Salah Kaprah Dengan Angin Duduk Atau Masuk Angin, Benarkah Kerokan Solusinya? Ternyata Gangguan Ini
Sebagian orang menyebut penyakit angin duduk sebagai masuk angin. Angin duduk pun mempunyai reputasi menyeramkan, karena datangnya yang tiba-tiba.
SRIPOKU.COM-- Bagi sebagian masyarakat Indonesia mungkin sudah tidak asing lagi dengan salah satu penyakit yang disebut angin duduk.
Sebagian orang menyebut penyakit angin duduk sebagai masuk angin.
Angin duduk pun mempunyai reputasi menyeramkan, karena datangnya yang tiba-tiba.
Tak sedikit penderitanya pun berakhir meninggal dunia.
• Teh Hijau Bisa Bikin Panjang Umur, Berikut Manfaat Teh Hijau
• 7 Kesalahan Dan Perilaku Saat Mandi Yang Menyebabkan Kerusakan Kulit
• Cara Agar Memiliki Anak Yang Jujur, Orangtua Perlu Lakukan Hal Ini
Angin duduk memang memiliki gejala mirip masuk angin biasa, tak heran, gejalanya sering disepelekan.
Padahal angin duduk bukan masuk angin, melainkan tanda gangguan pada jantung.

Dr. Santoso Karo Karo MPH, Sp. Jp, Pakar jantung dari Perkumpulan Dokter Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) menjelaskan bahwa angin duduk ini sebetulnya salah kaprah dan harus diluruskan.
Yang terjadi sebenarnya adalah penyempitan pembuluh darah di jantung.
“Gejalanya memang menyerupai masuk angin. Dalam dunia medis, gejala ini disebut angina pectoris. Jadi, angina pectoris bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyempitan pembuluh darah di jantung,” ucap Dr. Santoso.
• 7 Tanda Autisme Pada Anak, Bisa Terlihat Sejak Berumur 2 Tahun
• Hilangkan Ketergantungan Dengan Gadget, Berikut Cara Menciptakan Momen Menyenangkan Bersama Anak
• 13 Penyakit Kanker Yang Paling Banyak Diderita, Lengkap Dengan Tingkat Kelangsungan Hidup
Karena anggapan salah itu, masih banyak orang yang mendapat penanganan tak benar, salah satunya kerokan.
“Karena dianggap masuk angin, lalu penanganannya dikerok, dioles minyak hangat, dan minum jamu tolak angin. Padahal masalah sebenarnya ada di pembuluh jantung,” kata Dr. Santoso.
Jadi, sambung Dr. Santoso, angina pectoris tak akan sembuh kalau dikerok atau diberi jamu.
Solusi satu-satunya hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi.
Sebetulnya angina pectoris memiliki gejala khas, yakni rasa sakit hebat di dada.
Area dada seperti ditekan dan diremas. Rasa sakit bisa menjalar ke leher dan lengan.
Rasa sakit juga bisa menjalar ke ulu hati.
• Dikira Baik, 5 Hal Yang Sering Kita Lakukan Pada Rambut Ini Justru Berbahaya
• JANGAN PERCAYA Dengan 5 Mitos Tentang Dehidrasi Tubuh Ini, Tak Hanya Mencakup Air
• Menguap Tak Hanya Karena Kelelahan Dan Ngantuk, Bisa Jadi Disebabkan Beberapa Penyakit Ini
Bisa juga disertai dengan sesak napas dan keringat dingin.
Lebih spesifik, ada juga yang mengalami kembung seperti masuk angin atau maag.
Pada kasus angina pectoris, waktu adalah hal yang sangat berharga.
Jika terjadi serangan angina pectoris, si penderita punya waktu 30 menit hingga 2 jam untuk diberi pertolongan sebelum otot jantungnya mulai rusak dan nyawanya sulit ditolong.
“Jika mengalami atau menemui orang yang memiliki gejela tersebut, segera periksakan ke dokter atau rumah sakit. Jika dibiarkan, risiko kematian semakin besar,” imbuh Dr. Santoso. (*)
• 8 Cara Sederhana Memulihkan Gigi Berlubang Dan Mencegah Kerusakan Gigi
• 5 Fitur WhatsApp Ini Kehadirannya Dinanti Pada 2019
• 5 Ciri Anak Dengan IQ Tinggi Yang Menunjukkan Kecerdasannya, Salah Satunya Daya Ingat
Artikel ini telah tayang di situs grid.id dengan judul:
Salah Kaprah! Angin Duduk Tanda Gangguan pada Jantung, Bolekah Dikerok?