Aptelindo Gelar Pelatihan Fiber Optik
Mahasiswa Poltek Kantongi Sertifikasi Ahli
Perguruan tinggi, seperti halnya Politeknik Sriwijayadiminta untuk memberikan prioritas bagi mahasiswa semester akhir untuk mendapatkan sertifikasi
Penulis: muhammad husin | Editor: muhammad husin
LAPORAN WARTAWAN SRIPOKU.COM/MUHAMMAD HUSIN
SRIPOKU.COM. PALEMBANG --Perguruan tinggi, seperti halnya Politeknik Sriwijaya (Polsri) diminta untuk memberikan prioritas bagi mahasiswa semester akhir untuk mendapatkan sertifikasi ahli sesuai kebutuhan industri. Hal itu diperlukan karena dunia kerja saat ini tidak lagi menanyakan ijazah yang dikantongi lulusan perguruan tinggi, tetapi kompetensi lulusan yang dibuktikan dengan sertifikasi keahlian.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum Kadin Indonesia Eddy Ganefo usai menghadiri Pelatihan Sertifikasi Teknik Instalasi Fiber Optic (TIFO) di Kampus Politeknik Sriwijaya Bukit Besar Palembang, Senin(30/9). Pelatihan yang digelar tersebut bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Telekomunikasi Indonesia(Aptelindo).
“Lulusan Politeknik Sriwijaya sudah seharusnya diarahkan untukmendapatkan sertifikasi keahlian, sehingga begitu lulus kuliah, tenaganya langsung dibutuhkan dunia kerja. Terlebih Industri 4.0 membutuhkan tenaga ahli yang berkualitas,” katanya.
Eddy Ganefo memberikan apresiasi kepada pengurus Aptelindo yang dipimpin Ketua Umumnya Alex Kosasi yang merangkul Politeknik Sriwijaya, dalam pelatihan sertifikasi yang diikuti 180 orang peserta, diantaranya dosen, mahasiswa semester akhir, pelaku usaha dan pencari kerja.
“Saya ingatkan, dunia pendidikan dan dunia industri harus link and match,” katanya.
Sementara Ketua Umum Aptelindo Alex Kosasi didampingi Budi Caksono, Seketaris Umum Aptelindo mengatakan, teknisi instalasi fiber optik merupakan bidang profesi yang sedang berkembang dan harus dikembangkan karena hampir seluruh komunikasi internet menggunakan sistem komunikasi fiber optik. Di Indonesia jaringan fiber optik telah menghubungkan seluruh provinsi bahkan jaringan di perkantoran sudah bermigrasi ke sistem komunikasi.
“Dalam hal kecepatan sistem komunikasi, sangat menentukan perkembangan ekonomi. Fiber to the home merupakan slogan yang telah menjadi kenyataan di negara-negara maju, sehingga perlu diantisipasi perkembangannya,” katanya.
Dampak dari perkembangan itu, ungkap Alex Kosasi, membuat bidang keahlian teknisi instalasi fiber optik menjadi kegiatan bisnis semakin marak, melibatkan modal besar, dan banyak tenaga kerja yang dibutuhkan. Untuk itu pelatihan yang digelar 23 September-4 Oktober yang dibagi dua gelombang, peserta akan mempelajari dan memiliki pemahaman yang baik mengenai Teknologi Kabel Serat Optik (KSO), Penyambungan Kabel Serat Optik (KSO), Pengukuran Kabel Serat Optik (KSO), Instalasi dan Terminasi Kabel Serat Optik (KSO).
“Sertifikasi TIFO syarat utama untuk perusahaan atau tenaga kerja untuk mendapatkan proyek. Tanpa itu, maka tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan,” katanya.
Direktur Telkom Prima Cipta Certifia (PCC) Bandung Ir Syahruddin Podding MM mengatakan, dengan adanya pelatihan ini, maka mahasiswa atau tenaga ahli akan mengerti setiap persoalan yang dihadapi dan mampu memberikan solusi, serta berpikir kreatif untuk selalu berinovasi. (sin)