Mengungkap Misteri Tongkat Komando & Peci Miring Soekarno yang Dianggap Sakti, Ini Fakta Sebenarnya
Mengungkap Misteri Tongkat Komando & Peci Miring Soekarno yang Dianggap Sakti, Ini Fakta Sebenarnya
Penulis: fadhila rahma | Editor: Rizka Pratiwi Utami
"Tapi banyak yang beranggapan tongkat ini punya khasiat. Pemiliknya pasti berwibawa," timpal Achadi.
Soekarno berkata jika itu tak benar.
"Ah, itu bohong. Nggak benar itu. Kalau tidak percaya, boleh kamu pinjam pada waktu inspeksi transmigran..." kata Soekarno.
"Tidak, Pak. Tidak perlu" sahut Achadi.
Mendengar jawaban menterinya itu Soekarno melontarkan banyolan.
• Trik Soekarno saat Lupa Ukuran Bra Istrinya, Terungkap Sosok yang Temani hingga Meninggal Dunia
• Kisah Kartosoewirjo di Detik Kematian, Soekarno Pun Menangis Tandatangani SK Hukuman Matinya
• Gaya Hidup Mewah Jeje Soekarno Anak Donna Harun, Keturunan Presiden Pertama, Bak Konglomerat Muda!
"Kamu takut ya Di,.. Memang tidak pantas kamu pakai tongkat komando, karena tubuhmu kecil begini... Kan bisa seperti pelawak," celoteh Soekarno sambil tertawa.
Selain tongkat komando, ciri khas Soekarno yang lain adalah peci miring. Ternyata ada cerita di balik itu semua.

Kisahnya bermula saat Soekarno kecil kerap bermain di Ndalem Pojok. Desa Pojok, Kediri.
Melansir TribunJabar, di tempat itu juga ada pohon beringin yang sering dipanjat Soekarno saat bermain.
Apes, suatu hari ia terjatuh hingga jidatnya terluka.
Sebagai trik untuk menutupi lukanya itu, Soekarno kemudian memakai peci dengan posisi sedikit miring.
RM Soeharyono, keponakan RM Soemosewoyo, yang juga bapak angkat Bung Karno pun mengatakan Sukarno memang memiliki bekas luka.
Namun, cerita peci Soekarno tidak berhenti sebagai penutup luka semata.
Bung Karno bisa dibilang menjadi trendsetter peci pada masanya.
Ia pertama kali mempopulerkan peci pada tahun 1920-an saat berpidato di Kongres Jong Java Surabaya.