Ani Yudhoyono Meninggal
Selain Ani Yudhoyono, 4 Tokoh Meninggal di Bulan Ramadhan, Nomor 3 Pejuang Angkatan 45 dari Sumsel
Selain Ani Yudhoyono, 4 Tokoh Meninggal di Bulan Ramadhan, Nomor 3 Pejuang Angkatan 45 dari Sumsel
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: pairat
Selain Ani Yudhoyono, 4 Tokoh Meninggal di Bulan Ramadhan, Nomor 3 Pejuang Angkatan 45 dari Sumsel
SRIPOKU.COM-Ibu negara ke-6 Ani Yudhoyono meninggal 1 Juni atau 27 Ramadan 1440 H di National University Hospital Singapura. Selain Ibu Ani ada 3 tokoh berpengaruh lainnya yang berpulang lebih dulu di bulan Suci ini dan meninggalkan kedukaan mendalam bagi Indonesia.
Adapun ketiga tokoh lainnya yang meninggal di bulan Ramadhan, yakni Ustad Arifin Ilham, Prof KH Tholchah Hasan, menteri agama di era Gus Dur, Tokoh berpengaruh asal Muba yang penerima Bintang Jasa Pejuang angkatan 45 Yusman Haris, dan 1 Juni kemarin ibu Ani Yudhoyono yang berpulang usai berjuang melawan kanker Leukimia yang ia derita.
Seperti diketahui, Ibu Ani Yudhoyono yang berpulang pada 25 Ramadhan 1440 H ini, merupakan istri dari SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 RI. Perjuangan ibu Ani mendampingi sang suami terutama selama menjadi Presiden RI selama 10 tahun patut diacungi jempol.
Untuk lebih jelas tentang ke-4 tokoh-tokoh terkenal dan memiliki jasa dengan negara RI yang meninggal di Bulan Ramadhan ini, bisa kita simak berikut ini sesuai dengan urusan tanggal kejadian dan berpulangnya ke-4 berpengaruh ini.
1. Ustad Arifin Ilham
Ustad Arifin Ilham, meninggal pada 22 Mei 2019 atau 17 Ramadan 1440 H, di rumah sakit Pulau Pinang, Malaysia. Ustad Arifin Ilham meninggal setelah cukup lama dirawat di rumah sakit karena menderita kanker getah bening.
Kepulangan Ustad Arifin Ilham tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga besarnya, tetapi juga bagi umat muslim dan jemaahnya.
Arifin memiliki pengaruh besar bagi perkembangan Islam di Era saat ini, dia merupakan pelopor dengan mengajak jamaahnya berzikir, sehingga kemudian mendirikan Pondok Pesantren Az Zikra.
Seperti diketahui, Majelis Az-Zikra pertama kali ia perkenalkan pada 1997 di Depok, Jawa Barat dengan nama Majelis Zikir Az-Zikra.
Dilansir dari situs Az-Zikra, Ustad Arifin Ilham selalu mengajak umat Islam berzikir dan menyejukkan hati. Maka itu, zikir yang dia ajarkan begitu ringkas dan mudah diikuti.
Yang menarik, dia slelau menerjemahkan bacaan dari zikir yang dibawakan kepada jamaah yang mengikuti.
Dia pun menjelaskan dalam berbagai kesempatan Zikir bukan sekadar zikir lisan, tapi sampai ke hati karena sifatnya mengoreksi diri. Inilah yang membuat setiap hadirin tersentuh dan menangis karenanya.
Setelah banyak jamaahnya yang mengikuti cara-cara berzikir Ustaz Arifin Ilham, akhirnya pada 7 Juni 2009, majelis zikir bulanan Az-Zikra secara resmi dipindahkan ke kawasan perumahan Bukit Az-Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Hijrah majelis zikir ini didorong semangat berjihad untuk melakukan dakwah secara komprehensif, terukur, dan terencana. Sentra kegiatan dakwah ini juga diharapkan lebih efektif dengan rampungnya Masjid Az-Zikra, yang merupakan ikon bagi umat Islam di Bogor.
Cita-cita Ustaz Arifin Ilham mendirikan Az-Zikra adalah untuk membangun masyarakat Muslim Indonesia yang memiliki pribadi berzikir yang membawa kedamaian dan keselamatan dunia akhirat.
Ustadz yang akan berusia genap 50 tahun pada 8 Juni tersebut diketahui mengidap kanker getah bening sejak akhir 2018. Ia berulang kali menjalani perawatan di Malaysia. Allah memanggilnya di bulan Ramadhan 1440 H, bulan yang mulia.
2. Prof KH Tholchah Hasan
Prof KH Tholchah Hasan, dia merupakan sosok berpengaruh dan tokoh terkenal. Prof KH Tholchah Hasan merupakan menteri agama di era Gus Dur (1999-2001).
Ia meninggal pada 28 Mei atau pada 23 Ramadan 1440 H.
Prof KH Tholchah Hasan merupakan, ulama besar yang tinggal di Singosari Kabupaten Malang ini meninggal dalam usia 81 tahun.
Seperti Ustad Arifin Ilham Prof KH Tholchah Hasan pun meninggal setelah menjalani perawatan Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Sebagai pejuang dan orang banyak berjasa dalam perkembangan Islam dan kemajuan Indonesia, Allah memanggilnya di bulan Puasa atau Bulan Ramadhan yang mulia ini.
"Bapak meninggal dunia, setelah menderita penyakit metabolik dan kanker pencernaan. Penyakit metabolik sudah lama diderita, dan dalam dua minggu terakhir kondisi kesehatannya terus menurun," ujar Hardardi Airlangga, yang merupakan anak menantu KH. Tolchah Hasan.
3. Dr Drs Yusman Haris
KABAR duka datang dari Bumi Serasan Sekate. Salah satu putra terbaik dari Muba, Dr dr Yusman Haris menghembuskan nafas terakhir, Rabu (29/05) sekira pukul 15.00 WIB, di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang. Yusman tidak hanya tokoh di Muba semata tetapi orang berpengaruh di Sumsel.
Pemikiran-pemikirannya yang sangat berguna untuk kemajuan Sumsel secara umum dan Muba secara khusus.
Selain itu, status Yusman Haris yang juga pejuang angkatan 45 dan menerima penghargaan bintang jasa.
Almarhum disalatkan di Masjid At-Taqwa Desa Lumpatan II dan dikebumikan di pemakaman keluarga Dusun IV Desa Lumpatan II, Kecamatan Sekayu, Kamis (30/05) sekitar pukul 11.00 WIB.
Yusman Haris lahir di Sekayu pada tanggal 17 Maret 1929, meninggal di usia 90 tahun. Pekerjaan semasa hidupnya menjadi PNS Pemda Muba tahun 1968–1970, PNS Pemprov Sumsel 1971–1976, Anggota DPRD Sumsel 1977–1987 (3 periode), dan Ketua Adat Kabupaten Muba.
Selain itu ia telah mendapat Penghargaan Tanda Jasa Pejuang Angkatan 45.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, kami mengucapkan belasungkawa, semoga amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya,” ujar Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin melalui Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Muba H Ibnu Sa’ad, seusai ikut menyalatkan almarhum.
Ibnu mengatakan bahwa, almarhum sudah banyak berbuat ataupun jasa untuk negara Indonesia, khususnya Kabupaten Muba.“Untuk itu sudah sepatutnya seluruh lapisan masyarakat Muba mengucapkan terima kasih serta mengirimkan doa,” ujarnya.
Sementara itu, mantan Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang turut hadir dari salat hingga pemakaman, memohonkan maaf jika almarhum semasa hidup banyak salah dan khilaf.“Manusia hidup tidak lepas dari salah dan khilaf baik disengaja ataupun tidak disengaja, untuk itu kami mohon dimaafkan,” kata Alex yang juga mantan Bupati Muba.
Fahrurozi Syarkowi mewakili keluarga besar Yusman Haris pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas pengorbanan dan perhatian dari berbagai pihak, sejak dari sakit almarhum hingga menghembuskan nafas terakhir memenuhi panggilan Allah SWT.
“Kami atas nama keluarga selain berucap terima kasih mohon diikhlaskan jika ada salah hingga utang beliau. Insya Allah kita menjadi saksi atas torehan tinta emas yang beliau ukir semasa hidupnya,” tutur Fahrurozi.
Bupati Muba dalam sambutannya mengatakan DR Drs H Yusman Haris merupakan putra terbaik Sumatera Selatan yang berasal dari Kabupaten Muba.
Ia menuturkan Almarhum yang telah mendapatkan Penghargaan Tanda Jasa Pejuang Angkatan 45 yang merupakan bukti bahwa beliau adalah pejuang yang tak pernah lelah semasa hidupnya, dari berjuang melawan penjajah, memperjuangkan daerah asal ketingkat nasional, hingga sampai akhir hayatnya memperjuangkan umat dengan mensyi’arkan agama ke tiap-tiap masjid.
“Kami selaku ahli musibah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah menemani, merawat, dan memberikan perhatian disaat beliau sakit, hingga mengantarkan beliau ke tempat peristirahatan terakhirnya,” ucap Dodi.
4.Ani Yudhoyono
Ani Yudhoyono meninggal pada 1 Juni atau 27 Ramadan 1440 H di National University Hospital Singapura.
Ani Yudhoyono telah menjalani perawatan penyakit kanker darah yang dideritanya sejak Februari lalu.
Meninggalnya mantan ibu negara ini mengejutkan rakyat Indonesia.
Inilah ke-4 tokoh dan figur penting yang berpengaruh bagi bangsa Indoesia dan daerah masing-masing. Mereka berpulang di bulan yang mulai bulan Ramadhan 1440 H. Semoga khusnul khotimah amiiin.
