Berita Pagaralam
Mecky Selalu Cium Danil Putranya Berulang Kali Sebelum Ajal Menjemput, Korban Tertimbun Longsor
Sepanjang pagi sebelum berangkat menambang Mecky, suaminya tersebut selalu mendekap anaknya Muhammad Danil Alfahrul yang baru berusia satu tahun.
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Tarso
Laporan wartawan sripoku.com, Wawan Septiawan
SRIPOKU.COM, PAGARALAM - Suasana sedih masih sangat terlihat di kediaman Mecky (27) salah satu korban meninggal akibat tertimbun longsor saat sedang menambang batu di Talang Sekuad Kota Pagaralam pada Selasa (13/8/2019) kemarin.
Bahkan mendengar cerita dari Lili Puspitasari (25) istri korban Mecky bahwa suaminya memang sebelum berangkat menambang batu dihari itu menunjukan tingkah yang tidak biasa.
Pasalnya hampir sepanjang pagi sebelum berangkat menambang suaminya tersebut selalu mendekap anaknya Muhammad Danil Alfahrul yang baru berusia satu tahun.
"Memang sejak pagi itu dia selalu mendekap anak kami Danil," ujar Lili saat ditemui sripoku.com Kamis (15/8/2019) di kediamannya.
Bahkan keduanya terlihat tidak ingin dipisahkan. Pasalnya Danil anak pertamanya tersebut juga tidak mau diambil oleh siapa saja dan hanya ingin digendong ayahnya.
"Suami saya seolah-olah tak mau berpisah dengan anaknya," ungkapnya.
Tidak hanya itu, menurut Lili pagi itu suaminya juga selalu mencium anaknya berulang kali.
"Diciumnya terus sampai sebelum dia pergi menambang batu," katanya.
Setelah puas mencium dan mendekap anaknya Danil, korban Mecky juga pamit dengan Istrinya.
"Sebelum berangkat dia sempat pamit dengan saya untuk pergi kelokasi tambang," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Namun meskipun sudah pamit bersama pamannya Edi (40) yang juga meninggal akibat terimbun longsor dan Mirlan ayah Mecky yang saat ini masih terbaling di rumah sakit. Mecky tetap menatap istri dan anaknya.
"Meskipun sudah pamit suami saya masih terus menatap saya dan anak saya. Itulah tatapan terakhirnya dengan saya dan anak kami," katanya.
Namun hal aneh lainnya memang sudah tampak pada malam sebelum kejadian. Mecky sempat bertanya kepada Lili sitrinya dengan pertanyaan tak wajar.
• Akhirnya Sriwijaya FC Datangkan Pemain Sepaket Asal Makassar, Zulkifli Syukur dan Hendra Ridwan
• AKBP Andes Purwanti Jabat Waka Polrestabes Palembang, AKBP Prasetyo Jadi Kapolresta Balerang
• Anak tak Masuk SMA Negeri di Palembang, Warga Payaraman OI Tertipu Rp 17 Juta dan Melapor ke Polisi
“Malam sebelum kejadian, Mecky terus menerus bertanya dengan saya. Kalau saya pergi, apakah saya akan menikah lagi. Itu pertanyaannya kepada saya," ceritanya.
Siang hari selepas azan zuhur Lili mendapat informasi mengejutkan yang menyebutkan, bahwa ayah mertua, suami dan pamannya tertimpa longsor di Talang Sakuat.
"Saat mendengar kabar itu saya menangis. Danil juga nangis terus," ujarnya.
Tidak lama setelah itu dikabarkan bahwa Mecky dan Edi meninggal dunia. Serta Mirlan terluka berat dan dilarikan ke rumah sakit daerah Besemah.
"Mendengar kabar itu saya syok. Namun saya berusaha tegar. Sore harinya sekitar pukul 16.00 WIB jazad Suami saya dan Edi dimakamkan," ungkapnya.
Lili sendiri sudah ikhlas dengan kepergian suaminya. Dirinya yakin, bahwa kepergian suami jihad. Pasalnya saat pergi kelokasi penambangan suaminya itu berniat untuk menghidupi dia dan anaknya.
“Insya Allah suami saya syahid karena meninggal saat sedang mencari nafkah untuk saya dan anak kami,” ujarnya.
Cerita lainnya juga didapat dari keluar Edi (40) korban meninggal lainnya.
Menurut cerita H Sahini ayah Edi yang sering disapa De'e.
"De'e itu anak saya yang nomor enam. Dia itu orangnya sangat polos," ujar Sihani.
Menurut Sahini, aktivitas penggalian batu, yang dilakukan anaknnya tersebut bukanlah pekerjaan utamanya.
Anaknya tersebut bekerja sebagai petani sayur. Namun karena sedang musim kemarau aktivitas menanam sayur berhenti.
"Sebagai selingan saja dia ikut menambang. Karena memang untuk kebutuhan hidup sehari-hari sambil menunggu kembali musim hujan dan kembali menanam sayur," katanya.
Sebelum kepergian anaknya Sihani tidak merasakan firasat apapun. Bahkan menurut Tri Istri Edi hari itu sikap suaminya biasa saja. Yang pasti Sihani yakin, anaknya itu pergi saat berjuang, yakni supaya bisa anak dan istrinya bertahan hidup.
"Kalau niatnya hanya Allah SWT, insya Allah anak saya sahid," tegas Sihani.(one)