Rektor Unitas: Para Tersangka Penyebab Tewasnya Mahasiswa Pra Diksar Menwa Bukan dari Unitas
Tiga tersangka kasus tewasnya Muhammad Akbar saat mengikuti Pra-Diksar Resimen Mahasiswa (Menwa) di Ogan Ilir Sumatera Selatan sudah diamankan polisi.
Laporan wartawan Sripoku.com, Haris Widodo
SRIPOKU.COM,PALEMBANG - Tiga tersangka kasus tewasnya Muhammad Akbar saat mengikuti Pra-Diksar Resimen Mahasiswa (Menwa) di Ogan Ilir Sumatera Selatan sudah diamankan Polres OI.
Faseta (46) ibu kandung Akbar berharap agar ketiga tersangka mendapat hukuman setimpal dengan perbuatannya.
"Kalau bisa Hukuman mati. Bagaimana mereka memperlakukan anak saya, seperti itu juga hukuman yang harus mereka terima," tegasnya, Senin (4/11/2019).
Diketahui, para tersangka berinisial R, IS dan KI. Ketiganya merupakan panitia Pra-Diksar yang berlangsung di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.
Dimana, Akbar mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang tewas saat mengikuti program tersebut.
"Saya berharap polisi terus melakukan pengembangan kasus ini. Bukan hanya tiga tersangka itu saja, banyak orang yang sudah menyiksa anak saya," ujar Faseta.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli didampingi Dirkrimum Polda Sumsel Kombes Pol Yustan Alpiani membeberkan penyebab kematian Muhammad Akbar (19), mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Palembang beberapa waktu lalu.
Ia tewas diduga akibat kekerasan yang terlihat dari pemeriksaan jasad korban.
"Seperti adanya resapan darah di dalam dada, adanya bekas resapan darah di kemaluan.
Kemudian di belakang, perut dan ada di kepala juga ada bekas tanda-tanda kekerasan," ujar Kombes Pol Yustan Alpiani, saat gelar perkara di Mapolres Ogan Ilir, Minggu (3/11/2019).
Diketahui, Akbar meninggal dunia saat mengikuti Pra-Diksar Menwa di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Kamis (17/10/2019) lalu. Setelah beberapa hari sempat dimakamkan, jasad korban kembali divisum untuk memeriksa jasad korban lebih detail.
Hasilnya, didapat tanda-tanda kekerasan di sekujur tubuh korban. Yakni adanya rembesan darah di dada, kemaluan, perut, di belakang dan kepala korban.
"Korban ini mengalami kekerasan kesakitan yang luar biasa, sehingga ada bintik merah di matanya. Itu menandakan korban menahan sakit yang luar biasa," ungkapnya.
Pihaknya baru mengamankan barang bukti berupa sepatu lars, dan baju-baju yang dipakai saat Pra-Diksar tersebut.
Diduga, sepatu itu yang dipakai untuk penendangan kepada korban.
"Hasil pertama dilaksanakan visum luar. Karena memang pihak keluarga tidak bersedia. Tetapi setalah dimakamkan korban, karena kasus ini harus ditindaklajuti maka dilakukan otopsi. Dari hasil otopsi ditemukan tanda-tanda kekerasan," tambahnya.
Pihaknya langsung melakukan pemeriksaan serta memeriksa keterangan para saksi. Didapatlah dugaan, ada pemukulan dan penendangan di bagian perut dan belakang.
Ditetapkannya 3 tersangka atas meninggalnya mahasiswa Unitas (Universitas Taman Siswa) beberapa hari yang lalu dan diduga salah satu tersangkanya berasal dari universitas tersebut
Membuat pihak kampus kecewa atas pemberitaan yang beredar bahwasannya tersangka berasal dari Universitas yang berada di kawasan lapangan Hatta Tersebut
"Kami tegaskan bahwa panitia yang penyelenggarakan diksar tersebut bukan dari universitas Taman Siswa kami hanya korban.
Kami tak akan mau memberitahu dari mana panitia tersebut berasal, "ujar Ki Drs Joko Siswanto Rektor Universitas kepada awak media yang melakukan konfresi pers, Senin (4/11/2019).
Ia menambahkan bahwa peristiwa ini barulah pertama kali terjadi selama mengikuti kegiatan menwa tersebut
"Selama ini kita mengikuti kegiatan tersebut tidak terjadi apa-apa, lancar-lancar aja gitu. Dan kegiatanya aktif kegiatan resemen mahasiswa yang ikut setiap tahunnya.
Saya bertanya dengan komandannya bahwa semuanya panitia memenuhi syarat," katanya.
Dalam kegiatannya sendiri Pradiksar dilaksanakan bersama sesama menwa (seniornya) setelah itu baru masuk ketahap selanjutnya peserta yang lolos akan di diksar
"Pradiksar sendiri keempat peserta yang ikut pradiksar diajari oleh sesama menwa atau kakak seniornya," katanya.
Dari keterangannya bahwa kasus yang dialami oleh Akbar ini sendiri akan dikawal sampai tuntas.