Wong Palembang Ramai-ramai Hadiri Pemakaman Prof Natabaya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata
Wong Palembang Ramai-ramai Hadiri Pemakaman Prof Natabaya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
Wong Palembang Ramai-ramai Hadiri Pemakaman Prof Natabaya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Masyarakat Sumsel dan Civitas akademika FH Unsri berduka atas meninggalnya mantan Hakim Konstitusi Prof H Ahmad Syarifuddin Natabaya pada usia 77 tahun.
Prof H Ahmad Syarifuddin Natabaya yang juga Guru besar Fakultas Hukum Unsri meninggal setelah dirawat di RS Dharmais Jakarta, Rabu (10/7/2019) pukul 20.00.
Almarhum Prof H Ahmad Syarifuddin Natabaya diberangkatkan dari rumah duka ba'da Zuhur dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Kamis (11/7/2019).
Prof H Ahmad Syarifuddin Natabaya kelahiran 3 Maret 1942 di Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan Hakim Konstitusi periode pertama pada 2003-2008.
Sebelum bergabung dengan MK, Prof H Ahmad Syarifuddin Natabaya merupakan pengajar Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Palembang.
Di kampus itu, Prof H Ahmad Syarifuddin Natabaya menempuh pendidikan sarjana hukum yang diselesaikan pada 1967.
Pada 1980, Prof H Ahmad Syarifuddin Natabaya menuntaskan pendidikan master di Indiana University School of Law Blumington, Amerika Serikat. Dia juga pernah mengikuti pelatihan di Academy for Educational Development, Washington, AS, pada 1993.
• Pemilihan Rektor Unsri: 12 Juli 5 Kandidat Paparkan Visi Misi, Siapa Calon Kuat?
• UNSRI BUKA Ujian Saringan, 22 Juni-15 Juli dan Cek Laman Berikut Ini untuk Mendaftar, BURUAN
• Dibuka Hingga 17 Juli 2019, Politeknik Unsri Siapkan 600 Kuota Dijalur UMM
Selain mengajar, Natabaya juga pernah mencicipi profesi sebagai birokrat. Sepanjang 1996-2000, dia menjabat Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN).
Dengan rekam jejak itu, Presiden Megawati Soekarnoputri menunjuk Natabaya sebagai hakim konstitusi dari lembaga pengusul pemerintah.
Dekan Fakultas Hukum Unsri, DR Febrian MS ketika dihubungi mengaku tengah dalam perjalanan melayat ke rumah duka.
"Ini mau melayat. Yo ini barusan nyampe bandara. Bertemu dengan Pak Mukti Sulaiman (Ketua IKA FH Unsri), rasonyo banyak barusan lewat tadi ada Ketua IKA Unsri (Agung Firman Sampurna)," kata Febrian.
Menurut Febrian, Prof Natabaya salah satu kader terbaik dari Fakultas Hukum Unsri. Beliau mendapatkan Bintang Maha Putra artinya beliau dianggap sosok yang memiliki jasa terhadap negara sehingga ini merupakan kebanggaan kita semua khususnya bagi FH Unsri karena beliau lahir dan dibesarkan dari FH Unsri.
"Pernah menduduki jabatan Dekan FH Unsri. Oleh karena itu rasa kehilangan ini tentu bukan hanya milik Fakultas Hukum Unsri, rakyat Indonesia tentu merasa kehilangan dan Alhamdulillah kita bisa mendapatkan baik segi ilmu maupun apa-apa yang telah dilakukan beliau. Kami mengucapkan semoga beliau khusnul khotimah. Keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan menghadapi cobaan," kata Febrian.
Mantan Ketua DPC Peradi Palembang H Hariyanto SH MH FCBArb selaku mantan mahasiswanya mengaku memiliki kesan terhadap almarhum
"Prof Natabaya guru saya dosen saya kebetulan waktu zaman saya kuliah, beliau Ketua Jurusan Perdata tahun 1986. Mau berhubungan skrikpsi harus persetujuan beliau. Dan beliau dosen hukum internasional. Saya termasuk orang yang kagum dengan beliau. Karena secara keilmuan beliau sangat dalam menguasai disiplin ilmu hukum. Bukan hanya hukum internasional, tetapi perdata secara keseluruhan. Kemudian teori hukum beliau sangat menguasai dan dalam pemahamannya. Oleh karena itu beliau salah satu dosen yang sangat saya kagumi," beber Hariyanto.
Bahwa kemudian beliau menjadi Guru Besar. Setelah itu menjadi Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN). Hariyanto merasa tidak heran karena melihat Natabaya memang orang yang cerdas.
"Terakhir karier beliau menjadi hakim MK. Kita semua kagum dan merasa kehilangan betul. Saya mendapat informasi (beliau meninggal) itu semalam. Jadi Pak Natabaya termasuk dosen yang luar biasa, cerdas dan termasuk ditakuti oleh mahasiswa karena kecerdasannya. Gayanya agak unik. Kalau kita tidak siap mental, susah berhadapan dengan beliau. Harus siap menguasai apa yang kira-kira yang akan diujikan. Dia memang menguji mental mahasiswa. Jago kalau hal demikian," kata Hariyanto.
Ketua Ombudsman RI Prof Amzulian Rifai yang juga mantan Dekan Fakultas hukum Unsri menyampaikan Fakultas hukum Unsri khususnya dan dunia hukum pada umumnya kehilangan seorang sosok besar.
"Beliau seorang akademisi yang luar biasa sekaigus pernah menjadi birokrat dan hakim Mahkamah Konstitusi. Semoga generasi muda, terutama para akademisi, dapat mengikuti jejak beliau sebagai seorang akademisi yang disegani dan birokrat yang dipanuti. Kami sangat kehilangan semoga almarhumah husnul khotimah," kata Amzulian.