Berita Palembang

Diterjang Angin Kencang Rumah Panggung Rita di Sekip Bendung Palembang Roboh, Masih Untung

Rumah milik Rita Oktavia (40) dan suami Erdila (42) di Sekip Bendung Palembang roboh setelah dihantam angin kencang.

Editor: Tarso
TRIBUN SUMSEL.COM/M Ardiansyah
Rita berdiri dengan latar belakang rumahnya yang roboh diterjang angin kencang, Rabu (20/11/2019). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Rumah milik Rita Oktavia (40) dan suami Erdila (42) di Sekip Bendung Palembang roboh setelah diterjang angin kencang.

Rumah panggung yang terbuat dari papan ini, roboh dan menimpa seluruh barang yang ada di dalam rumah tersebut.

Saat ditemui di Jalan Sekip Bendung Gang Bonsai RT 35 RW 09 kelurahan 8 Ilir Kecamatan IT 3 Palembang, Rabu (20/11/2019), Rita mengungkapkan kejadian rumah roboh pada Minggu (16/11/2019) pukul 16.00.

Sebelum rumah roboh, ia, suami dan ketiga anaknya sedang berada di dalam rumah. Tiba-tiba angin bertiup kencang dan membuat rumah terasa bergoyang.

"Sebelumnya, angin kencang baru hujan. Saat itulah, rumah terasa bergoyang dan suami aku bilang seluruhnya untuk keluar rumah. Selang satu jam rumah kami langsung roboh," ujar Rita sambil berlinang air mata.

Rumah panggung yang dibangun di atas tanah pemberian orangtua Rita, pertama kali dibangun tahun 2001. Saat itu, ia dan suaminya baru saja menikah.

Karena ada tanah pemberian orangtua, membuat Rita bersama suaminya memutuskan untuk membangun rumah menggunakan kayu.

Saat itu, memang karena keterbatasan ekonomi ia dan suaminya membangun rumah panggung tidak terlalu besar.

Dul Jaelani akan Gantikan Ahmad Dhani sebagai Vokalis pada Konser Dewa 19 di The Sultan Palembang

Makam Raja di Objek Wisata Bukit Siguntang Disebut Menurunkan Raja Melayu di Nusantara dan Melaka

Masih Membahayakan, Warga Keluhkan Jembatan Talang Bulang PALI, Dijanjikan Rampung Akhir 2019

Ada uang dari menyisihkan uang gaji dengan cara ditabung, lambat laun ia dan suaminya sedikit demi sedikit membangun rumah tersebut.

"Sekarang anak yang paling besar sudah sekolah SMK. Kebutuhan sehari-hari banyak, termasuk biaya anak sekolah. Jadi tidak bisa untuk memperbaiki rumah lagi," ujarnya lirih.

Setelah rumah roboh, termasuk seluruh barang yang ada di dalamnya ikut tertimpa, menurut Rita ia dan keluarga tinggal menumpang di rumah orangtuanya.

Karena, untuk membangun kembali rumah roboh, mereka terbentur biaya.

Terlebih, suami Rita hanyalah seorang satpam biasa dengan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan Rita mengaku tidak memiliki penghasilan lain selain gaji yang diterima suaminya sebagai satpam.

"Hanya rumah kami yang masih terbuat dari papan. Sedangkan di depan dan samping kami, semuanya sudah batu. Tetapi, kami tetap bersyukur meski rumah roboh karena kami tidak ada yang terluka," pungkasnya sambil menyeka air mata.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved