21 Tahun tak Ada Kabar, TKW Asal Cianjur Diduga Menjadi Korban Penyiksaan di Riyad, Arab Saudi
21 Tahun Tak Ada Kabar, TKW Asal Cianjur Diduga Menjadi Korban Penyiksaan di Riyad, Arab Saudi
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Fadhila Rahma
21 Tahun Tak Ada Kabar, TKW Asal Cianjur Diduga Menjadi Korban Penyiksaan di Riyad, Arab Saudi
SRIPOKU.COM - Hilang kontak selama 21 tahun, seorang TWA asal Cianjur, Jawa Barat di duga menjadi korban kekerasan majikannya di Riyad, Arab Saudi.
TKW tersebut adalah Alis Juariah seorang wanita berumur 46 tahun.
Pihak keluarga tengah berupaya untuk memulangkannya Alis Juariah dengan meminta bantuan pemerintah melalui instansi dan lembaga terkait, namun belum membuahkan hasil.
Mengutip dari laman berita Kompas.com, Sang adik, Dikdik (39), menuturkan, keluarga sempat hilang kontak dengan Alis selama 21 tahun.
Menurut keterangan dikdik, Alis berangkat ke Arab Saudi sejak 1998.
“Sejak pergi 21 tahun lalu itu sampai sekarang tidak pulang-pulang. Keluarga bahkan sempat mengikhlaskannya jika memang sudah meninggal dunia. Namun empat tahun lalu datang surat yang mengabarkan bahwa kakak saya ternyata masih hidup, namun nasibnya tidak beruntung,” tutur Dikdik saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Kampung Muhara, RT 001/010, Desa/Kecamatan Haurwangi, Cianjur, Senin (12/08/2019).

Dikdik mengaku selama puluhan tahun di Riyadh, Alis sempat mengirimkan surat tiga kali kepadanya .
Surat yang dikirim oleh Alis menceritakan soal perlakukan majikan dan keinginannya untuk pulang.
“Kakak saya tidak diperbolehkan keluar rumah, kalau majikan dan keluarganya pergi keluar, kakak saya dikunci di kamar mandi sampai majikan pulang.”
“Kakak saya bisa kirim surat juga sembunyi-sembunyi, suratnya dititipin ke sopir majikannya,” ucapnya.
Bahkan di surat yang terakhir, disebutkan Didik, kakaknya itu memohon agar segera bisa dipulangkan karena sudah tidak tahan dengan perlakuan sang majikan.
“Tolongin dik, tolongin teteh, teteh sudah tidak kuat, teteh disiksa, tangan teteh ditusuk sampai 20 jahitan," kata Dikdik menirukan isi surat sang kakak.
• Dibalik Foto Legendaris Band Rock The Beatles Berusia 50 Tahun, Ternyata Tersimpan Rahasia Besar!
• TV Online SCTV Link Live Streaming Timnas U18 vs Laos U18 Piala AFF 2019, Prediksi dan Daftar Pemain
• MotoGP 2019: Andrea Dovizioso Berhentikan Dominasi Marc Marquez di Sirkuit Red Bull Ring
• Viral Gigi Tukang Jagal di Cengkareng Copot 5 Setelah Ditendang Sapi Kurban Sampai tak Sadarkan Diri
Berbekal surat dari sang kakak tersebut, Dikdik pun mendatangi instansi terkait di Jakarta untuk meminta bantuan proses pemulangan saudari kandungnya itu.
Meski keluarga sempat dihubungkan dengan pihak KBRI di Arab Saudi, namun upayanya untuk bisa memulangkan Alis tidak membuahkan hasil.
“Saya sudah bolak-balik ke Jakarta, pinjam sana sini bahkan jual yang ada untuk biaya agar kakak saya bisa segera dipulangkan, tapi belum ada hasilnya sampai sekarang,” ucapnya.
Sementara anak semata wayang Alis Juariah, Selpi Lusniawati (27), mengaku selama 21 tahun ditinggal ibunya, ia hanya dua kali menerima surat dan kiriman uang.
“Setelah dua tahun bekerja itu ibu ternyata tidak pulang sampai sekarang, tak ada kabar sama sekali. Saya waktu itu masih kecil belum mengerti seperti sekarang, saya pikir ibu memang sedang bekerja saja di sana, ternyata kondisinya seperti ini,” tuturnya.
Berbagai cara ia dan pamannya lakukan saat ini agar bisa memulangkan sang ibu, termasuk meminta bantuan kepada Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Pembaharuan sebagai lembaga advokasi pekerja migran Indonesia.
Ketua DPC Astakira Pembaharuan Cianjur, Najib Ali Hildan mengatakan, setelah dimintai bantuan, pihaknya langsung bergerak untuk mengumpulkan informasi terkait PMI Alis Juariah dan melacak keberadaannya.
“Alhamdulilah kita dapati nomor telepon majikannya. Saya coba telepon langsung dan minta untuk bicara langsung dengan Alis Juariah, namun dia mengaku katanya sedang ada di luar negeri, kita akan terus hubungi dia,” katanya.
Najib menegaskan, asosiasi akan berjuang keras agar bisa membantu memulangkan PMI Alis Juariah termasuk memperjuangkan hak-haknya yang diduga tidak didapatkan.
"Kita akan terus dorong intansi-instansi terkait agar Alis Jauriah secepatnya dipulangkan ke tanah air. Ini negara harus hadir karena ada warganya yang tidak bisa pulang selama 21 tahun dan diduga telah menjadi korban penganiayaan,” tandasnya.