijemput," katanya.
Pihak keluarga kemudian menelepon pihak kepolisian setempat dan kemudian Ari bersama kakak iparnya Leo, dijemput keluarga dan aparat kepolisian.
Dijemput Keluarga dan Polisi
Pihak keluarga dibantu jajaran kepolisian langsung mendatangi lokasi dan mengevakuasi Ari Sandi bersama kakak iparnya, warga yang kepergok harimau di kawasan Desa Kerinjing Pagaralam, Minggu (8/12/2019).
Selain itu, pihak Polsek Dempo Utara langsung terjun kelokasi. Polisi Langsung Lacak Jejak harimau di Desa Kerinjing Pagaralam,
Tak Ditemukan Jejak Tetapi Diminta Waspada
Meski tak menemukan jejak harimau Sumatera alias si raja hutan itu, namun polisi Ungkap Fakta di Hutan lindung Gunung Dempo Pagaralam.
Kapolsek Dempo Utara, Iptu Wempi mengatakan, saat mendapat informasi adanya warganya yang melihat binatang yang diduga harimau tersebut pihaknya langsung menuju ke lokasi.
"Kami langsung kelokasi, namun kami tidak menemukan jejak binatang yang diduga harimau tersebut," ujarnya.
Namun menurut Iptu Wanpi, meski tak ditemukan jejak harimau di kawasan Desa Kerinjing Pagaralam tersebut, pihaknya tetap mengimbau masyarakat yang berkebun untuk tetap waspada saat berada di kebun.
Terutama kebun yang berdekatan dengan kawasan Hutan lindung di Dempo Pagaralam Pasalnya, Hutan lindung di Gunung Dempo merupakan kawasan habitat harimau Sumatera.
Seperti diketahui, harimau Berkeliaran di Perkebunan Desa Kerinjing Pagaralam Warga Lari Ketakutan. Pasca meneror 6 petani di Desa Meringang Dempo Selatan, lagi-lagi harimau Sumatera melakukan teror.
Kali ini, Ari Sandi warga di kawasan Kerinjing Kota Pagaralam lari tungang langang ketakutan karena melihat harimau Sumatera di jalanan kawasan perkebunan miliknya.
Ari pria berusia 20 tahun mengakui, melihat harimau sebesar kambing tengah mendekam di kawasan Jl Area Lawang Lime yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kawasan permukiman.
Menurut Ari, penampakan harimau itu, bermulai saat dirinya bersama Kakak Iparnya Leo (25) berangkat ke kebun, Minggu (8/12/2019) sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat itu, dia tengah bekerja di kebun, namun sangat kaget karena melihat ada ada rumput yang berserakan. Karena penasaran dengan hal itu dirinya menyusuri rumput tersebut hingga batas jalan.
Ari menelusuri rumput yang berserakan itu bersama kakak Iparnya, Leo."Melihat rumput berserakan seperti baru dilewati hewan besar itu aku dan Kakak Iparku menyelusuri semak belukar tersebut," kata Ari.
"Namun baru berjalan sekitar 12 meter saya melihat hewan berwarna kuning sebesar kambing berada tidak jauh dari saya," ujarnya.
Karena terkejut melihat hewan yang diduga harimau tersebut Ari langsung berlari menuju pondok yang tidak jauh dari lokasi binatang tersebut."Saat berada dipondok saya langsung menelpon keluarga untuk minta dijemput," katanya.
Pihak keluarga kemudian menelepon pihak kepolisian setempat dan kemudian Ari bersama kakak iparnya Leo, dijemput keluarga dan aparat kepolisian.
BKSDA Ungkap Terjadi Konflik Antara Manusia dan harimau

penjelasan BKSDA bahwa kepada Sripo bahwa, terkait jumlah harimau di Pagaralam berdasarkan kasus serangan harimau, maka pihaknya meminta warga menjauhi Hutan lindung Gunung Dempo yang menjadi habiat hewan yang dikenal sebagai pemburu ulung itu.
Sebab diduga, harimau yang Dilihat Ari Sandi Diduga harimau Sumatara dari Hutan Lindung Gunung Dempo.
Apalagi pihak BKSDA mengatakan totalnya ada 4 ekor harimau Sumatera di daerah itu.
"Tercatat ada 3 ekor harimau Sumatera di Kantong Bukit Dingin. Ini lokasi dekat serangan harimau kemarin dan korban meninggal," kata Kepala BKSDA Sumsel Genman Hasibuan Jumat (6/12/2019).
Sebab dari tiga ekor harimau itu, kata Genman, dua individu pernah bertemu masyarakat Talang Ayek Genting. Sedangkan satu individu lain pernah berkonflik dengan warga di Gunung Dempo.
Selain ketiga harimau itu, masih ada ada seekor harimau yang ditemui konflik di Pulau Panas-Tebat Benawa, lokasi ini masuk Kantong Bukti Jambul Gunung Patah.
"Total ada 4 ekor, 3 ekor di Bukit Dingin dan 1 ekor di Bukit Jambul yang masuk kawasan hutan lindung. Sebenarnya ya, kalau habitat mereka nggak terganggu ya nggak mungkin menyerang," katanya.
Menuruti Genman, pada prinsipnya harimau akan menjauh jika bertemu manusia. Hal ini karena harimau Sumatera tidak hidup berkelompok dan selalu menghindar dari manusia.
"Prinsipnya kalau harimau ketemu sama manusia, mencium saja sudah lari. Tidak mungkin ya menyerang kalau habitat dia tidak terganggu dan ini kan terbukti kalau masyarakat yang masuk ke sana," tegas Genman.
Menurut dia, ada indikasi habit harimau mulai terganggu sehingga keluar dari Hutan lindung tersebut.
"Sebenarnya posisi satwa itu sendiri di kawasan Hutan Lindung Dempo, yang ada warga diterkam dan satu meninggal. Diduga dia (Harimau) keluar karena habitatnya terganggu, ya bisa saja dibakar atau illigal loging," ujar Sunyoto kepada Sripoku.com, Senin (18/11/2019).
Ia menambahkan bahwa jika dilihat harimau yang muncul di Pegunungan atau Gunung Dempo tersebut bukanlah harimau Sumatera.
"Kalau dilihat dari ciri-cirinya sendiri yang dilihat oleh warga itu bukanlah Harimau Sumatera karena harimau Sumatera kekuning kuninagan.
Tim kita sendiri hari ini baru menyelidiki, dari BKSDA Lahat dan BKSDA Sumsel," katanya.
Dari keterangannya, harimau Sumatera di wilayah Sumsel sendiri terdapat di Muba, Banyuasin, dan Pagaralam yang jumlahnya mulai sedikit.
"Untuk jumlah sendiri kita baru pantau di Muba saja sekitar ada 14 untuk yang lain nanti kita update.
Dan tim yang ke Pagaralam sendiri akan memasang kamera trap agar bila ada harimau melintas akan terfoto dan terpantau," kata Sunyoto.