Ternyata Sudah 257 Hektar lahan Terbakar di Sumsel Berikut Ini Titik Lokasinya

Ternyata Sudah 257,9 Hektar lahan terbakar di Sumsel Berikut Ini Titik Lokasinya

Penulis: Rahmaliyah | Editor: Hendra Kusuma
TRIBUN SUMSEL.COM/ARIWIBOWO
Petugas BPBD PALI bersama GBS memadamkan lahan yang terbakar, salah satu lawan terbakar di Sumsel. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Ternyata Sudah 257 Hektar lahan Terbakar di Sumsel Berikut Ini Titik Lokasinya.

Kondisi inilah yang membuat Sumsel siaga agar bisa mencegah jumlah lawan terbakar di Sumsel.

Tidak heran jika Provinsi Sumatera Selatan menjadi satu dari tujuh Provinsi di Indonesia yang kerap dilanda Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Terhitung, sejak ditetapkan status siaga Bencana Asap Karhutla di Sumsel tahun 2019, sudah ada 257 Hektar lahan yang terbakar.

Dengan rincian, Kabupaten Ogan Ilir 121,15 Hektar, Kabupaten Banyuasin 6 Hektar, Kabupaten Pali 57,75 hektar, Kota Lubuk Linggau 0,5 Hektar, Kabupaten Musi Banyuasin 4 Hektar, dan Kabupaten OKI 68,5 Hektar.

Gubernur Sumsel, Herman Deru menjelaskan, karhutla yang kerap terjadi selalu akar masalahnya ada pada lahan-lahan yang selama ini tidak produktif dan tak bertuan sehingga Pemprov Sumsel secara tegas akan menginstruksikan kepala daerah di masing-masing Kabupaten/Kota yang menjadi langganan Karhutla seperti Ogan Ilir untuk menindak lanjutinya secara serius.

"Saya minta besok Asisten 1 dan Danrem datangi Bupatinya dan bahkan panggil camatnya untuk tahu itu tanah siapa, kita akan produktifkan apalagi Sumsel punya program Serasi 200.000 hektar. Kebanyakan yang terbakar ini lahan yang tidak produktif, sementara yang berpenghuni tidak terbakar. Saya juga heran sejak saya kecil persoalan ini selalu terus menerus terjadi," jelasnya, Senin (5/8/2019)

Namun terlepas dari itu semua, hal lain yang juga harus menjadi prioritas saat ini adalah upaya pencegahan sedini mungkin. Karena ia menilai upaya pencegahan dengan mengkoordinasikan ke semua lapisan stakeholder dan masyarakat lebih tepat.

"Saya juga sekarang mempersiapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020, didalamnya bukan hanya terkait pendanaan pemadaman Karhutla tapi dianggarkan juga pembiayaan untuk pencengahan Karhutla," jelasnya

Sementara itu, Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah mengungkapkan, memang sejak sepekan terakhir, kebakaran lahan terdeteksi terjadi di Sumsel. Hal itu dikarenakan banyak faktor baik alam ataupun ulah manusia. Apalagi saat ini sudah masuk musim kemarau, sehingga sangat rentan terjadi karhutla.

Adapun kendala yang ditemukan dalam upaya memadamkan kebakaran lahan di Sumsel. Yakni kebakaran cukup luas dan tersebar di lokasi yang sulit terjangkau oleh tim darat. Kemudian didukung pula oleh kondisi cuaca yang panas dan tiupan angin yang cukup kencang membuat api semakin membesar.

“Yang paling menjadi kendala pemadaman di lapangan yakni terbatasnya sumber air,” ujarnya.

Di lapangan, kata Iriansyah, pihaknya masih kerap menemukan adanya kebiasaan masyarakat membakar lahan, juga masih banyak lahan yang belum jelas status kepemilikannya, sehingga membuat lahan tersebut rawan terjadi kebakaran.

Untuk memaksimalkan upaya pemadaman karhutla di Sumsel, pihaknya berharap banyaknya bantuan berbagai pihak. Diantaranya, perlunya peralatan dan teknologi pemantauan secara real time, dukungan peralatan drone untuk kepentingan patroli dan memantau kondisi di lapangan.

Selain itu juga perlunya mengoptimalkan lahan tidak produktif, melakukan teknologi perkebunan pertanian dan teknologi cuaca agar lahan yang tidak produktif menjadi lahan produktif.

“Harapan kami agar dana desa bisa dialokasikan untuk pencegahan dan penanggulangan karhutla di desa rawan karhutla,” tutupnya.(cr26)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved