informasi Haji 2019
Doakan Istri dan Anak Agar Bisa Berhaji
BISA pergi haji ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah di Arab Saudi, tentu menjadi keinginan setiap umat Islam.
Penulis: Husin | Editor: muhammad husin

Laporan Wartawan Sripoku.com/Muhammad Husin
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --Bisa pergi haji ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah di Arab Saudi, tentu menjadi keinginan setiap umat Islam.
Namun, bagi seorang yang profesinya pemgambil sampah dari rumah-rumah warga dan di Kecamatan, seperti Pairun Manut (57) yang hanya berpenghasilan Rp 850.000/bulan, sepertinya keinginan itu sangat mustahil, bahkan khayalan belaka. Terlebih, ia harus memberikan nafkah istrinya, Erlinawati (51) dan keempat anaknya.
"Sepertinya mustahil dan berada di awang-awang," begitu kata Pairun, Selasa (23/7). Namun takdir berkata lain, warga Kelurahan Gunung Gajah Kecamatan Lahat ini, nyatanya berangkat haji seorang diri tanpa istri dan anaknya. Hari ini, Rabu (24/7) diterbangkan menuju Jedddah dan Mekkah, Arab Saudi. Lantas, bagaimana ceritanya, kok bisa berangkat haji?
Cerita tukang sampah naik haji ini, sudah pernah dirilis sripo edisi terbitan 10 Juli 2019 dalam bentuk feature halaman 13 di lembar "Lematang-Besemah", selain itu juga diberitakan di sripoku.com, yang ditonton ribuan netizen. Bahkan ratusan netizen mengaku haru dan kagum dengan apa yang dialami Pairun. Para netizen juga mendoakan agar Pairun Manut meraih haji mabrur, dan tidak lupa dengan profesinya.
Pimpinan Majelis Asmaul Husna H Kemas Muhammad AlI S.Kom didampingi pengurus lainnya, Resti Pratiwi Putri dan pembaca sripo, H Awaluddin mengaku simpati dan ikut bahagia apa yang dirasakan Pairun.
Makanya, bersamaan dengan kedatangan 263 jemaah haji asal Kabupaten Lahat di Embarkasi Haji Palembang, Ust Kemas Muhammali Ali dan Resti Pratiwi Putri langsung bersilatutahmi dengan Pairun, setelah difasilitasi Tim Media Center Haji (MCH) Embarkasi Palembang. Ust Kemas Muhammad Ali pun bertemu. Padahal, keduanya tidak saling kenal.
"Saya tidak kenal dengan Pak Pairun, dan beliau juga tidak kenal kami. Tapi kami haru dan ikut bangga kepada Pak Pairun, setelah membaca kisah Pak Pairun di harian Sriwijaya Post. Makanya, saya hadir dan bertemu Pak Pairun bersama pengurus majelis, ingin merasakan kebahagian itu, sekaligus berdoa agar menjadi haji mabrur," katanya.
Sebagai bentuk dukungan dan motivasi ibadah, ungkap Ust Kemas Muhammad Ali, jemaah Majelis Zikir Asmaul Husna memberikan bekal tambahan uang saku selama di Mekkah dan Madinah sebesar Rp 5 juta.
"Manfaatkan ini, doakan semoga semua orang-orang seperti Pak Pairun juga bisa pergi haji," katanya.
Sementara pembaca Sripo atas nama H Awaluddin, tidak sempat hadir. Namun ia menitipkan uang saku untuk Pairun sebesar Rp 1 juta.
Tentu saja, saat menerima uang tersebut, Pairut terasa haru dan menangis. Ia bahkan beberapa kali mengucakan terima kasih. "Terima kasih, sungguh saya tak menyangka, Ternyata, Allah begitu sayang," kata Pairun.
Pairun Manut, adalah seorang pemungut sampah di kelurahan yang ditugaskan pihak kecamatan. Kesehariannya, bergelut dengan kototan dan bau. Dan pekerjaan ini dilakukan dengan ikhlas dan senang hati, kendati gaji yang diterima sangat kecil. Pairun bisa berangkat naik haji bermula saat ia sedang memungut sampah keliling kelurahan sekitar tahun 2011 yang lalu.
Tiba tiba, ceritanya, saat memungut sampah, ia dihampiri seorang pria dan mengajak ngobrol seputaran sampah di Lahat, dan bertanya bagaimana agar sampah di Lahat bisa di atasi sehingga kota bersih dan mendapat Piala Adipura.
Pairun yang awalnya tidak begitu mengenal pria itu, dengan santai berbicara apa adanya. Diujung pembicaraan, pria ini bertanya, apakah dirinya mau berangkat haji. "Sangat tidak mungkin dan jauh dari bayangan," kata Pairun, saat diwawancarai sripo, Selasa (23/7).