Imbas Harga Cabai Tinggi, Pembeli Sepi Hingga Banyak Cabai Pedagang Membusuk
adanya lonjakan harga mencapai Rp 90- 100 ribu tersebut membuat banyak lapak pedagang cabai menjadi sepi pembeli hingga beberapa diantaranya dagangan
Penulis: Rahmaliyah | Editor: Budi Darmawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Para pedagang cabai eceran di pasar tradisional Kota Palembang mengaku kenaikan harga cabai saat ini bukan menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi mereka.
Pasalnya, dengan adanya lonjakan harga mencapai Rp 90- 100 ribu tersebut membuat banyak lapak pedagang cabai menjadi sepi pembeli hingga beberapa diantaranya dagangan cabai mereka harus dibiarkan membusuk.
"Jadi kalau harga naik bukannya kami untung tapi malah buntung. Satu sepi pembeli, kedua dagangan kami terkadang ada yang busuk jika tak laku," ujar Aini, salah seorang pedagang cabai di pasar Plaju, Jumat (12/7/2019)
Aini mengatakan, dirinya tak bisa menyimpan cabai terlalu lama sebab akan mengakibatkan kondisi tak lagi segar."Paling cuma tahan satu dua hari saja, setelahnya sudah tak bagus. Pembeli pun sungkan kalau barangnya seperti itu. Makanya, dengan kondisi sekarang kami kurangi stok atau kalau beli di pasar Induk ya secukupnya," jelasnya.
Bukan hanya pedagang, Para ibu rumah tangga semakin mengeluhkan harga cabai yang tak kunjung turun sejak beberapa pekan terakhir. Akibatnya, konsumen pun terpaksa harus berpuasa untuk makan atau membuat masakan dengan bahan dasar cabai
"Kalaupun harus terpaksa beli, saya paling sekitar satu ons saja. Itupun diirit-irit untuk masak. Di pasar dekat rumah se ons cabai Rp 9 ribu, artinya satu kilo Rp 90 ribu. Padahal, biasanya paling mahal satu onsnya Rp 5 ribuan," jelas Wiwik, warga Lorong Lama, Plaju.
Sementara itu, Menanggapi kenaikan harga cabai, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Sumsel, Yustianus, menjelaskan, bahwa mahalnya harga cabai diprediksi tidak akan mengalami penurunan dalam waktu dekat. Ini disebabkan oleh sebagian besar daerah penghasil cabai belum memasuki musim panen.
“Masa panen cabai ini di bulan Agustus, bisa diprediksi harga cabai ini tetap tinggi sampai bulan itu,” kata Yustianus.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat inflasi pada Juni 2019 sebesar 0,55 persen. Penyumbang inflasi di Sumsel ini dipengaruhi oleh bahan kebutuhan pangan, seperti cabai merah dan daging ayam ras.
“Cabai merah dan daging ayam ras memang masih mempengaruhi terjadinya inflasi,” ujar Kepala BPS Provinsi Sumsel, Endang Tri Wahyuningsih.(cr26)