Kisah Getir Kehidupan Wiranto, 2 Anak dan 1 Cucu Meninggal, Kini Terima Kenyataan Ditusuk Abu Rara

Kisah Getir Kehidupan Wiranto, 2 Anak & 1 Cucu Meninggal, Kini Terima Kenyataan Ditusuk Abu Rara

Editor: Fadhila Rahma
kolase/TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma
Wiranto 

Hal tersebut baru dia ketahui saat bajunya memerah karena rembesan darah. 

Akhirnya saya berjalan ke puskesmas dengan berlumuran darah, yang jaraknya 500 meter dari TKP," kata dia.

Sementara Wiranto, Kata Dariyanto, saat itu sudah dievakuasi menggunakan mobil ke Klinik Menes Medika Center dan selanjutnya dibawa ke RS Berkah Pandeglang.

Hingga saat ini, Wiranto masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), Jakarta.

Wiranto dibawa menggunakan ambulans hitam dan masuk melalui pintu Medical Check Up (MCU).

3. Pelaku Takut, Stres, Tertekan

Suami Istri Pelaku Penusukan Menkopolhukam Wiranto

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengungkapkan bahwa penusuk Wiranto, merupakan anggota kelompok terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.

"Dari dua pelaku ini kami sudah bisa mengindentifikasi bahwa pelaku adalah dari kelompok JAD Bekasi," ujar Budi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Pelaku yakni SA, dulunya anggota JAD dari Kediri, Jawa Timur. Ia kemudian pindah ke Bogor.

Polri menyebut SA takut dan stres karena perekrutnya, Abu Zee, telah tertangkap polisi.

Dari hasil pengakuan SA kepada polisi, ditangkapnya Abu Zee yang merupakan amir atau ketua dari JAD menjadi alasan mengapa SA menusuk Wiranto.

Abu Zee ditangkap polisi pada 23 September 2019 lalu.

"Dalam pemeriksaan 2 hari ini oleh Densus 88, SA merasa takut, stres dan tertekan setelah mendengar ketuanya dia (Abu Zee) tertangkap," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).

Dedi menjelaskan, meski SA tidak terafiliasi dengan JAD Bekasi pimpinan Abu Zee tersebut, tetapi dia pernah satu kali berkomunikasi dengan Abu Zee melalui media sosial.

SA dan FA bahkan dinikahkan oleh Abu Zee sebelum kemudian mereka pergi dan bermukim di Kampung Menes, Pandeglang, Banten.

4. Cucu Meninggal Saat Wiranto Dampingi Jokowi di Singapura

Ilustrasi tenggelam

Pada 15 November 2018, cucu Menkopolhukam Jenderal (Purn) Wiranto, Achmad Daniyal Alfatih (1) menghadap Sang Khalik.

Achmad meninggal dunia karena terperosok di kolam ikan di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Achmad Daniyal Alfatih meninggal dalam usia 1 tahun 4 bulan.

Almarhum merupakan bungsu dari 7 bersaudara anak pasangan Abdi Setiawan dan Amalia Sianti atau Lia Wiranto.

Lia merupakan putri Wiranto.

Mendapat kabar duka, Wiranto yang berada di Singapura mendampingi Presiden Joko Widodo di KTT ke-33 ASIAN, memutuskan kembali ke Tanah Air untuk melayat sang cucu di rumah duka.

Jenazahnya dikebumikan di kompleks pemakaman keluarga, Kelurahan Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah, pada Jumat (16/11/2018).

Wiranto mengungkapkan keikhlasan keluarga melepas kepergian sang cucu.

"Ini tentunya mengejutkan sekaligus menyedihkan bagi keluarga. Tetapi keluarga menyadari rencana Allah lebih baik dari harapan manusia," kata Wiranto dalam sambutan di prosesi pemakaman.

"Manusia boleh berharap tetapi Tuhan pada akhirnya yang menentukan dan kita percaya keputusan Allah lebih baik dari harapan manusia," ujar Wiranto menambahkan dikutip dari TribunSolo.com.

5. Putra Wiranto Meninggal Saat Perdalam Islam

Putra Wiranto, almarhum Zainal Nur Rizki,

Zainal Nur Rizky, meninggal dunia di Johanesburg, Afrika Selatan, Rabu 29 Mei 2013.

Putra bungsu Jenderal (Purn) Wiranto, Menkopolhukam, meninggal di usia 23 tahun karena demam.

Tapi rupanya, Zainal tak sendiri terjangkit sakit demam itu.

Menurut Wiranto, satu pertiga teman-teman Rizky yang bersekolah di Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom Zakariyya, Johanesburg, Afrika Selatan, juga terkena demam yang sama.

Keluarga mengira sakit yang diderita Zainal adalah demam biasa.

Tapi, ternyata demam itu semakin parah, hingga Inal, sapaan Zainal, harus dirawat di rumah sakit.

Setelah dua hari di rawat di rumah sakit, Zainal menghembuskan nafas terakhir.

Istri Wiranto, Rugaiyah Usman atau biasa dipanggil Uga Wiranto, menuturkan Zainal adalah anak laki-laki yang baik.

Tetapi kadang-kadang bandel seperti layaknya anak laki-laki lain.

Namun, rupanya, selepas menamatkan SMA dia sangat tertarik di dunia dakwah dan melanjutkan kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM).

"Sambil kuliah di UGM, dia ikut (mirip) kakeknya, suka menyiarkan agama. Kakek Zainal juga seorang imam di kecamatan saya, jadi dia satu-satunya laki-laki yang diharapkan bisa menyiarkan agama," ujar Uga Wiranto dikutip dari Wikipedia.

Sebelum memilih bersekolah di Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom Zakariyya, Afrika Selatan, Zainal pernah memperdalam agama di India, Pakistan, dan Arab.

"Darul Uloom, itu adalah salah satu sekolah yang didirikan salah satu pengusaha kaya di sana, muridnya banyak dari seluruh dunia ada di sana," kata Uga Wiranto.

Kurang tiga bulan sebelum meninggal, tepatnya 13 Maret 2013, Zainal menikah dengan Salsabila, wanita berusia 15 tahun.

Salsabila juga salah satu murid dari Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom Zakariyya, di mana Zainal bersekolah di sana.

Ia putri seorang pilot asal Indonesia yang bekerja di maskapai internasional.

6. Anak Meninggal Saat Wiranto Bertugas di Timor Timur

Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto.

Menkopolhukam Jenderal (Purn) Wiranto mengungkapkan dirinya sudah beberapa kali bertugas di lokasi konflik, dengan kondisi terpisah dari anak dan istri.

Hal itu ia kisahkan saat menerima sejumlah anggota DPRD Papua dan Papua Barat di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).

Bahkan, Wiranto mengungkapkan dirinya tak berada di samping putrinya, Natarina Sofianti, yang meninggal di Malang ketika ia bertugas di Timor Timur, yang kini menjadi negara Timor Leste.

Putri Wiranto meninggal saat berusia 6 hari. Makamnya tepat berada di samping makam Achmad Daniyal Alfatih (1).

Kejadian itu terjadi pada Oktober tahun 1978 silam.

“Saat saya tugas di Timor Timur, saya tidak tahu anak saya meninggal dunia," katanya dikutip dari WartaKotaLive.com.

"Waktu itu almarhum terlambat dibawa ke rumah sakit, mobil dinas saya dibawa ke bengkel, di markas. Itu pengorbanan, kita tidak senang,” cerita Wiranto.(*)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Cobaan Wiranto dan Keluarga, Kehilangan 2 Anak, Cucu Meninggal, Kini Menkopolhukam Ditusuk, Kondisi, https://makassar.tribunnews.com/2019/10/12/cobaan-wiranto-dan-keluarga-kehilangan-2-anak-cucu-meninggal-kini-menkopolhukam-ditusuk-kondisi?page=all.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved