AS Berjanji Akan Tarik 5.000 Tentara dan Tutup 5 Pangkalan Militernya dari Tanah Afganistan
AS Berjanji Akan Tarik 5.000 Tentara dan Tutup 5 Pangkalan Militernya dari Tanah Afganistan
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Welly Hadinata
AS Berjanji Akan Tarik 5.000 Tentara dan Tutup 5 Pangkalan Militernya dari Tanah Afganistan
SRIPOKU.COM - Jika tercapai kesepakatan damai dengan Taliban, Amerika Serikat berjanji akan menarik hampir 5.000 tentaranya dari Afaganistan, serta menutup lima pangkalan militernya di Negara itu dalam waktu 135 Hari.
Adapn hal tersebut dimuat dalam rancangan perjanjian perdamaian AS yang telah disepakati dengan Taliban, seperti disampaikan kepala perunding AS Zalmay Khalilzad, Senin (2/9/2019).

Melansir dari laman berita Kompas.com, "Kesepakatan itu dicapai setelah negosiasi selama berbulan-bulan dengan perwakilan dari pergerakan pemberontak. Tetapi rancangan itu masih harus menunggu persetujuan Presiden AS Donald Trump, sebelum dapat ditandatangani kedua belah pihak," ujar Khalilzad dalam wawancara dengan Tolo News, dikutip Reuters.
"Namun pada prinsipnya, kita sudah sampai di sana (kesepakatan)," tambahnya.
Meski Ada Kesepakatan Damai dengan Taliban Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, menurut juru bicara, juga telah diberi pengarahan tentang rancangan perjanjian tersebut dan akan melihat secara lebih rinci kesepakatan itu sebelum memberikan pendapat.
Sementara Taliban, pada gilirannya, berkomitmen untuk tidak membiarkan Afghanistan digunakan oleh kelompok militan untuk merencanakan serangan terhadap Amerika Serikat maupun sekutunya.
• Lionel Messi Taruh Harapan Besar pada Dua Pemain Muda Barcelona
• Uang USD 35 Ribu Hasil OTT KPK di Muaraenim Diketahui Diduga dari Seorang Pengusaha di Palembang
• Resign dari Raffi Ahmad, Hidup Merry Berubah Drastis, Rela Kerja Keras sampai Minta Tolong Presiden!
• Cuma Masalah Sepele, di Depan Putrinya Ruben Onsu Marahi Betrand Peto, Thalia Sampai Terbata-bata
Kesepakatan damai itu juga memuat ketentuan untuk apa yang disebut pembicaraan "antar-Afghanistan" demi tercapainya penyelesaian politik yang lebih luas dan mengakhiri pertempuran antara kelompok Taliban dengan pemerintah Afghanistan di Kabul.
Akan tetapi rincian negosiasi di masa depan masih belum jelas, dengan Taliban yang hingga saat ini masih menolak untuk berurusan langsung dengan pemerintah Afghanistan, yang dianggap sebagai rezim boneka yang tidak sah.
"Ghani akan bertemu dengan Khalilzad dan bakal mempelajari dan menilai rincian dari rancangan perjanjian itu," kata juru bicara kepresidenan Afghanistan, Sediq Sediqqi, kepada wartawan, Senin (2/9/2019).
"Tetapi bagi kami, perdamaian yang berarti atau jalan menuju perdamaian yang bermakna adalah akhir dari kekerasan dan negosiasi langsung dengan Taliban," tambahnya.

Banyak pejabat Afghanistan yang tidak senang dengan dikeluarkannya pemerintah dari perundingan damai antara AS dengan Taliban.
Ada ketidak pastian tentang apakah Presiden Ghani telah diberikan salinan perjanjian tersebut, atau hanya sekadar ditunjukkan.
Khalilzad, yang telah melakukan sembilan kali pertemuan dan pembicaraan dengan perwakilan Taliban, dijadwalkan untuk bertemu dengan sejumlah pemimpin Afghanistan di Kabul minggu ini untuk membangun konsensus sebelum kesepakatan damai ditandatangani.
Pembicaraan perdamaian AS dengan Taliban berlangsung dengan tindak kekerasan yang terus terjadi di Afghanistan.