Kabar Miring Soal Imunisasi Bikin Para Orangtua Takut, Ini 3 Informasi Soal Imunisasi Terbukti Salah
Kebanyakan info soal imuniasi yang salah dan menjadi hoaks tadi bersumber dari pendapat perorangan di dalam dan luar negeri.
SRIPOKU.COM –- Saat anak dalam bayi dan balita, biasanya kita sebagai orangtua disarankan untuk memberikannya imunisasi.
Tapi, banyak kabar miring soal imunisasi yang membuat kita sebagai orang tua takut dan ragu.
Padahal, informasi soal imunisasi tersebut bisa jadi tak benar alias hoax (hoaks).
Kebanyakan info soal imuniasi yang salah dan menjadi hoaks tadi bersumber dari pendapat perorangan di dalam dan luar negeri.
Pendapat-pendapat tersebut berupa asumsi yang dikemukakan sebelum tahun 2000-an, yang sangat berbeda dengan hasil penelitian ilmiah terbaru tahun 2002-2019.

• Rumah Selalu Wangi Dan Segar Dengan Menggunakan 5 Jenis Ramuan Berikut
• Manfaat Tersembunyi dari Bawang Hitam Yang Luar Biasa, Mulai Dari Atasi Kolesterol Hingga Kanker
• Kisruh Karena Masalah Ini, Para Atlet, Manajer, Pelatih dan Official Protes ke KONI Kota Tasikmalaya
Nah, untuk lebih jelasnya berikut 3 informasi soal imunisasi yang sudah terbukti tidak benar.
1. Vaksin MMR dan Thimerosal mengakibatkan autisme.
Dalam dokumen yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia bersama Nestle tahun 2019, para ahli menyimpulkan bahwa autisme dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan.
Jadi, bukan karena imunisasi yang kita lakukan, ya.
2. Demam, bengkak, dan nyeri setelah imunisasi itu berbahaya.
Setelah imunisasi kadang-kadang terjadi demam, kemerahan, dan sedikit bengkak di sekitar tempat suntikan.
Ini adalah reaksi yang wajar dan tidak berbahaya.
• Tak Hanya Haus Dan Sering Buang Air Kecil, Berikut 5 Gejala Diabetes Yang Harus Diwaspadai
• Ini Dia 4 Antivirus Yang Bisa Lindungi Ponsel Android Anda
• Agar si Kecil Berperilaku Baik, Begini Cara Mudah Dan Tepat Mengajarkan Sopan Santun Pada Anak
Sebab hal ini akan hilang dalam beberapa hari.
Asal tahu saja, demam setelah imunisasi tidak berhubungan dengan kualitas vaksin atau kualitas perlindungannya.
3. Bayi yang sedang sakit ringan tak boleh diimunisasi.
