Berita OKU
“Kami Pengen Bahagia Seperti Teman Lainnya”, Kisah Dua Saudara di OKU yang Terkena Penyakit Aneh
“Kami Pengen Bahagia Seperti Teman Lainnya”, Kisah Dua Saudara di OKU yang Terkena Penyakit Aneh
Penulis: Leni Juwita | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Leni Juwita
Curhatan Nadia dan Pika “Kami Pengen Bahagia Seperti Teman Lainnya”
SRIPOKU.COM, BATURAJA - Curahan hati (curhat) dua saudara Nadia (19) dan Vika Laona (11), kepada bidan pendampingya membuat pendengarnya meneteskan air mata. Kisah pilu yang dituturkan gadis berusia 19 tahun dan 10 tahun ini sangat menyentuh perasaan.
Penyakit yang menggerogoti dua saudara kandung ini membuat Dea (panggilan akrab Nadia) dan adiknya harus kehilangan masa-masa terindahnya.
Tidak bisa bermain bersama teman-teman dimasa kanak-kanak, tidak bisa pergi ke sekolah, tidak bisa pergi ke pasar seperti taman sebayanya. Banyak moment bahagia yang terlepas.
“Wak Tatik, kami pengen ke kalangan, kami pengen bermain, kami pengen bahagia seperti teman-teman lainnya,” kata Dea sambil menangis.
Dea mengaku dirinya sangat ingin bisa menikmati indahnya bermain bersama-sama teman-temannya. Namun penyakit yang dideritanya sudah “memasungnya “ sehingga Dea dan Pika kehilangan banyak kesempatan yang semestinya bisa dinikmati seperti lazimnya remaja belasan tahun.
• Orang Tua Kaya, Ini 10 Anak Artis Terima Kado Mewah, dari Tas Merek Terkenal hingga Jet Pribadi
• Jadi Ibu Muda, Sikap Nia Ramadhani Diungkap Putrinya, Mikha Dipukul, Dikurung dan Dikunci di Toilet!
• Anak Ajaib Real Madrid Kesusahan Gara-gara Eden Hazard
Walupun usia sudah Dea sudah 19 tahun namun fisiknya mirip bocah berusia 10 tahun. Pertumbuhan fisik Dea dan Pika terhambat akibat penyakit yang dideritanya. Dea sering meratapi nasibnya yang berbeda dengan remaja seusianya,
“Ngapolah Tuhan ngenjuk kami penyakit dak sembuh-sembuh , capek aku lah 19 tahun hanya tegolek di tempat tiduk,” kata Dea seraya menambahkan dirinya ingin menikmati hidup seperti gadis-gadis lainnya yang bisa bermain sesuka hati, bisa belanja dan bergembira.
Sedangkan Dea dan Pika seharian hanya menghabiskan waktu berbaring ditempat tidur. Untuk makan , minum dan keperluan ke kamar mandi saja harus dibantu orang lain. Kakinya yang kecil dan lemah tidak mampu menopang tubuhnya untuk beranjak dari tempat tidur sehinga kemana-mana harus dibopong.
Menurut Tatik (bidan pendamping Dea) sejak umur 7 bulan Dea mengalami kulit melepuh dan kemerah-merahan.
• Meriahkan Hari Pelanggan Nasional 2019, PLN Gelar Lomba Masak Nasgor dengan Kompor Induksi
• Kabut Makin Menebal, Kualitas Udara Palembang Mulai tak Sehat, Jarak Pandang Hanya 300 Meter
• Intip Jas Seragam Anggota DPRD Kota Palembang 2019-2024 Total Anggarannya Mencapai Rp 196 Juta
Kemudian dibawah ke RSMH Palembnag dirawat sealam 15 hari dirawat Sal Kulit dan kelamin. Bidan Tatik memastikan penyakit yang diderta Dea bukan TBC kulit.
“Kalau TB kulit saya tidak yakin dia akan tetap bertahan sampai usia 19 tahun,” kata bidan Tatik seraya menambahkan tim medis terus melkaukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyakit yang diderita Dea dan Pika.
Pihaknya selaku bidan pendamping masih terus berupaya membantu untuk kesembuhan Dea dan Vika.
Selain bantuan medis kata bidan Tatik, keluarga yang belum beruntung ini sangat membutuhkan dukungan moril, diambang keputus asaan ini, orang tua Dea dan Vika harus terus dimotivasi.