Kisah Pratu Suparlan, Anggota Kopassus yang Rela Pertahankan NKRI Tumpas 83 Pengacau Seorang Diri
Kisah Pratu Suparlan, Anggota Kopassus yang Rela Pertahankan NKRI Tumpas 83 Pengacau Seorang Diri
Penulis: fadhila rahma | Editor: Rizka Pratiwi Utami
Menyadari hal ini, Komandan Tim segera memerintahkan pasukan untuk meloloskan diri ke satu-satunya peluang, yakni ke celah bukit.
Namun, hanya sedikit waktu yang tersisa bagi pasukan kecil ini.
Pratu Suparlan menyatakan pada komandannya untuk terus maju, sementara dia sendiri memilih untuk mengadang musuh.
Di sinilah jiwa seorang patriot terbukti.
Pratu Suparlan membuang senjatanya, lalu mengambil senapan mesin milik rekannya yang gugur.
Tanpa gentar sedikit pun, dia menerjang ke arah pasukan Fretilin.
Hamburan peluru senapan mesin musuh yang mengoyak tubuh, namun Pratu Suparlan membalasnya dengan rentetan peluru, hingga amunisi habis.
Meski bersimbah darah, prajurit Kopassus ini tetap tegar bagai banteng ketaton.
Bukannya roboh seperti harapan musuh, Pratu Suparlan justru menghunus pisau Komandonya.
Dia lalu berlari mengejar Fretilin ke tengah semak belukar. Dia merobohkan enam orang.
Tak terhitung jumlah peluru yang telah menancap di tubuhnya.
Seragam loreng yang dikenakan Pratu Suparlan berubah warna menjadi merah, akibat darah yang mengucur deras dari luka-lukanya.
Namun, dia tak menyerah, meski pasukan musuh menjadikannya bulan-bulanan peluru.
Tibalah Pratu Suparlan pada ambang kesanggupannya.
Dia terduduk dan tak lagi mampu menggenggam pisau komandonya.