Mengenal Nico Purnomo Po, Pengusaha Muda Bisnis Properti, Miliarder Baru karena Lonjakan Harga Saham
Mengenal Nico Purnomo Po, Pengusaha Muda Bisnis Properti, Miliarder Baru karena Lonjakan Harga Sahamm
Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
Mengenal Nico Purnomo Po, Pengusaha Muda Bisnis Properti, Miliarder Baru karena Lonjakan Harga Saham
SRIPOKU.COM - Mengenal Nico Purnomo Po, Pengusaha Muda Bisnis Properti, Miliarder Baru karena Lonjakan Harga Saham
Nama PT Pollux Properti Indonesia masih jadi perbincangan hangat karena saham yang melonjak ratusan persen dalam waktu singkat.
Saham Pollux Properti yang melonjak menjadikan nama Nico Purnomo Po turut diperbincangkan.
Pasalnya, Nico Purnomo Po adalah seorang Chief Operating Officer dan pemegang saham pengendali PT Pollux Properti Indonesia yang menjadi miliarder baru Indonesia karena lonjakan harga saham itu.
Muda Nico Purnomo, adalah salah satu pengembang muda yang diulas dalam Majalah Properti Indonesia edisi Maret 2018.
Di usia yang relatif muda, Nico Purnomo sudah berada di puncak karirnya.
• Viral - Wisuda Sarjana di Kampus, Semula Serius karena Kartonyono Medot Janji Berubah Heboh
• Karena Harga Saham Melonjak Jadi Miliarder Baru RI, Siapa Nico Purnomo Po?
• Polres Muaraenim Gelar Bhakti Sosial Pelayanan Kesehatan dan Pemberian Sembako Secara Door to Door

Tak tanggung-tanggung jabatan yang diemban saat ini adalah sebagai CEO dan juga Direktur Eksekutif pada kelompok pengembang Pollux Properties Grup.
“Saat ini saya bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengoperasian, serta penerapan strategi dan kebijakan Pollux Properties Group,” jelas anak muda berusia 37 tahun ini.
Didirikan pada tahun 2013, Pollux Properties Group merupakan developer properti yang mengembangkan proyek real estate kelas atas.
Lokasinya kebanyakkan di Singapura, seperti Park Residences Kovan, Metro Loft, Garden Park Residences, Berkeley Residences, Mayfair Residences, MacDonald House Orchard, serta Louis Kienne Serviced Residences Havelock.
• Harga Emas Antam Hari ini Naik Rp 6.000 di Patok Rp 758.000 per Gram
• Gubernur Sumsel Herman Deru Datang, Begini Reaksi Warga Korban Kebakaran di Tangga Buntung Palembang
• 8 Tips Ampuh Merawat Rambut Bercabang: dari Minyak Alami hingga Rutin Potong Rambut
“Sebelumnya ada kekhawatiran, apakah kami dapat melaksanakan apa yang telah kami janjikan kepada pelanggan, tetapi kami telah membuktikan diri kami,” kata Nico Purnomo Po sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Kamis (17/10/2019).
Kekayaan Nico melonjak drastis sejak harga saham Pollux melesat.
Harga sahamnya naik sekitar 500 persen pertengahan Juli. Kenaikan saham Pollux Properti sejauh ini juga yang tertinggi di antara 4.700 saham di Bloomberg World Index.
Valuasi Pollux Properti juga meningkat menjadi 34 kali aset bersih atau 10 kali lebih tinggi dari rata-rata industri properti di Indonesia.
Jumlah Kekayaan Nico Purnomo Po
Mengutip Bloomberg Billionaires Index, kekayaan bersih Nico mencapai 3,6 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 50 triliun di atas kertas.
Nico merupakan pemegang saham pengendali Pollux Properti, dengan kepemilikan saham sebesar 85 persen dari dua perusahaan holding yang diketuai ayahnya, Po Sun Kok.
Nico juga memiliki 90 persen saham dalam bisnis properti keluarga yang diperdagangkan secara publik di Singapura, Pollux Properties Ltd.
Terkait proyek, Pollux Properti baru-baru ini menyelesaikan World Capital Tower, salah satu gedung tertinggi di Jakarta.
Tidak hanya itu, banyak aset utamanya yang masih dalam proses pembangunan. Seperti condominium mewah dan Pollux Sky Suites yang terletak di kawasan bisnis Mega Kuningan.
Pollux juga menggarap pembangunan Meisterstadt Batam yang berkolaborasi dengan keluarga besar mantan Presiden RI, BJ. Habibie (alm).
Dikembangkan melalui PT Pollux Barelang Megasuperblok, proyek dikembangkan di lahan seluas 9 hektar di Batam.
Nantinya proyek itu akan dibangun menara 100 lantai untuk perusahaan keuangan, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan kondominium bertingkat tinggi. Pollux bakal memiliki 51 persen saham di proyek itu.
Pemasok pada Brand Besar
Keluarganya Nico bisa dibilang pebisnis handal.
Neneknya biasa menjual kemeja yang dia jahit sendiri ke teman-temannya di Semarang, Jawa Tengah.
Bisnis tekstil yang dijalankan neneknya itu masih berjalan melalui PT Golden Flower.
Bedanya, sekarang perusahaan itu memasok merek-merek besar seperti Calvin Klein, Zara, dan Muji. Saham Golden Flower naik hampir 800 persen sejak listing pada Juni 2019.
Nico sendiri merupakan pria yang lahir di Semarang.
Kemudian menempuh pendidikan komputer di Universitas Nasional Singapura.
Dia memulai karirnya di bidang real estate dan fokus kembali ke Indonesia, di mana kebutuhan perumahan dan infrastruktur telah meningkat ketika populasi bertambah.
"Saya melihat peluang bagus dan merasa ini saat yang tepat untuk masuk," begitu katanya.
Pollux Properti telah membukukan laba sebesar Rp 35,9 miliar pada semester I 2019. Angka itu meningkat 201 persen secara tahunan.
Kenaikan laba itu meningkatkan kepercayaan investor. Hal itu membuktikan Pollux mampu menyelesaikan proyek mega besar.
“Ada kepastian proyek-proyek yang dalam proses akan memberikan pendapatan berulang yang stabil untuk masa depan. Sebab proyek kami sebagian besar berlokasi di lokasi yang sangat prima dan jelas merupakan bangunan ikon yang terkenal," katanya.
Tidak ingin ketinggalan, Nico juga melihat peluang pembangunan properti menyusul rencana RI memindahkan ibukotanya dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Bahkan, Pollux Properti sudah memulai uji kelayakan di beberapa area potensial mesti belum memiliki tanah di daerah tersebut.

Ayahnya Salah Satu Orang Indonesia yang Sukses Bisnis Properti di Mancanegara
Po Sun Kok (Pollux Properties)
Po Sun Kok memulai bisnis di bidang garmen sejak 1980-an.
Pabriknya berlokasi di Ungaran, Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Keluarga Po Sun Kok memulai bisnis properti melalui Pollux Properti dengan proyek pertama di Singapura.
Beberapa proyek properti Pollux adalah Park Residences Kovan, Metro Loft, Pavilion Square, dan Golden Park Residences.
Setelah bertahun-tahun bermain di Singapura, keluarga Po akhirnya membangun properti di Indonesia.
Uniknya, kota pertama yang dipilih, bukan Jakarta maupun Bali, melainkan Semarang, kota yang membesarkan usaha Golden Flower Group.
Properti pertama Po Sun Kok adalah Paragon City, yang terdiri atas Mal dan Hotel.
Proyek kedua Pollux di Indonesuia juga berlokasi di Semarang, yakni apartemen W/R Simpang Lima.
Setelah itu, Pollux membangun banyak properti di Jakarta kota lain.
Po Sun Kok menempatkan anaknya Nico Purnomo Po sebagai direktur di Pollux.
Selain itu, mantan Kapolri Timur Pradopo dan Mantan Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widaryatmo menjadi direktur di Pollux Properties.
• Instagramnya ada 66 Ribu Followers, Ari Lasso-Anang Ragu dengan Peserta Audisi Indonesian Idol Ini!
• Ketiga Termiskin di Sumsel, Lahat Klaim Disebabkan Faktor Mandi Cuci Kakus, Kok Bisa?
• Jadi Petani di Pagaralam, Jenderal Polisi Bintang Tiga Ini Kecewa Harga Karet yang Turun Drastis
Perjalanan Karier Nico Purnomo Po
Dikutip dari swa.co.id, Nico Purnomo Po mengenal dengan dunia bisnis dimulai saat dia masih duduk di bangku sekolah dasar.
Ayahnya, Po Sun Kok, pendiri Pollux Properties Group, mengajak Nico ke pabrik untuk belajar ketika libur sekolah. Ketika itu, bisnis orang tuanya di bidang garmen.
Dari situlah, ia dididik bagaimana menghadapi karyawan, bagaimana belajar teknik menjahit, juga bagaimana menghadapi pembeli dari luar negeri karena produk garmen perusahaan ayahnya itu juga diekspor.
“Jadi, dari SD saya sudah cukup terbiasa dengan dunia usaha, melihat Bapak dan Ibu bekerja keras, anak-anaknya juga sekarang bekerja keras. Saya juga sering diajak ke Singapura, Hong Kong, untuk bertemu buyer, supplier, maupun karyawan,” kata Nico mengenang.
Pak Po (panggilan akrab Po Sun Kok), menurut Nico, punya prinsip, mendidik agar muncul jiwa entrepreneurship itu dari SD.
Tujuannya, supaya si anak tidak canggung, dan setelah lulus universitas, bisa dengan cepat bersinergi membantu operasional perusahaan keluarga.
Maka, pada 2005, setelah lulus kuliah dari Jurusan Ilmu Komputer National University of Singapore, ia diberi tugas menangani renovasi properti di Singapura yang dibeli Pollux sampai tersewa.
“Saya diberi tugas untuk mengelola semua proyek yang ada di sana, melakukan investasi, pembangunan, dan pengembangan real estate. Di negara tersebut, kami bertindak sebagai developer. Kami membeli tanah, melakukan pembangunan, dan menjual unit-unit apartemen,” tutur Nico.
Selain apartemen (termasuk service apartment), Pollux juga membangun gedung perkantoran, pusat belanja, hotel, resor, dan belakangan juga rumah sakit.
Pollux Properties Group memang punya perusahaan di Negeri Jiran ini, yakni Pollux Properties Singapore, yang lebih fokus mengerjakan proyek properti di sana.
Perusahaan ini bermarkas di 391A Orchard Road #08-07 Ngee Ann City. Kemudian, Nico mengembangkan PT Pollux Investasi Internasional yang fokus investasinya untuk pendapatan jangka panjang, misalnya membangun pusat belanja, hotel, dan resor.
Setelah itu, ia mendirikan PT Pollux Properti Indonesia yang fokus mengembangkan properti di Tanah Air.
“Jadi, Pollux Properti Indonesia ini sebagai developer, yang mayoritas proyeknya adalah pembangunan apartemen dan gedung perkantoran yang dijual ke masyarakat,” kata Nico, yang dipercaya sebagai Presiden Direktur Pollux Properties Group.
Nico adalah anak bungsu Po Sun Kok. Ia memiliki dua kakak.
Kakak pertama laki-laki bernama William Po, yang mengurus properti yang khusus investasi sendiri di bawah Noble House, dan ada portofolio lain yang akan dikembangkan.
“Jadi, dia difokuskan untuk mengembangkan Noble Property Group.”
Kakak kedua, perempuan bernama Dewi Po. Tugas utamanya di manufacturing, di bawah bendera Golden Flower Group.
“Yang ketiga, saya, yang mengembangkan Pollux Group. Kami punya tanggung jawab yang berbeda-beda,” Nico menegaskan.
Po Sun Kok pun mengaku tidak membeda-bedakan anak, semuanya dibesarkan lewat momongan-nya. Dan kini, katanya, mereka juga sudah punya tanggung jawab masing-masing.
Sebagai orang tua, Pak Po telah menanamkan nilai-nilai dalam keluarga (family values).
Menurutnya, ada delapan prinsip yang harus dipegang teguh keluarganya.
• Karena Harga Saham Melonjak Jadi Miliarder Baru RI, Siapa Nico Purnomo Po?
• Bukan Cuma Sekali, Vicky Nitinegoro Pernah Digrebek Polisi di Kamar Kos Jennifer Dunn, Ini Buktinya!
• Prabowo Jadi Menteri Pertahanan Jokowi, Ngabalin Anggap Prabowo Miliki Karier Militer yang Gemilang
8 Prinsip yang Dipegang Teguh Keluarga Pak Po (Po Sun Kok)
Dikutip dari swa.co.id, berikut 8 prinsip yang ditanamkan pada keluarga Pak Po (Po Sun Kok).
Pertama, Xiao yang artinya berbakti. Ia menerangkan, berbakti itu memang tugas anak-anak kepada orang tua.
Bila seseorang berbakti pada orang tua, berarti dia memiliki moral yang baik.
“Jadi, dalam bisnis, jika kita bertemu dengan orang yang lebih tua dari kita atau lebih muda, kita harus selalu hormat,” katanya.
Kedua, Ti, menghormati antarsaudara. Dalam suatu keluarga, jika akur, akan bisa berdiri kokoh dan kuat. Alangkah baiknya dalam suatu keluarga besar semua bisa kerjasama, bisa kumpul.
Meskipun pekerjaannya berbeda, bisa sama-sama mendukung.
“Itu yang saya ajarkan kepada anak-anak bahwa kami harus selalu mendukung, selalu mengalah, selalu memberi. Itu yang kami utamakan karena yang pertama membantu kami pasti saudara, baru teman-teman yang lain,” Po menuturkan.
Ketiga, Zhong, setia. “Kesetiaan dalam segala segi,” ujar Pak Po menandaskan.
Berteman juga yang setia, apalagi berkeluarga, setia pada istri, suami, dan keluarga.
“Keluarga itu buat saya adalah beban yang harus saya bawa dengan sempurna dan baik. Ketika kita setia pada semua orang, pasti orang lain juga akan setia pada kita. Setia itu dengan tulus, tidak dengan pura-pura.”
Keempat, Xin, kepercayaan. Baginya, orang hidup yang diutamakan adalah kepercayaan. Jika sudah dipercaya orang, itu modalnya 50% sudah ada. “Jadi, sejak kecil saya selalu menanamkan tanggung jawab.
Misalnya, mereka saya beri uang saku, selalu saya minta suatu tanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan kepada mereka itu. Sampai sekarang pun kalau anak-anak punya utang, dia harus tanggung jawab atas utangnya. Sejak kecil yang saya tanamkan adalah masalah keuangan.”
Kelima, Li, sopan santun. Pak Po menjelaskan, sopan santun untuk kita atau mungkin untuk orang lain adalah suatu ajaran apa yang boleh dan tidak boleh.
Jika bertemu dengan yang lebih besar, harus panggilnya apa, yang kecil apa.
Orang tua harus dibantu. Kepada yang lebih muda pun, harus sopan santun, dengan teman pun harus lebih sopan santun.
Karena, jika di sekolah ada guru, di kuliah ada dosen, di masyarakat ada siapa? “Jadi, teman itu adalah guru kita ketika di masyarakat. Jika kita sopan santun pada teman, tentu teman itu tidak akan berani sembarangan dengan kita.”
Keenam, Yi, semua upacara rohani dan upacara kemanusiaan.
Pak Po mengaku selalu pergi ke Masjid Sultan di Sambas. Kalau sore, ia ke sana untuk meditasi satu jam sampai tertidur.
Ia pun tak segan-segan ikut upacara keagamaan orang muslim. Ia juga selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk menghadiri semua upacara, upacara ketuhanan, rohani, apalagi kemanusiaan. Ketika ada yang ulang tahun, ia selalu mengingatkan keluarganya untuk hadir.
“Kalau tidak bisa hadir, kami kirim ucapan selamat. Hidup itu selalu berubah-ubah, macam-macam posisi, nasib. Saya selalu mengajarkan untuk meghargai semua dan menghadiri segala upacara,” kata Pak Po.
Ketujuh, Lian, jadi orang harus bersih. “Ketika mempunyai utang, saya harus bayar. Setelah bayar, tentu saya bersih. Tidak ada cacat di hati, apa pun bersih. Orang mengirim kelebihan, kita harus kembalikan, jangan memanipulasi. Orang dagang pasti cari untung, tapi untungnya itu harus untung yang bersih, untung yang benar,” katanya menegaskan.
Kedelapan, Chi, tahu malu. “Supaya kita tidak dipermalukan orang, perilaku kita harus bagaimana supaya tidak merasa malu. Misalnya, istri teman jangan kamu gauli, tahu malu,” Pak Po menegaskan lagi.
Menurutnya, delapan prinsip tersebut sangat baik untuk keluarga, perdagangan, dan sosial. “Ini wajib diterapkan,” kata Pak Po tandas.
Apalagi yang nomor dua, yakni menghargai saudara dan keluarga. “Kamu bisa mendapatkan dunia, kamu mendapatkan Roma yang begitu mewah tapi kehilangan family, apa gunanya. Hidup di dunia itu yang penting relasi, kamu bisa mendapatkan dunia seluruhnya, Roma di tanganmu, tapi kamu kehilangan keluarga yang memberimu kehangatan, perlindungan batin, tidak akan berarti apa-apa.”
Nico pun menegaskan, nilai-nilai tersebut harus dijalankan supaya menjadi pondasi yang kuat untuk bergerak di dunia usaha. “Ini values yang sangat penting dan menjadi prinsip dasar, dan kami selalu mencoba menerapkannya di level direksi, manajer, dan staf,” katanya.
Sebagai pebisnis, Nico menyadari perlu adanya terobosan baru agar bisa meraih sukses.
Melihat pasar Indonesia sekarang, yang 60 persennya adalah kelompok milenial (usia di bawah 30 tahun), maka terobosan yang dilakukannya adalah membuat produk yang sesuai dengan keinginan mereka: harganya tidak terlalu mahal (terjangkau), tetapi memiliki kualitas yang baik dan memberikan kenyamanan di dalam gaya hidup kaum muda saat ini.
Maka, dikembangkanlah proyek Meiserstadt di Batam, Chadstone di Cikarang, dan kini mula dibangun proyek sejenis di Karawang.
Dengan konsep tersebut, ia mengklaim, perusahaan yang dipimpinnya sukses dalam penjualan.
10 Proyek yang Dikembangkan oleh Nico Purnomo Po
Sampai sekarang, total proyek yang dia kembangkan: di Singapura ada 10 proyek di bawah Pollux Properties Singapore Ltd.
Adapun Pollux Investasi International memiliki enam proyek (Mal Paragon, Hotel Po, Louis Kienne Pemuda, Lous Kienne Pandanaran, Louis Kienne Simpang Lima, Central City Mall, dan saat ini pengembangan rumah sakit), dan Pollux Properti Indonesia punya tujuh proyek yang sudah hampir selesai. “Jadi, sekitar 23 proyek, dari 2005 sampai akhir 2019,” ujar Nico.
Dalam menjalankan bisnis, ayah dan kakak-kakaknya menjadi teman dalam mendiskusikan segala persoalan.
“Dari kecil kami dididik untuk selalu bersama-sama mendiskusikan segala hal tentang dunia usaha. Karena itu, selesai sekolah dan masuk ke dunia usaha, hal itu tidaklah asing bagi kami, dan kami sering bersinergi,” ungkapnya.
Sampai saat ini, menurut Nico, sinergi yang kuat menjadi salah satu fondasi dalam bisnisnya.
Artinya, harus saling bertukar pikiran, bersinergi dalam manajemen dengan baik supaya mendapatkan suatu strategi yang akurat.
“Kami cukup aktif komunikasi dan diskusi, baik informal dan formal bisa dilakukan, tidak perlu rapat direksi. Untuk sehari-hari, tukar pikiran itu penting. Bapak memastikan arahan keseluruhan dan kami mengeksekusi dengan baik,” katanya.
Selain itu, ibunya, Luciana Po yang menjabat Wakil Presiden Komisaris Pollux Properties Group, juga menjadi salah satu mentornya.
Nico bercerita, ibunya adalah seorang yang kuat dalam management skill dan eksekusi dalam operasional perusahaan.
”Beliau mempunyai banyak sekali pengalaman dalam mengelola sebuah perusahaan yang sukses. Ilmu manajemen beliau sangat baik untuk diterapkan di dalam perusahaan. Jadi, Bapak di dalam komite yang strategis dan risk, Ibu masuk dalam komite audit, operasional risk, dan manajemen,” Nico menjelaskan.