Awalnya Hanya Julukan, Tak Banyak yang Tahu Inilah Asal Usul Nama Habibie, Kini Harumkan Indonesia

Awalnya Hanya Julukan, Tak Banyak yang Tahu Inilah Asal Usul Nama Habibie, Kini Harumkan Indonesia

KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Awalnya Hanya Julukan, Tak Banyak yang Tahu Inilah Asal Usul Nama Habibie, Kini Harumkan Indonesia 

"Saat dia panggil Habibie, semuanya nengok, tapi Kapten bilang, yang dimaksud Habibie adalah saya," lanjutnya.

Perjalanan Rudy menjadi Habibie, juga tertuang dalam buku biografinya yang ditulis Ginas S Noer, Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner.

Dalam buku biografinya pula, tak hanya menjadi Habibie yang tertuang, namun cerita sedih tentangnya yang ditinggal meninggal sang ayah saat masih berusia remaja.

Bahkan demi mendapatkan ilmu yang tinggi, ibunda BJ Habibie harus dikirim ke Pulau Jawa dari Parepare demi melanjutkan studinya.

Pada saat itu, Rudy yang baru berusia 13 tahun mengaku sangat memahami pilihan ibunya untuk mengirimnya berlayar tiga hari tiga malam jauh dari keluarga.

"Saat itu ibu mengatakan, saya tidak mau melepasmu sendiri tapi saya harus melaksanakan agar kamu selalu nomor satu dan selalu menjadi panutan, kamu harus laksanakan tugasmu," papar Habibie dengan mata berkaca-kaca.

Namun, kelakuan ibundanya untuk mengirim BJ Habibie tersebut, tampak tak sia-sia.

Terbukti BJ Habibie lantas menjadi salah satu putra kebanggan RI.

Prestasi

Pada semasa hidupnya, Habibie juga pernah beberapa kali menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan saat masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Hal tersebut tidak terlepas dari keahliannya dalam bidang teknologi dirgantara dan Habibie memiliki gelar Prof Dr Ing yang disandangkan di bagian awal namanya.

Gelar tersebut ternyata menginspirasi banyak pihak, tidak terkecuali Hutomo Suryo Wasisto, ilmuwan diaspora Indonesia yang saat ini bermukim dan bekerja di Technische Universitat Braunschweig, Jerman.

Ito kecil bercita-cita dapat memiliki gelar seperti yang diperoleh Habibie, yakni Prof Dr Ing.

"Saya lihat di televisi dan koran, ingin ke Jerman dan punya gelar seperti BJ Habibie. Waktu itu mimpinya sudah tinggi sekali. Teman-teman bilang enggak usah mimpi tinggi-tinggi, susah, bahasa Inggris juga pas-pasan," ujar Ito, panggilan akrab Hutomo Suryo Wasisto, kepada Kompas.com, Jumat (23/8/2019) di Jakarta.

Saat duduk di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Purbalingga, Ito selalu berhasil menempati peringkat pertama di antara teman-teman seangkatannya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved