Sempat Dicap Setingan, Misteri Wiranto Tak Berdarah Pasca Ditusuk Terungkap, Dokter Bongkar Hal Ini
Sempat Dicap Setingan, Misteri Wiranto Tak Berdarah Pasca Ditusuk Terungkap, Dokter Bongkar Hal Ini
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Refly Permana
Sempat Dicap Setingan, Misteri Wiranto Tak Berdarah Pasca Ditusuk Terungkap, Dokter Bongkar Hal Ini
SRIPOKU.COM - Aksi penusukan yang terjadi pada Wiranto hingga kini masih menjadi perbincangan luas.
Selain menyoroti motif penusukan yang dilakukan oleh pasangan suami istri, publik juga menanyakan mengapa perut Wiranto tak mengeluarkan darah saat ditusuk.
Karenanya tak sedikit yang lantas menilai penusukan Wiranto ini hanyalah sebuah settingan belaka.
Namun akhirnya misteri tentang perut Wiranto yang tak berdarah ini perlahan mulai terungkap.
Sebelumnya, Wiranto menjadi pembicaraan karena musibah penusukan yang terjadi di Pandeglang, Banten Kamis (10/10/2019) lalu.
Saat itu, ketika baru saja turun dari mobil, Wiranto mendadak diserang dua orang tak dikenal.
Wiranto langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan pertama sebelum diterbangkan ke Jakarta.

Kini, kedua pelaku penusukan Wiranto yakni Abu Rara dan FD pun juga telah diamankan pihak kepolisian.
Dari pemeriksaan, kedua pelaku ini diindentifikasi terpapar paham radikalisme ISIS.
Motif pelaku penusukan Wiranto ini pun masih menjadi misteri.
Namun, dilansir dari Wartakota, diduga penusukan yang terjadi oleh Wiranto ini bermotif karena dendam.
Teka-teki soal darah Wiranto pun perlahan juga mulai terkuak.
• Motif Penusukan Wiranto Terkuak, Diduga Dendam dan Jadi Sasaran Serangan Tebang Pilih ISIS
• Bak ABG Penampilan Muzdalifah Kini Berubah Drastis, Berani Pakai Jeans Terbuka, Tubuh Kurus Disoroti
• Kini Bahagia dengan Mayangsari, Diam-diam Bambang Trihatmodjo Harus Nafkahi Halimah Miliaran Rupiah
Hal tersebut dijelaskan langsung oleh dokter yang menangani Wiranto, Ali Ngabalin di acara Dua Sisi TV One.
Penjelasan tentang Wiranto yang tak berdarah pasca ditusuk ini mematahkan isu aksi ini adegan semata.
Atas kejadian ini media sosial memang dibanjari pemberitaan mengenai Wiranto.
Publik ramai sekali membahas soal penusukan terhadap Wiranto.
Namun menariknya, dari sekian banyak komentar atas penusukan Wiranto, sejumlah orang justru menilai bahwa aksi tersebut merupakan rekayasa.
Putri Amien Rais, Hanum Rais, satu diantaranya.
"Setingan agar dana dradikalisasi terus mengucur.
Dia caper. Krn tdk bakal dipakai lg
Play victim. mudah dibaca sbg plot
Diatas berbagai opini ygberedar terkait berita hits siang ini. Tdk byk yg benar2 serius menanggapi. Mgkn krn terlalu byk hoax-framing yg slama ini terjadi" kicau Hanum Rais.
Kini Hanum Rais dilaporkan oleh Relawan Jam'iyyah Jokowi-Maruf Amin ke Bareskrim Polri.
Hanum Rais dilaporkan karena dianggap telah menyebarkan berita bohong terkait peristiwa penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto pada Kamis (10/10/2019) melalui akun Twitter.
Koordinator Jam'iyyah Jokowi-Ma'ruf Amin, Rody Asyadi mengatakan, pihaknya melaporkan Hanum karena melihatnya sebagai figur publik, sehingga tidak boleh sembarangan dalam memberikan pernyataan.

Tenaga Ahli Deputi IV KSP Ali Mochtar Ngabali atau Ali Ngabalin memaparkan penjelasan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto terkait darah dan luka yang diderita oleh Wiranto.
Menurut Ali Ngabalin dari keterangan dokter, Wiranto menderita luka tusukan dengan kedalam sekitar 10 sentimeter.
"menurut keterangan pak Terawan (dokter RSPAD) dua tusukan, kedalamanya sekitar 10 cm, " kata Ali Ngabalin.
Menurut keterangan dokter, kata Ali Ngabalin, darah yang keluar dari tubuh Wiranto akibat luka tusuk itu memang tidak banyak.
"kalau dari luar darahnya memang tidak terlalu banyak , tetapi karena dalam dinding perut itu senjata tajam menembus usus kecil, diperkirakan darah yang tertampung itu sekitar 3 liter, jadi memang ada masa yang kita khawatirkan kemarin," kata Ali Ngabalin dikutip dari tayangaan Dua Sisi Tv One.
Dokter menjelaskan, lanjut Ali Ngabalin, luka sobek pada perut kiri Wiranto sepanjang 6 sentimeter.
"tersobek dari kiri ke kanan dua tusukan itu sekitar 6 centi jadi menembus perut sampai ke usus kecil menurut keterangan dokter," kata Ali Ngabalin.
Kepala Pusat Riset Kajian Terorisme Benny Mamoto juga menanggapi isu penusukan terhadap Wiranto hanya sebuah rekayasa.
Benny Mamoto meminta publik untuk tidak berkomentar terlalu dini.
• Pasca Insiden Penusukan Wiranto, Krisdayanti Singgung Soal Pengamanan, Akui 9 Tahun Pakai Pengawal
• Merinding, Kuyang Hantu Paling Seram dari Kalimantan Timur Terekam CCTV Teror Warga Samarinda
• Jadi Pelayan Warung Kopi, Artis Sinetron Ini Tolak Tawaran Syuting, Alasannya Bikin Haru
"dengan beredarnya berbagai komentar termasuk di medsos, kalau boleh terlalu dini ataupun dengan tujuan tertentu ini sebaiknya direm, " kata Benny Mamoto di Dua Sisi TV One.
"semua kasus terorisme akan digelar di pengadilan, disitulah akan ada pembuktian secara terbuka, ketika nanti hasil di pengadilan pembuktian bertolak belakang dengan yang ditulis, ada UU ITE, ini yang kami ingatkan," tambahnya.
Menurut Benny Mamoto, spekulasi bahwa kasus penyerangan terhadap Wiranto hanya rekayasa tidak bisa dibenarkan sebelum adanya pembuktian dari polisi.
"naaah, betul, berbagai macam kometar itu terlalu dini, jadi marilah kita tunggu, kita tunggu konferensi pers dari polri soal pengungkapan jaringan, ini perlu waktu, " kata Benny Mamoto.
Benny Mamoto menjelaskan bahwa serangan terorisme selalu saja ada pesan yang disampaikan.
" karena teror tujuannya adalah menimbulkan ketakutan, ada message yang dikirim, melihat sederhananya, begitu murahnya hanya sebuah pisau, tidak harus mati tapi dampaknya karena yang diserang adalah simbol, buktinya semua koran headline halaman pertama, jangan anggap teror itu harus bom, dampaknya yang diperlukan," jelas Benny Mamoto.
Benny Mamoto menyebut aksi yang dilakukan Abu Rara cukup cermat.
Pasalnya menurut Benny Mamoto melihat dari video dan foto yang beredar, pelaku sempat berinteraksi dengan petugas pengamanan Wiranto.
"dari foto yang beredar, tersangka sempat beriteraksi dengan petugas, itu menunjukan dia cukup cermat untuk masuk ke ring yang lebih dalam,
dia berkomunikasi dengan aparat supaya tidak curiga, bayangkan kalau dia diam matanya lihat kanan kiri aparat sudah langsung melihat dia," kata Benny Mamoto soal kasus penusukan Wiranto di Pandeglang, Banten.

Dilansir dari Wartakota, diduga penusukan yang terjadi oleh Wiranto ini bermotif karena dendam.
Pasalnya pemberantasan teroris yang gencar dilakukan pemerintah membuat Jenderal Purn Wiranto menjadi sasaran utama anggota ISIS.
Pemerhati terorisme Al Chaidar menyatakan, sejak tahun 2016 organisasi terlarang ISIS sudah membuat sebuah metode serangan baru bernama 'serangan amaliyah tebang pilih'.
Dengan metode ini, mereka tidak lagi melancarkan aksinya secara acak.
• Hanya Karena Oli, Dua Wong Sumsel Ini Terima Tiket Gratis Nonton MotoGP Jepang
• Pasal Lem, Dua Pengamen di Lubuklinggau Ini Ditangkap
• Istri Nyinyir Soal Penusukan Wiranto, Dandim Dicopot, Sapta Marga TNI Dibawa-bawa
Kini, mereka lebih memilih mentargetkan serangan kepada tokoh-tokoh tertentu yang dianggap sebagai musuh besar kelompok mereka.
"Namanya serangan tebang pilih artinya mengincar pejabat tertentu saja karena dianggap musuh Islam," kata Al Chaidar saat dihubungi, Kamis (10/10/2019).
Menanggapi kasus penusukan Wiranto, dirinya beranggapan kalau pernyataan-pernyataan keras Wiranto selama ini memicu kemarahan mereka.
"Bisa jadi pernyataan-pernyataan Wiranto dianggap menyakitkan perasaan mereka," lanjutnya.
Ia juga menduga motif penusukan Wiranto dipicu oleh dendam di dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sumatera Utara itu sendiri.
Pasalnya, SA atau Abu Rara sendiri merupakan teman dari pelaku teroris penyerang anggota Brimob Medan.
"Sehingga bisa jadi ada motif dendam juga di situ," kata Chaidar.