SFC Update
Selangkah Lagi SFC Kembali ke Liga I, Herman Deru: Payo Wong Sumsel Kito Doake Samo-Samo
Setelah terdegradasi ke Liga 2, kini Sriwijaya FC kembali bangkit dan tinggal selangkah lagi menebus mimpi kembali ke liga 1.
Pertemuan itu nantinya diharapkan menjadi wadah bagi semua pihak untuk menyalurkan unek-unek serta mencarikan solusi mengenai masa depan SFC.
• Dipercaya Mengantar Pesanan Batu Koral, Kernet Ini Melarikan Mobil Toko Bangunan Tempatnya Bekerja
• Satu Tersangka Penembakan terhadap Ahmad Sukri, Warga Sungai Pinang Ogan Ilir, Ditembak
• Bandar Narkoba di Lubuklinggau Ini Ditangkap Saat Bermain Judi Barbar, Ditemukan Sabu di Rumahnya

Semuanya demi perbaikan SFC. " Kita benahi ini, biar SFC tetap jadi tim sepakbola kebanggan kita. Saya akan dengar langsung masukan dari semua termasuk soal kepemilikan saham mau dibawa kemana SFC.
Saya akan ajak PT SOM melibatkan masyarakat," tambahnya.
Tak mau keresahan masyarakat berlarut, HD pun cepat mengambil kebijakan untuk menyelamatkan klub kebanggaan masyarakat Sumsel SFC.
Pasca dilantik secara resmi menjadi Gubernur Sumsel oleh Presiden Joko Widodo 1 Oktober 2018, selanjutnya pada bulan Februari 2019 HD pun memutuskan mengganti kepengurusan SFC.
Gubernur Sumsel H.Herman Deru menepati janjinya dengan menunjuk mantan Dirut BSB Asfan Fikri Sanaf untuk mengelola SFC agar bisa kembali ke Liga I.
Hal itu diungkapkannya usai silaturahmi dan sinkronisasi program Pemkab Lahat dengan Pemprov Sumsel di Pendopoan Rumah Dinas Bupati Lahat, Rabu (20/2/2019).
Saat itu HD menjelaskan bahwa posisi Pemprov Sumsel sudah tidak punya saham (di SFC), melainkan saham milik Yayasan Sepak Bola Sriwijaya yang tersisa hanya 11 persen.
Selebihnya saham itu dimiliki Muddai Madang dalam hal ini owner PT SOM yang memiliki SFC. Namun demikian kata HD saham 88 persen Pak Muddai itu juga patut dipertanyakan karena (peralihan saham) terjadi setelah Pilkada Gubernur 2018.
"Sebelumnya Yayasan Sepak Bola Sriwijaya pemegang saham mayoritas, tapi entah kenapa ada kondisi khusus Pak Muddai harus menerima pengalihan saham sebelum saya dilantik sebagai Gubernur Sumsel,” ujar HD.
Meski demikian, HD tidak mau menebak-nebak dalam mengambil kesimpulan apa yang sebenarnya terjadi. HD menegaskan, sebagai Gubernur dirinya tidak mau menjadikan SFC sebagai komoditas politik.
Menurut HD, penunjukan Asfan untuk mengelola SFC, bukan hanya kepercayaan yang diberikan oleh manajemen akan tetapi juga masyarakat Sumsel khususnya pecinta SFC.
HD juga meminta kedepan SFC tidak selalu bergantung dengan Pemda. Sebab terdapat regulasi yang mengatur batasan-batasan sejauh mana Pemda bisa intervensi.
“Harapan saya dan juga tentunya masyarakat Sumsel, SFC harus kembali menuai prestasi. Bagaimanapun SFC ini pernah menjadi klub yang paling disegani saat meraih double winner di musim 2007/2008.
Tapi sekarang ada di Liga 2, bagaimana target musim ini harus dibuat rencana strategisnya. Tentunya ada masa transisi dan beberapa penyesuaian baik di manajemen, pemain, PSSI. Tinggal lagi bagaimana transisi itu dijalankan, cepat atau lambat,” ujar HD tegas.
Kala itu usai menunjuk langsung, ia menginstruksikan Asfan untuk mengambil berbagai langkah strategis agar SFC tidak semakin terpuruk.