News Video Sripo
Kisah Kelam Dibalik Kehidupan Anak Tukang Badut di Palembang, Rela Jalan Kaki Demi Temani Sang Ayah
Kisah Kelam Dibalik Kehidupan Anak Tukang Badut di Palembang, Rela Jalan Kaki Demi Temani Sang Ayah
Penulis: Rahmad Zilhakim | Editor: Rahmad Zilhakim
Kisah Kelam Dibalik Kehidupan Anak Tukang Badut di Palembang, Rela Jalan Kaki Demi Temani Sang Ayah
SRIPOKU.COM,PALEMBANG - Ulan begitulah nama yang di berikan oleh orangtuanya sejak ia lahir.
Ulan yang masih duduk di kelas 1 sekolah dasar ini hampir setiap hari menemani sang ayah berkeliling mengamen menjadi badut jalanan.
Ulan mengaku dirinya tidak merasa malu dan lelah membantu ayahnya yang berprofesi sebagai badut jalanan.
''Iya tidak malu, senang bisa bantu bapak, uangnya juga untuk sekolah,''ujar Ulan,Kamis (23/08/2019) malam.
Ulan merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara ini ternyata mempunyai cita-cita tinggi menjadi seorang dokter lantaran ingin membahagiakan keluarganya.
Sementara Antok (37), orangtua Ulan yang berprofesi menjadi Badut mengaku tidak mempunyai pilihan untuk mencukupi biaya hidup.
Sehingga ia terpaksa mengamen dengan menggunakan kostum badut.
• Melawan Saat Disergap Jual Motor Curian, Pria di Palembang Ini Tewas Ditembak Jatranras Polda Sumsel
= = =
Antok yang tinggal dikawasan Tangga Buntung ini mengatakan sudah 2 tahun menjalani profesi tersebut.
"Kerja jadi badut sudah 2 tahun, cuman kadang jadi kuli bangunan, apa ajalah kerjaan yang penting bisa jadi uang,"ujar Antok yang di temui dikawasan Jl. Jaksa Agung R. Soeprapto Ilir Barat I, Kota Palembang.
Hampir setiap hari Antok berkeliling untuk mengamen mulai dari jam 7-9 malam dari kawasan Kambang Iwak dan berjalan menuju ke arah SMAN 10 Palembang.
Mengajak anak yang masih kecil bukanlah pilihan menurutnya.
• Cintanya Sulit Menetap di Satu Hati, Inilah 5 Zodiak Sering Gonta Ganti Pasangan
Antok mengaku terpaksa dikarenakan saat mengamen di rumah makan sang anak bisa membantu untuk meminta sumbangan lantaran kostum badut yang cukup besar.
Lanjut Antok ia mengatakan sering mengajak anaknya secara bergantian agar tidak terlalu lelah.
• 300 Anak PAUD dari 14 Kecamatan di Musirawas Ikuti Lomba Mewarnai

"Kadang gantian anak yang pertama kadang yang kedua, kalau anak ketiga dan yang bungsu masih bayi,"kata Antok dengan wajah yang bercucur keringat.