Ratusan Pekerja PT SAP di Muratara Di-PHK Massal, Manajemen Beralasan Perusahaan Defisit
Ratusan pekerja di perusahaan perkebunan sawit PT Surya Agro Persada (SAP) mengaku diberhentikan secara massal.

SRIPOKU.COM, MURATARA - Ratusan pekerja di perusahaan perkebunan sawit PT Surya Agro Persada (SAP) mengaku diberhentikan secara massal.
Pekerja yang dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut terdiri dari karyawan tetap dan buruh harian lepas.
Mereka mengadu kepada Pemkab Muratara karena pihak perusahaan memberhentikan secara sepihak tanpa ada sosialisasi.
Mereka mengadu didampingi Pengurus Unit Kerja Serikat - Pekerja Pertanian Perkebunan - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK-SPPP-SPSI).
Salah seorang pengurus PUK-SPPP-SPSI PT SAP, Sailan, menyebutkan ada 200 lebih pekerja yang diberhentikan oleh manajemen PT SAP.
Pemberhentian para pekerja tersebut memang terkesan sepihak karena tidak ada pemberitahuan atau sosialisasi sebelumnya.
"Terbaru ada 50 orang yang diberhentikan, sebelum-sebelumnya kalau ditotalkan ada sekitar 200 orang lebih," kata Sailan kepada Tribunsumsel.com, Senin (14/10/2019).
Sementara salah seorang pekerja yang diberhentikan, Piter Japar mengaku dirinya menerima surat pemberhentian melalui email.
"Saya diberhentikan melalui email, tapi saya belum tanda tangan surat itu," katanya.
Ia menyayangkan pihak perusahaan tidak melakukan sosialisasi atau pemberitahuan terlebih dahulu untuk memberhentikan pekerja.
"Ini jelas pemberhentian sepihak, tidak ada sosialisasi, harusnya kami diberitahukan dulu," katanya.
Ia mencurigai pemberhentian atasnya lantaran pihak perusahaan merasa tidak senang dengan dirinya karena ikut berserikat.
"Saya merasa pekerja produktif, tapi mengapa saya diberhentikan, apakah karena saya ikut berserikat," ujar pria yang menjabat Ketua Pengurus PUK-SPPP-SPSI PT SAP tersebut.
Menanggapi hal itu, HRD PT SAP, Bekti Sunarko menjelaskan, pemberhentian para pekerja di PT SAP atas dasar efisiensi anggaran.
"Kami tidak mengenal pekerja itu orang baik atau tidak, produktif atau tidak, yang jelas pemberhentian ini karena efisiensi saja," katanya.