Instagram Mulai Sembunyikan Jumlah 'Like', Indonesia Jadi Negara Ujicoba dan Ini Alasan Dibaliknya!
Instagram Mulai Sembunyikan Jumlah 'Like' di Indonesia, Ini Alasan Dibaliknya serta Tanggapan Ahli
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Salah satu media sosial yang populer digunakan di kalangan pengguna saat ini yakni Instagram.
Instagram menjadi salah satu sarana untuk bertukar informasi khususnya dalam bentuk foto dan video singkat.
Membahas mengenai Instagram apalagi terkait fitur yang semakin hari diperbaharui demi memanjakan penggunanya.
Salah satu perkembangan terbaru dari Instagram yakni media sosial ini mulai menyembunyikan hitungan likes (sukai) secara global.
Instagram saat ini meluaskan uji coba penyembunyian likes, Indonesia pun termasuk menjadi salah satu negara yang kebagian uji coba ini.
• 8 Tanaman Beracun Paling Mematikan di Dunia, Tumbuh di Indonesia, Berikut Ini Cara Mengetahuinya!

• Detik-Detik Baku Tembak Teroris vs Densus: Satu Pelaku Ditembak Mati Karena Tikam Petugas
Melalui keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Jumat (15/11/2019), sejumlah pengguna di Indonesia secara acak akan mendapat pembaruan ini.
Pengguna yang kebagian uji coba penyembunyian likes akan mendapatkan notifikasi berupa pop-up yang menerangkan "perubahan pada bagaimana pengguna melihat suka (likes)".
Penampakannya seperti yang diunggah akun Instagram @makemac, salah satu pengguna di Indonesia yang kebagian uji coba.
• Kukuhkan Pengurus Campang Tiga Family, HD Harapkan Turut Andil Lestarikan Kearifan Lokal Komering
• Tingkatkan Kualitas dan Daya Saing SDM, Kemendikbud Selenggarakan Bimtek Tenaga Laboratorium SMK
Setelah muncul "notifikasi" ini, pengguna tidak akan bisa melihat hitungan likes dari posting pengguna lain secara publik.
Perubahan ini pun akan terjadi secara default dan tidak bisa diatur sendiri oleh pengguna yang bersangkutan.
Angka likes sendiri sebenarnya tidak benar-benar hilang, tapi disembunyikan secara privat.
Pemilik akun masih bisa melihat likes yang didapat oleh sebuah posting.

• Ulang Tahun Herman Deru ke 52, Begini Perjalanan Karir Gubernur Sumsel ke 16 Raih Banyak Penghargaan
Sebelumnya, uji coba ini digelar di delapan negara, yakni Amerika Serikat, Australia, Brazil, Kanada, Irlandia, Italia, Jepang, dan Selandia Baru.
Kesehatan mental menjadi alasan utama kebijakan penyembunyian likes.
Instagram beralasan penyembunyian angka hitungan akan mengurangi kompetisi jumlah likes di Instagram.
Pengguna pun akan lebih fokus pada konten yang diunggah, tidak sekadar adu banyak likes.
"Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat kecemasan dan mengurangi komparasi sosial," jelas Adam, dihimpum KompasTekno dari Tech Crunch, Senin (15/11/2019).
• Mahasiswi Musi Rawas Terkapar Ditembak, Karena Disangka Maling yang Bongkar Rolling Door

• Pasha Ungu Terperangah Lihat Jenderal Polisi Ini, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis Mendadak Bongkar
Instagram Sembunyikan Like untuk Kesehatan Mental
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (15/11/2019); CEO Instagram Adam Mosseri menyebut langkah ini diambil perusahaannya untuk mengurangi tingkat kecemasan dan komparasi sosial, serta melindungi kesehatan mental penggunanya.
Namun, benarkah menyembunyikan like bisa mengurangi tingkat kecemasan dan komparasi sosial, bahkan meningkatkan kesehatan mental penggunanya?
• Anak Indigo Ungkap Ada Benda Pusaka di Bawah Rumah Rp 50 Miliar Ashanty & Anang Sedalam 40 Meter
Media Sosial dan Kesehatan Mental Dilansir dari Medscape, Kamis (14/11/2019); sebuah survei pada tahun 2017 terhadap 790 remaja Amerika Serikat melaporkan bahwa media sosial bisa memiliki dampak positif dan negatif.
78 persen melaporkan bahwa media sosial membuat mereka lebih dekat dengan temannya, 49 persen mendapat lebih banyak informasi dari media sosial dan 42 persen membantu menghubungkan mereka dengan keluarga.
Namun, 15 persen melaporkan merasa tertekan untuk selalu menunjukkan versi terbaik dirinya di medsos, 10 persen merasa kelebihan informasi dan 9 persen merasa cemas kalau ketinggalan informasi (FOMO).
• LRT Turut Layani Atlet Bowling World Cup 2019 Menuju Jakabaring Pebowling Dunia Terhindar dari Macet

Survei juga menunjukkan bahwa 58 persen pernah berhenti dari setidaknya satu jenis media sosial.
Sue Varma, MD, seorang psikiatris dan clinical assistant professor di NYU Langone Medical Center in New York City, berkata bahwa bagi orang dewasa, media sosial bisa menjadi tantangan.
Apalagi bagi remaja yang otaknya dan citera dirinya masih berkembang.
"Remaja tidak seharusnya mengkhawatirkan nilai dirinya, di dunia nyata maupun di dunia siber.
Biarkan media sosial menjadi tempat berekspresi, berkreasi dan berkoneksi, bukan berkompetisi," ujarnya.
• 8 Tanaman Beracun Paling Mematikan di Dunia, Tumbuh di Indonesia, Berikut Ini Cara Mengetahuinya!
Dia mengakui bahwa kompetisi dan perbandingan sosial sudah ada sejak dulu dan akan selalu ada, tetapi internet dan media sosial telah membuat fenomena ini semakin luas.
Fitur likes, ujarnya mencontohkan, sengaja didesain untuk membuat otak selalu membutuhkannya dan menjadi pecandu media sosial.
• Eza Gionino Pantang Mundur Meski di Penjara Lagi, Murka Nyawa Anaknya Diancam Penjual Ikan Arwana!
Tanggapan Ahli
Itulah sebabnya, Varma sangat mendukung langkah Instagram untuk menyembunyikan likes.
Dia bahkan berharap agar langkah ini diikuti oleh media sosial lainnya.
Vinu Ilakkuvan, DrPH dari George Washington University yang mempelajari kaitan risiko kesehatan dan media sosial juga sependapat.
Dia berkata bahwa platform media sosial memang harus membuat perubahan-perubahan dan menindaklanjutinya.
Apabila perubahan dirasa membantu kesehatan mental, perubahan itu seharusnya diperluas ke platform-platform lainnya.

• Pedas! Rizal Ramli Sebut Ahok Cuma Kelas Glodok, Ungkap Posisi yang Cocok, Arya: Abang Bercandanya
Akan tetapi, tidak semua ahli puas dengan langkah Instagram.
Ric G. Steele, PhD, professor dan direktur Program Psikologi Anak Klinis di University of Kansas in Lawrence, misalnya.
Dia berkata bahwa meskipun Instagram telah menyembunyikan jumlah like dari pengguna lain, pemilik akun tetap bisa melihat dan menghitung jumlah like di unggahannya.
Jadi, mereka yang memiliki kecemasan digital akan persetujuan orang lain dan selalu berupaya untuk mendapatkan banyak like, tetap bisa melihat bagaimana konten mereka diterima dan menguantifikasikan responsnya.
Hal ini, kata Steele, mungkin tidak akan mengurangi kecemasan digital orang tersebut.
• Ingat Sonya Depari? Ngaku Anak Jenderal hingga Bentak Polwan, Kini Kehidupannya Makin Mentereng!