Mengenal Syarofal Anam, Budaya Yang di Bawa Ulama Palembang dari Arab
demi melestarikan kebudayaan Palembang, mereka pelajari syair sambil solawat kepada Nabi Muhammad SAW yang kemudian dikenal dengan sebutan Syarofal An
Penulis: Yandi Triansyah | Editor: Budi Darmawan
Laporan Wartawan Sripoku.com, Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Usianya boleh masih belia, namun puluhan anak anak dari 3 Ilir Palembang ini kemampuannya dalam melantunkan Syarofal Anam patut diacungi jempol.
Tidak banyak anak usia muda bisa melantunkan syair Syarofal Anam. Namun demi melestarikan kebudayaan Palembang, mereka pelajari syair sambil solawat kepada Nabi Muhammad SAW yang kemudian dikenal dengan sebutan Syarofal Anam.
Sambil memainkan alat musik terbangan, bersautan saling balas syair berisikan solawatan. Sesekali anggotanya melakukan gerakan seperti tari (rodat).
Ternyata budaya yang dimainkan saat peringatan maulid nabi atau acara khitanan atau peringatan hari besar Islam ini ternyata dibawa oleh ulama asal Palembang yakni dari arab Syekh Abdus Somad Al Palembani pada abad ke 18.
Syarofal Anam adalah salah satu kesenian yang digunakan masyarakat dalam menyambut Tamu Agung, seperti Gubernur dan Bupati atau sebagai pengiring pengantin dan atau untuk menyambut rombongan turun dari haji.
Dengan menggunakan alat seperti Rebana atau dalam bahasa sumatera Terbangan, yang terbuat dari kulit sapi, yang ditabuh oleh beberapa orang dan salah satu orang nya ada yang menari ataupun pencak silat.
• Jadi Mesin Perang dan Tameng Peluru Bagi Presiden, Begini Cara Menjadi Paspampres, Berat Tapi Keren!
• Pengendara Sepeda Motor Ini Tewas Terkapar di Jalan Talang Betutu Palembang, Ini Identitas Korban
Salah satu pembina Syarofal Anam, di Palembang, Lukman mengatakan , pihaknya melibatkan anak anak supaya generasi muda bisa meneruskan kebudayaan Palembang.
"Ada 15 anak yang kami bina usianya dari 7 tahun sampai 15 tahun," kata Lukman, Selasa (20/8) saat mengikuti lomba syarofal Anam yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kota Palembang di Cafe De Burry Museum SMB II Palembang.
Menurut dia, anak anak selain mengikuti lomba juga main dihajatan khitanan, maulid dan lainnya.
"Acara acara besar agama Islam kita sering manggung," kata dia.
Lukman mengatakan , sudah setahun terakhir anak anak belajar menghafal lirik hingga cara memainkan terbangan.
Sementara itu, salah juri Syarofal anam, Ustadz Kms H Andi Syarifuddin S Ag mengatakan, Syarofal Anam di bawa dari Arab ke Palembang oleh ulama Palembang pada abad ke 18.
Kemudian Syarofal Anam dikenalkan kemudian menjadi budaya Palembang.
Menurut dia, Syarofal Anam adalah puji pujian untuk Nabi Muhammad SAW yang dikombinasikan melalui lirik sajak dan tarian.
• Pertamini Mulai Menjamur di Wilayah Sumsel, Begini Tanggapan Komite Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas